Filipina Siapkan Skenario Terburuk Masalah Dampak Vaksin DBD

Epochtimes.id- Filipina dipersiapkan untuk menghadapi “skenario terburuk” menyusul peringatan vaksin anti-demam berdarah yang diberikan kepada ribuan anak-anak dapat memperburuk penyakit ini dalam beberapa kasus.

Juru Bicara Departemen Kesehatan, Eric Tayag kepada AFP mengatakan negara tersebut telah melakukan tindakan pencegahan terhadap potensi dampak ketika negara itu pertama kali menggunakan vaksin ini pada tahun 2016.

Pengembang vaksin pertama di dunia untuk virus DBD, perusahaan raksasa farmasi Prancis Sanofi, mengungkapkan awal pekan ini dampaknya dapat memicu gejala yang lebih parah terhadap orang-orang sebelumnya tak pernah terinfeksi demam berdarah.

Lebih dari 733.000 anak-anak telah menerima vaksin Dengvaxia. Dampaknya menimbulkan kekhawatiran akan banyak orang dapat menyebabkan penyakit yang lebih keras.

“Departemen Kesehatan dipersiapkan untuk skenario terburuk,” kata Tayag kepada televisi ABS-CBN, sehari setelah departemen tersebut mengumumkan bahwa mereka menangguhkan program vaksinasi massal.

Tayag mengatakan bahwa pemerintah telah berhati-hati dalam menerapkan skema di daerah di mana demam berdarah sudah meluas. Vaksin hanya diberikan kepada anak-anak berusia sembilan tahun atau lebih.

“Mereka yang divaksin ditindaklanjuti karena efek samping setelah imunisasi,” katanya.

Dia menambahkan pihaknya sebelumnya mengatakan tidak ada laporan kasus infeksi yang memburuk di antara mereka yang menerima vaksin tersebut. Mereka juga sudah memeriksa catatan rumah sakit untuk kasus demam berdarah yang parah.

Sanofi telah mengatakan kasus demam berdarah akut tersebut tidak akan terlihat sampai sekitar lima tahun setelah vaksinasi.

Pengembang pada awalnya mengatakan bahwa vaksin Dengvaxia “kritis” dalam perang melawan demam berdarah, virus nyamuk yang paling umum di dunia.

Penelitian terbaru telah mengonfirmasi manfaat Dengvaxia untuk “mereka yang memiliki infeksi sebelumnya” dengan penyakit yang berpotensi mematikan.

“Bagi mereka yang sebelumnya tidak terinfeksi virus dengue, analisis tersebut menemukan bahwa dalam jangka panjang, lebih banyak kasus penyakit parah dapat terjadi setelah vaksinasi pada infeksi dengue berikutnya,” demikian keterangan pihak Sanofi.

Lebih dari 1.000 orang di Filipina meninggal karena demam berdarah tahun lalu, dari lebih 211.000 kasus suspek. (asr)

Sumber : AFP/NewIndianExpress