Rudal Balistik Antarbenua Korea Utara Melesat 10 Kali Lebih Tinggi dari Stasiun Luar Angkasa Internasional

Oleh Ivan Pentchoukov

Rudal balistik yang ditembakkan oleh Korea Utara pada Rabu dini hari waktu Pyongyang, melesat 10 kali lebih tinggi daripada milik Stasiun Luar Angkasa Internasional dan menggandakan ketinggian satelit orbit rendah tertinggi. Demikian laporan NBC News mengutip militer Korea Selatan.

Korea Utara mengatakan bahwa rudal tersebut mencapai ketinggian 2,780 mil atau 4.475km dan menempuh jarak 590 mil atau 997 kilometer sebelum mencapai target laut dengan tepat, mirip dengan data penerbangan yang diumumkan oleh militer Korea Selatan.

Stasiun Antariksa Internasional mengorbit 254 mil. Satelit yang bergerak di orbit terendah di Bumi mencapai ketinggian maksimum sekitar 1.200 mil.

Korea Utara mengklaim telah menguji rudal jenis baru yang disebut Hwasong-15. Rudak ini diklaim mampu menjangkau negara-negara bagian di Amerika Serikat.

The International Space Station. (Public Domain)

Rezim komunis yang tertutup ini mengklaim bahwa rudal tersebut dilengkapi dengan “hulu ledak super besar.”

Analis mengatakan bahwa tidak cukup banyak informasi yang saat ini tersedia untuk meragukan klaim tersebut.

Korea Utara meluncurkan rudal tersebut setelah dua setengah bulan bungkam. Di luar pemerintah dan analis sepakat Korea Utara telah melakukan lompatan kemampuan rudal.

Presiden Donald Trump mengatakan bahwa dia berbicara dengan pemimpin Tiongkok Xi Jinping tentang uji coba rudal terbaru Korea Utara.

Trump menjanjikan lebih banyak sanksi terhadap Korea Utara, yang mengatakan pada Rabu lalu bahwa pihaknya berhasil meluncurkan rudal balistik antarbenua bertenaga nuklir yang lebih kuat.

Pernyataan Gedung Putih tentang percakapan telepon mengatakan bahwa Trump menegaskan “penentuan Amerika Serikat untuk membela diri dan sekutu kita.”

Trump juga “menekankan perlunya Tiongkok menggunakan semua pengaruh yang tersedia untuk meyakinkan Korea Utara agar mengakhiri provokasi dan kembali ke jalan denuklirisasi.”

Setelah peluncuran rudal balistik ini sukses, Kim Jong Un menyatakan dengan bangga” bahwa negara tersebut telah mencapai tujuannya untuk menjadi “kekuatan roket.”

TV Negara Korut mengatakan bahwa Kim memberi perintah pada Selasa dan menyiarkan foto Kim yang ditandatangani di mana dia menulis: “Uji coab peluncuran disetujui. Bertempat saat fajar 29 November! Api dengan keberanian untuk pesta dan negara! ”

Pemerintahan Trump melabeli Korea Utara ke dalam daftar sponsor negara teror seminggu lalu.

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un (tidak digambar) menyaksikan peluncuran rudal Hwasong-12 dalam foto kombinasi bertanggal ini yang dikeluarkan oleh Kantor Berita Pusat Korea Utara Korea Utara (KCNA) pada 16 September 2017. (KCNA via Reuters)

Peluncuran uji coba rudal balistik terbaru ini membuyarkan usaha diplomatik terbaru dan menimbulkan kekhawatiran akan perang atau penyerangan kepada wilayah Amerika Serikat.

Teror ini membayangi kekhawatiran yang lebih besar mengenai keamanan Olimpiade Musim Dingin awal tahun depan di Korea Selatan.

Seoul merespon dengan langsung meluncurkan tiga rudal yang ditembakkan ke laut.

Presiden Korsel Moon Jae-in menyatakan keprihatinannya bahwa ancaman rudal Korea Utara dapat memaksa Amerika Serikat untuk menyerang Korea Utara sebelum menguasai rudal jarak jauh bertenaga nuklir. Beberapa ahli memperkirakan rencana akan digelar dalam waktu dekat.

Diktator Korea Utara Kim Jong Un dalam foto bertanggal yang dirilis oleh media pemerintah. Korea Utara mengancam Korea Selatan pada 9 November 2017. (KRT via AP)

“Jika Korea Utara menyelesaikan sebuah rudal balistik yang bisa dicapai dari satu benua ke benua lain, situasinya bisa lepas kendali, “kata Moon pada sebuah pertemuan darurat di Seoul.

“Kita harus menghentikan situasi ini di mana Korea Utara salah menghitung dan mengancam kita dengan senjata nuklir atau di mana Amerika Serikat melakukan sebuah serangan mendahului,” tambahnya.

Peluncuran tersebut merupakan yang pertama di Korea Utara setelah pernah meluncurkan rudal jarak menengah melewati wilayah Jepang pada 15 September lalu. Pejabat Amerika Serikat secara gencar mengambangkan gagasan pembicaraan langsung dengan Korea Utara. Namun Korut tetap menahan diri. (asr)

Sumber : ntd.tv