Lima Tantangan Utama Menanti Xi Jinping pada 2018

EpochTimesId – Media Amerika Serikat, ‘Bloomberg’ pada 28 Desember 2017 merilis sebuah artikel yang menyebutkan bahwa pemimpin Tiongkok Xi Jinping telah mengakhiri tahun 2017 dengan prestasi gemilang. Ia berhasil mengkonsolidasikan posisi politiknya baik di dalam maupun luar negeri.

Namun, di tahun baru mendatang, Xi akan menghadapi sedikitnya 5 tantangan utama;

Tantangan pertama, mempertahankan tingkat kepuasan masyarakat kelas ekonomi menengah.

Artikel itu mengutip pandangan para ekonom yang menyebutkan bahwa pertumbuhan ekonomi Tiongkok pada tahun 2018 masih akan melamban. Tantangan paling berat bagi Xi tahun 2018 ini adalah bagaimana mengatasi masalah terselubung dalam ekonomi Tiongkok sehingga mampu mempertahankan tingkat dukungan yang tinggi dari masyarakat Tiongkok.

Susan Shirk, direktur Proyek Riset tentang Tiongkok abad ke-21 dari University of California, San Diego mengatakan, “Saya sedang menunggu untuk melihat, apa sih sebenarnya yang dapat membuat masyarakat kelas menengah tidak puas lalu melakukan protes.”

Tantangan kedua, Menjaga stabilitas politik dan menjaga perdamaian.

Tahun 2017, pihak berwenang Beijing telah menerapkan kebijakan luar negeri yang lebih proaktif. Namun, isu yang mengganjal dalam kebijakan luar negeri terbesar Xi Jinping masih terkait masalah negara tetangganya yakni Korea Utara.

Rezim Kim Jong-un dinilai semakin dekat untuk memiliki kemampuan menggunakan senjata nuklir untuk menyerang Amerika Serikat. Sedangkan Presiden Trump dengan jelas telah menyatakan tekadnya untuk menggunakan perang dalam memaksa Kim Jong-un menghentikan program pengembangan senjata nuklir.

Meskipun Rezim Xi Jinping telah menanggapi tekanan Trump dengan memberikan sanksi keras kepada Korea Utara hingga mengcapai tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya. Namun, apakah upaya Xi Jinping pada akhirnya dapat mencegah serangan militer AS ke Korea Utara untuk menyelesaikan isu nuklir negara itu, masih merupakan teka-teki besar.

Tantangan ketiga, terus memanfaatkan kekhawatiran Asia terhadap Trump.

Artikel mengemukakan, saat ini Trump sedang berfokus pada bagaimana mengurangi defisit perdagangannya dengan negara-negara Asia. Hal ini justru akan memberikan kesempatan kepada Tiongkok untuk memperbaiki hubungan diplomatik yang kaku dengan negara-negara sekitarnya.

Namun, pemerintah Tiongkok tetap memiliki resiko over the top (keblabasan), karena cara intimidasi ekonomi yang dipraktekkan Beijing untuk menggapai tujuan geopolitiknya dapat mengakibatkan niat baik dan kenikmatan yang telah diberikan menjadi lenyap sia-sia.

Tantangan keempat, tetap mempertahankan pikiran yang tenang.

Siasat Beijing dalam menanggapi ‘Strategi Ketenangan’ Trump seperti yang ia tulis dalam Twitter-nya, telah berhasil mencegah perang perdagangan besar antara Tiongkok dengan AS meletus pada tahun 2017.

Namun, karena ancaman nuklir Korea Utara yang tidak mengecil ditambah lagi dengan defisit perdagangan dengan AS yang masih melebar, risiko yang timbul terkait dengan masalah-masalah tersebut pada tahun 2018 diperkirakan masih akan meningkat.

Tantangan kelima, bagaimana untuk terus mempertahan citra diri sebagai seorang reformis.

Artikel mengatakan, dalam periode 5 tahun pertamanya memimpin Tiongkok, Xi Jinping telah diakui masyarakat internasional sebagai seorang pembaharu pasar. Dalam masa jabatan keduanya ini apakah ia mampu mempertahankan citra diri sebagai seorang reformis tetap menjadi tantangannya. (NTDTV/Wen Xuan/SInatra/waa)