Trump Sampaikan Rencana Pemindahkan Kedutaan Besar ke Yerusalem pada Pemimpin Timur Tengah

EpochTimesId – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump menghubungi Presiden Otoritas Palestina, Mahmoud Abbas dan Raja Jordania, Abdullah II. Trump menginformasikan kepada mereka, atas niatnya untuk memindahkan kedutaan besar Amerika Serikat di Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem.

Trump juga sudah menyampaikan hal tersebut melalui sambungan telepon kepada Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.

Amerika Serikat diwajibkan atas perintah undang-undang untuk memindahkan kedutaannya ke Yerusalem. Konsekuensi hukum itu muncul setelah Kongres AS mengadopsi Undang-Undang Relokasi Kedutaan Yerusalem pada tahun 1995.

Presiden Bill Clinton, George W. Bush, dan Barack Obama, telah menggunakan keringanan untuk menunda langkah tersebut selama 6 periode kepemimpinan dengan alasan kepentingan keamanan nasional.

Presiden Donald Trump berbicara kepada media saat bertemu dengan pimpinan kongres di Ruang Roosevelt Gedung Putih pada 28 November 2017. (Kevin Dietsch-Pool/Getty Images/The Epoch Times)

Trump pada masa kampanye pemilihan presiden berjanji akan memindahkan kedutaan AS ke Yerusalem, ibu kota Israel. Trump msempat menunjukkan keraguan pada bulan Juni lalu, namun dia mengambil keputusan pada awal pekan ini.

“Presiden sudah mengambil kebijakan tegas mengenai masalah ini dari awal. Itu bukan masalah lagi, sekarang masalahnya hanya menunggu waktu yang tepat,” kata Wakil Sekretaris Pers Hogan Gidley, pada 4 Desember 2017, seperti dikutip dari The Epoch Times, Rabu (6/12/2017).

Tidak jelas kapan Trump akan memindahkan kedutaan. Kongres dapat membekukan anggaran untuk Departemen Luar Negeri jika kedutaan tidak dipindahkan.

Pemimpin Palestina Mahmoud Abbas berpidato di Ramallah pada 16 September 2011. (Thaer Ganaim/PPO via Getty Images/The Epoch Times)

Pemimpin Palestina Mahmoud Abbas mengatakan kepada Trump bahwa, “tidak ada negara Palestina tanpa Yerusalem Timur sebagai ibukotanya,” lapor The Times of Israel.

Trump dilaporkan mengkritik Abbas awal tahun ini karena terus menghasut kebencian terhadap Israel. Abbas juga dikritik karena memberikan tanggungan kepada keluarga-keluarga terpidana asal Palestina yang melakukan pelanggaran teror terhadap Israel dan warga Israel.

Abbas mengancam bahwa tindakan tersebut akan berakibat pada proses perdamaian. Penasihat Gedung Putih Jared Kushner saat ini sedang mengerjakan rencana perdamaian Timur Tengah yang dimaksud oleh Abbas.

Awal tahun ini, senator Republikan mengajukan sebuah undang-undang yang akan dapat menahan beberapa bagian dana Departemen Luar Negeri sampai kedutaan dipindahkan.

“Yerusalem adalah ibu kota Israel yang abadi dan tak terbagi,” kata Senator Ted Cruz (R-TX) pada 3 Januari 2017.

“Sayangnya, pembalasan dendam pemerintah Obama terhadap negara Yahudi begitu jahat. Sehingga, bahkan mengucapkan kebenaran sederhana ini, apalagi kenyataan bahwa Yerusalem adalah tempat yang tepat untuk kedutaan besar Amerika di Israel, mengejutkan beberapa kalangan.” (waa)