Coba Jual Suku Cadang Misil ke Korea Utara Seorang Pria Ditangkap Polisi Australia

ErabaruNews – Polisi Australia menahan seorang pria yang dituduh bekerja di pasar gelap untuk menjual komponen rudal dan batu bara kepada Korea Utara. Ini adalah tuduhan pertama yang diajukan penegak hukum Australia atas kasus penjualan senjata pemusnah massal.

Pria tersebut didakwa dengan dua tuduhan di bawah Undang-Undang Senjata Pemusnah Massal (Prevention of Proliferation) 1995. Undang-Undang tersebut dikeluarkan guna mencegah pembuatan dan perdagangan senjata pemusnah massal.

Polisi juga menggunakan empat aturan hukum lainnya di bawah undang-undang yang memberlakukan sanksi Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Australia terhadap Korea Utara.

Pria Sydney itu diidentifikasi oleh Australian Broadcasting Corporation dan media lainnya sebagai Chan Han Choi. Pria berusia 59 tahun itu dikabarkan telah tinggal di Australia selama lebih dari 30 tahun, dan memiliki darah keturunan dari etnis Korea.

Dia ditangkap di daerah pinggiran Sydney, Eastwood pada hari Sabtu (16/12/2017)dan dijadwalkan menghadap pengadilan pada hari Minggu (17/12/2017). Dia dikabarkan sudah menjadi perhatian pihak berwenang sejak awal tahun ini.

“Orang ini adalah agen setia Korea Utara, yang percaya bahwa dia bertindak untuk melayani tujuan patriotik yang lebih tinggi,” kata Asisten Asisten Komisaris AFP, Neil Gaughan, seperti dikutip The Epoch Times dari reuters.

Polisi akan mendakwa pria tersebut mencoba untuk menjadi perantara penjualan komponen rudal, termasuk perangkat lunak untuk sistem panduan rudal balistik. Dia juga didakwa untuk mencoba menjual batubara ke pihak ketiga di Indonesia dan Vietnam.

Gaughan mengatakan bahwa perdagangan yang dilakukan tersangka bisa bernilai puluhan juta dolar, jika transaksi berhasil.

Korea Utara kekurangan uang setelah berada di bawah babak baru sanksi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang lebih ketat. Sangsi baru dijatuhkan tahun ini setelah meningkatkan ujicoba program rudal dan nuklir, dan tidak bersedia mengikuti tekanan internasional.

Ketegangan bahkan meningkat secara dramatis di semenanjung Korea karena peluncuran rudal balistik dan uji coba nuklir keenam Korut. Sementara di sisi lain, latihan militer gabungan besar-besaran antara Korea Selatan dan Amerika Serikat dianggap sebagai persiapan perang oleh Korut.

Pyongyang mengklaim bahwa peluncuran rudal balistik antar benua terbaru di bulan November 2017 memiliki jangkauan hingga seluruh wilayah daratan Amerika Serikat.

Menteri Luar Negeri AS, Rex Tillerson mendesak Korea Utara untuk melakukan penghentian total dalam pengujian senjata. Sehingga mereka bisa melakukan pembicaraan mengenai program rudal dan nuklirnya.

Chan Han Choi ditangkap di pinggiran kota Sydney pada hari Sabtu, 16 Desember 2017. Dia diduga bertindak sebagai agen ekonomi untuk rezim Korea Utara. (AFP)

Gaughan mengatakan bahwa pria tersebut telah berhubungan dengan pejabat tinggi Korea Utara namun tidak ada komponen rudal yang berhasil sampai ke Australia. Dia juga mengatakan tidak ada indikasi pejabat di Indonesia atau Vietnam telah terlibat dalam usaha penjualan batubara menuju Korut.

“Ini adalah pasar gelap 101. Kami menuduh bahwa semua aktivitas tersebut terjadi di luar negeri, dan merupakan usaha lain bagi orang ini untuk memperdagangkan barang dan jasa sebagai cara untuk meningkatkan pendapatan bagi pemerintah Korea Utara,” kata Gaughan.

Pria tersebut diperkirakan akan menghadapi tuntutan hukuman 18 tahun penjara dari otoritas penuntut umum Australia. (waa)

ErabaruNews