Setelah Diblokir, Iran Sebut Layanan Aplikasi Telegram Kembali Diaktifkan

Epochtimes.id- Iran menyatakan mencabut pembatasan pada aplikasi pesan Telegram, setelah memblokir layanan populer tersebut karena pasukan keamanan mencegah meluasnya aksi demonstrasi di negara itu.

“Sumber informasi mengumumkan pembatasan Telegram telah berakhir dan bisa digunakan oleh para pengguna,” tulis laporan Kantor Berita IRNA.

Sedikitnya 22 orang tewas dan 1.000 orang telah ditangkap ketika demonstrasi anti-pemerintah yang dimulai pada akhir Desember.

Penentang Presiden Iran Hassan Rouhani mengadakan demonstrasi di luar kedutaan Iran di Roma, Italia, Selasa. – Reuters

Saat demonstrasi berlangsung, pemerintah pekan lalu mencabut pembatasan yang dikenakan pada Instagram, satu alat media sosial yang digunakan untuk memobilisasi pemrotes.

Namun akses ke aplikasi percapakan yang lebih banyak digunakan, Telegram masih diblokir. Tindakan ini menunjukkan pihak berwenang tetap tidak nyaman dengan kemungkinan demonstrasi lebih lanjut.

Telegram memiliki 40 juta pengguna di Iran, pada akhir Desember menutup sebuah channel yang dituduh Tehran memicu kekerasan. Tapi Telegram menolak untuk memblokir channel tersebut, hingga pemerintah Iran langsung memblokir akses ke aplikasi telegram.

Dalam foto yang diambil oleh seorang yang tidak dipekerjakan oleh Associated Press dan diperoleh oleh AP di luar Iran,polisi anti-huru hara Iran mencegah mahasiswa untuk bergabung dengan pemrotes lain atas melemhanya ekonomi Iran, di Teheran, Iran, Sabtu 30 Desember 2017, dengan mahasiswa dan masyarakat bernyanyi menentang pemerintah beberapa jam setelah kelompok garis keras mengadakan demonstrasi mereka sendiri untuk mendukung pemerintahan Mullah Republik Islam Iran. (AP Foto)

Namun demikian, masih banyak warga Iran mengakses Telegram menggunakan jaringan pribadi virtual (VPN) dan alat lainnya untuk melewati penyensoran pemerintah terhadap Internet.

Ada pejabat mengatakan ratusan perusahaan yang menggunakan aplikasi Telegram untuk pemasaran dan penjualan mereka hingga terkena imbas oleh pembatasan media sosial. Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan sekitar 100.000 orang kehilangan pekerjaan mereka.

Ribuan pendukung pemerintah menggelar demonstrasi tandingan. Aksi unjuk rasa menentang pemerintah sebagai demonstrasi paling berani sejak kerusuhan meluas pada 2009 karena dugaan kecurangan pemilu.

Iran terus memberlakukan pembatasan di Internet dan media sosial seperti pemblokiran Facebook dan Twitter. (asr)

Sumber : Reuters via The Epochtimes