Pakar Menganalisa Berdasarkan Video/Foto Tunjukkan Rudal Korut Terbaru Lebih Besar dan Bertenaga

Oleh Reuters

Epochtimes.id- Video dan foto yang dirilis pada Kamis (30/11/2017) dari uji coba rudal terbaru Korea Utara menunjukkan mesin roket baru.

Desain rudal terlihat lebih besar yang memungkinkan mewujudkan lebih dekatĀ  ambisi Kim Jong Un untuk dapat mengirimkan hulu ledak nuklir ke sasaran di manapun di dunia ini, meskipun tanpa dengan akurasi yang belum tepat.

Korea Utara merilis belasan foto dan video setelah peluncuran rudal Hwasong-15 Rabu (29/11/2017) bagi pemimpin Korea Utara Kim Jong Un telah mendeklarasikan “akhirnya menyadari penyebab historis dalam menyelesaikan kekuatan nuklir negara.”

Melansir dari KBS World, Surat kabar resmi Korea Utara Rodong Sinmun dan Kantor Berita Pemerintah Korea Utara KCNA pada Kamis (30/11/2017) merilis sekitar 42 lembar foto yang menunjukkan semua prosedur, mulai persiapan hingga peluncuran rudal.

Sejak peluncuran Himeong-14 pada Juli, rudal balistik antar benua pertama (ICBM) Korea Utara, para analis Korea Utara telah mencari tanda-tanda bahwa negara yang terisolasi telah mengembangkan sistem panduan tepat, mesin roket andal dan Kendaraan Realibere ICBM Korea Utara yang mampu melindungi hulu ledak nuklir saat kecepatannya mencapai sasaran.

“Korea Utara terus mengejar ICBM dengan cara yang metodis dan pragmatis, membuat kemajuan dalam langkah-langkah tambahan,” kata Joseph Bermudez dari 38 Utara, sebuah proyek pemantauan Korea Utara yang berbasis di Washington.

Penampakan tentang uji coba Hwasong-15. Media pemerintah mengatakan rudal diluncurkan dari kendaraan yang baru dikembangkan dan bahwa hulu ledak bisa menahan tekanan memasuki kembali atmosfer. (Reuters / KCNA)

Pejabat AS mencatat, bagaimanapun, bahwa Korea Utara belum membuktikan bahwa pihaknya memiliki sistem panduan yang akurat untuk sebuah ICBM.

Juru Bicara Kepala Staf Korea Selatan, Roh Jae-cheon memperingatkan bahwa diperlukan lebih banyak analisis untuk menentukan kinerja penuh Hwasong-15. Namun Korea Utara telah membuat perubahan signifikan sejak Hwasong-14.

“Analisis awal kami terhadap foto-foto tersebut menunjukkan bahwa ada perbedaan yang jelas antara Hwasong-15 dan Hwasong-14 dalam kaitannya dengan tampilan hulu ledak, gabungan tahap pertama dan kedua dari rudal, dan ukuran keseluruhan,” katanya dalam sebuah briefing pada kamis.

Korea Utara mengklaim rudal baru melesat ke ketinggian sekitar 4.475 km, lebih dari 10 kali ketinggian Stasiun Luar Angkasa Internasional. Rudal ini juga terbang 950 km selama 53 menit – lebih tinggi dan lebih lama dari rudal Korea Utara lainnya sebelum mendarat di laut dekat Jepang.

Rudal yang Lebih Besar dan Lebih Kuat

Ukuran besar rudal itu dapat terlihat dalam foto-foto tersebut, yang menurut para analis bisa menghasilkan sistem propulsi yang lebih kuat.

“Ini adalah rudal yang sangat besar,” kata Michael Duitsman, rekan peneliti di Pusat Studi Nonproliferasi, dalam sebuah analisis yang diposting ke Twitter.

“Dan saya tidak bermaksud ‘besar’ untuk Korea Utara. Hanya beberapa negara yang bisa menghasilkan rudal seukuran ini, dan Korea Utara baru saja bergabung dengan klub tersebut,” katanya.

Kim Jong Un terlihat saat Hwasong-15 berhasil diluncurkan pada 29 November. Menurut media pemerintah yang menyediakan foto handout ini. Kim secara pribadi memimpin uji coba misil. (Reuters / KCNA)

Seorang pejabat intelijen Amerika Serikat mengatakan kepada Reuters bahwa uji coba Hwasong-15 tampaknya menunjukkan sistem propulsi bahan bakar padat Korea Utara yang lebih kuat, terutama pada roket tahap kedua.

Sistem bahan bakar padat untuk ICBM akan menjadi perkembangan yang signifikan dan memungkinkan Korea Utara untuk mengangkut dan meluncurkan rudal lebih cepat, dibandingkan dengan sistem bahan bakar cair yang mana memerlukan persiapan lebih lama.

Foto-foto tersebut tampaknya menunjukkan rudal tersebut setidaknya dengan dua moncong lebih besar pada tahap pertama, bukan satu moncong besar dan beberapa moncong yang lebih kecil pada Hwasong-14.

Truk pengangkut Rudal Korut (KBS World)

“Tahap pertama tampaknya menggunakan kasus yang sama (seperti Hwasong-14) namun memiliki dua mesin,” kata David Wright, dari Union of Concerned Scientists, sebuah kelompok advokasi ilmu nirlaba yang berbasis di AS.

“Tahap kedua terlihat seperti membawa propelan lebih dari dua kali lebih banyak. Kombinasi kedua hal itu berarti benar-benar rudal baru yang lebih mumpuni. ”

“Ukuran dan desain rudal itu juga memungkinkan membawa hulu ledak yang lebih besar dan Kendaraan Realibere ICBM yang lebih tangguh,” kata para analis.

Bagian moncong rudal tampak lebih tumpul dari versi sebelumnya, yang mungkin menunjukkan kemajuan dalam mengembangkan Kendaraan Realibere ICBM,” kata Bermudez.

Peluncur Mobile?

Foto-foto tersebut tampaknya menunjukkan kendaraan erektor mobile yang memposisikan rudal di lokasi peluncuran, yang dirancang untuk memungkinkannya ditembakkan dari sejumlah daerah yang lebih luas agar tidak dicegat.

Sementara foto menunjukkan kendaraan yang digunakan untuk memposisikan sudut rudal tegak lurus, tidak terlihat pada foto peluncuran itu sendiri.

Analis intelijen A.S. telah menyimpulkan dari satelit dan data lainnya bahwa rudal uji coba tesebut ditembakkan dari posisi tetap, bukan melalui mobil peluncur.

Sebuah video dirilis pada Rabu lalu oleh media Korut menunjukkan rudal itu berdiri sendiri sebelum diluncurkan di sebuah platform kecil, yang mengonfirmasikan penilaian intelijen tersebut.

Rudal tersebut kemungkinan lebih panjang dan lebih berat dari pada pendahulunya yang dibuktikan dengan ukuran transporter. Ini dilihat pada transporter yang memiliki sembilan roda, bukan delapan yang sebelumnya terlihat di pengangkut Korea Utara,

Media pemerintah mengutip keterangan Kim Jong Un menyebutkan kendaraan besar itu “100 persen” merupakan produk domestik Korea Utara.

Rudal balistik Korut (KBS World)

Analis Barat mengatakan bahwa truk tersebut adalah sekitar setengah dari belasan kendaraan yang diperoleh tahun lalu dari Tiongkok. Truk tersebut kemudian dimodifikasi Korea Utara sejak saat itu.

“Saya perlu melihat sedikit perbedaan lagi untuk sepenuhnya percaya bahwa mereka membuat ini sendiri,” Dave Schmerler, rekan peneliti di Pusat Studi Nonproliferasi James Martin, mengatakan tentang kendaraan pengangkut.

“Mereka bisa merekayasa di balik itu, jadi selalu ada pilihan itu, tapi dari apa yang saya lihat, saya tidak cenderung percaya bahwa mereka telah membuat ini.” (asr)

Sumber : The epochtimes/Reuters/KBS