Persyaratan Kim Jong-un Buat Penyelesaian Damai Isu Nuklir Gagal Total

ErabaruNews – Usai melakukan uji coba peluncuran rudal antar benua ‘Hwasong-15’ pada 29 November 2017, Korea Utara menyampaikan tutntutannya kepada dunia luar. Hanya jika memperoleh pengakuan dari negara pemilik nuklir dunia, Korea Utara baru bersedia untuk bernegosiasi dengan Amerika Serikat.

Tuntutan Korea Utara tersebut menunjukkan bahwa penyelesaian isu nuklir Korea Utara dengan cara damai sepertinya sulit untuk berlanjut.

Dalam sebuah forum pertahanan yang diadakan baru-baru ini, petinggi Dewan Keamanan Nasional Amerika Serikat (NSC) mengatakan bahwa Kim Jong-un sedang memperbesar kemungkinan konflik senjata. Sikap keras kedua negara itu telah menunjukkan tanda-tanda terjadinya perubahan jalur penyelesaian isu nuklir Korea Utara.

Asisten Kepala NSC, Herbert Raymond McMaster mengatakan hal itu ketika menghadiri Forum Pertahanan Nasional Reagen (Reagan National Defence Forum) di Simi Valley, California. Ketika ditanya soal apakah uji coba peluncuran rudal antar benua Korea Utara akhir-akhir ini akan memperbesar kemungkinan terjadinya konflik senjata, dia mengatakan kemungkinan itu semakin menguat akhir-akhir ini.

“Kemungkinan untuk perang melawan Korea Utara semakin hari semakin besar,” tegas McMaster.

Awalnya isu nuklir DPRK dapat diselesaikan dengan tanpa konflik senjata, tetapi apa yang dilakukan Kim Jong-un saat ini adalah semakin menarik dekat kemungkinan konflik senjata.

Jika Korea Utara terus mempercepat pengembangan nuklirnya, akhirnya tidak ada pilihan lain kecuali melalui perang.

“Sudah tidak banyak waktu yang tersisa,” katanya. “Kita harus mengajak negara sekutu dan mitra kerja untuk membuat Kim Jong-un sadar bahwa ia sedang mengejar kemampuan yang hanya akan membuat rezimnya jatuh”.

McMaster juga mengatakan Embargo minyak mentah perlu ditingkatkan hingga 100 persen. Diharapkan dengan kekurangan bahan bakar minyak, DPRK tidak lagi dapat mengembangkan program nuklir mereka.

Di hari kedua setelah Korea Utara meluncurkan Hwasong-15 (30 November), Dewan Tertinggi Korea Utara, Kim Yong-nam telah melakukan pertemuan dengan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Rusia. Ketika itu pihak Korea Utara menyatakan bahwa tujuan untuk menjadi negara pemilik senjata nuklir telah tercapai melalui keberhasilan peluncuran Hwasong-15.

“Sekarang sudah saatnya untuk bernegosiasi dengan AS. Namun, hanya dengan diakuinya sebagai negara pemilik nuklir, Korea Utara baru bersedia melangkah ke meja perundingan,” ujarnya.

Beberapa media berpendapat bahwa Korea Utara mengharapkan tuntutannya itu akan disampaikan kepada pemerintah AS oleh Rusia. Namun, ditinjau dari sikap yang ditunjukkan oleh pemimpin tertinggi AS dalam beberapa hari ini, dapat dinilai bahwa tuntutan itu tentu akan ditolak baik oleh Amerika Serikat maupun sekutu-sekutunya.

Selain itu, tuntutan itu tentu saja tidak akan dapat diterima oleh Tiongkok dan Rusia. Cara yang ditempuh Kim Jong-un itu hanya akan memancing Amerika dan Korea Selatan menanggapinya dengan tindak kekerasan.

Latihan militer gabungan terbesar antara tentara AS dengan Korea Selatan ‘Vigilant Ace’ telah dimulai pada 4 Desember 2017. Pihak militer Korea Selatan mengatakan, latihan kali ini melibatkan total 230 buah pesawat tempur termasuk pesawat siluman paling canggih saat ini, F-35.

Ini adalah latihan militer terbesar pertama dalam sejarah latihan bersama yang dilakukan oleh angkatan udara AS dan Korea Selatan.

Menurut laporan dari media Korea Selatan, latihan militer kali ini meliputi, mengidentifikasi lokasi dan menangkap tanda-tanda peluncuran rudal. Menguasai tahapan untuk menghancurkan dengan cepat kendaraan peluncur rudal. Menguasai tahapan dalam melakukan konfirmasi agar dengan cepat dapat menghancurkan kelompok artileri dan peluncur roket yang berbasis di dekat garis demarkasi militer, dan strategi perang lainnya.

Secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa latihan militer kali ini lebih mengarah pada tujuan memamerkan kemampuan untuk melakukan serangan mendahului sebagai tanggapan atas ancaman nuklir Korea Utara.

Sehari sebelum latihan militer gabungan ini, Media corong pemerintah Korea Utara ‘Harian Buruh’ menyebutkan bahwa latihan militer tersebut jelas adalah sebuah tanggapan yang sifatnya menantang Korea Utara. Korut pun mengancam dengan mengatakan, “Itu adalah detonator yang dalam waktu sekejap dapat menyulutkan api perang nuklir.” (NTDTV/Tang Di/Sinatra/waa)