Wanita Arab Saudi yang Kini Boleh Menjadi Penonton Pertandingan Sepakbola Pria di Stadion

Epochtimes.id- Wanita dengan mengenakan abaya berwarna gelap dan rompi oranye berwarna biru berdiri di gerbang di Stadion Raja Abdullah. Wanita-wanita ini menyambut warga Saudi memasuki stadion untuk pertama kalinya dalam sejarah Saudi.

Tak lain setelah Kerajaan Arab Saudi mengizinkan wanita menghadiri pertandingan sepak bola yang dilakoni para pria.

Ketika itu, Jumat (12/01/2018) waktu setempat kedua tim al-Ahli dan al-Batin saling berhadapan di kota Jeddah. Wanita-wanita Saudi menunjukkan diri mereka hadir menonton pertandingan olahraga pertama mereka dengan muhrim, anak-anak dan rekan mereka.

Otoritas Olahraga Saudi mengumumkan pada Oktober mendatang stadion di Jeddah, Dammam dan Riyadh akan dibentuk untuk mengakomodasi penonton keluarga yang dimulai pada 2018 ini.

“Jujur keputusan ini seharusnya sudah terjadi sejak lama,” kata Muneera al-Ghamdi, seorang penonton.

Seorang wanita Saudi terlihat saat pertandingan sepak bola antara Al-Ahli melawan Al-Batin di King Abdullah Sports City di Jeddah, Arab Saudi pada 12 Januari 2018. (Reuters / Reem Baeshen)

“Tapi syukurlah itu datang pada waktu yang tepat, dan mudah-mudahan apa yang akan datang akan lebih indah lagi bagi wanita,” tambahnya.

Keputusan untuk mengizinkan perempuan menghadiri acara olahraga adalah salah satu dari banyak gebrakan yang terjadi di Saudi dalam beberapa bulan terakhir.

Langkah Saudi dipuji sebagai bukti kecenderungan progresif baru di Kerajaan Muslim yang sangat konservatif.

Pada Kamis, Jeddah menggelar pameran mobil pertama Arab Saudi yang ditujukan untuk wanita, beberapa bulan setelah Arab Saudi mengumumkan wanita akan diberikan hak untuk mengemudi.

Pertandingan sepak bola Sabtu di ibukota Riyadh juga akan menerima suporter wanita.

Wanita Arab Saudi antre untuk memasuki stadion olahrga (Fatima Muhammad/Saudi Gazette)

Putra Mahkota Mohammed bin Salman (32) diapresiasi sebagai wajah perubahan di Arab Saudi ini.

Banyak pemuda Saudi menganggap perubahan yang terbaru ini sebagai bukti tentang generasi mereka mengambil tempat sentral dalam menjalankan negara yang memiliki tradisi patriarki selama bertahun-tahun.

“Saat ini persentase mereka yang berpartisipasi dalam pertandingan dan olahraga hanya 13 persen,” kata Hayfaa al-Sabban, yang mengepalai sebuah organisasi olahraga.

“Kami berharap agar bersedia meningkatkannya menjadi 40 persen pada tahun 2030, melalui beberapa ivent, dan hari ini adalah salah satu dari kejadian ini,” tambahnya. (asr)

Sumber : Reuters via The Epochtimes