Laboratorium Narkoba Masih Membiayai Pemberontakan Taliban di Afghanistan

Epochtimes.id- Lebih dari ratusan fasilitas produksi opium masih beroperasi di Provinsi Helmand, Afghanistan.

Gubernur provinsi Helmand, Hayatullah Hayat, kepada Ariana News mengatakan setidaknya 40 laboratorium obat telah hancur selama dua bulan terakhir.

Namun demikian, narkotika masih menjadi sumber utama pembiayaan kekerasan dan teror.

“Kami telah menghancurkan puluhan laboratorium obat bius dan kami telah menewaskan pedagang obat terlarang dan lebih dari seratus gerilyawan Taliban yang terlibat dalam bisnis ini. Selain itu, kami telah menyita dan menghancurkan lebih dari tiga ton narkotika,” kata Hayat, Jumat (19/01/2018).

Kementerian Pertahanan Afghanistan mengatakan pihaknya menargetkan aliran dana teroris sangat efektif untuk melumpuhkan pemberontakan.

“Kami akan menargetkan semua sumber dan personil kelompok teroris,” kata Mohammad Radmanish, Deputi Juru Bicara Kementerian Pertahanan.

Selain provinsi Helmand, ada laboratorium obat bius di 34 provinsi lainnya di Afghanistan.

Para pengamat mengatakan pemerintah Afghanistan harus mengidentifikasi perdagangan narkoba di dalam negeri di samping menargetkan laboratorium obat-obatan terlarang.

Baca juga : Serangan Udara Bersama Amerika Serikat-Afghanistan Targetkan Pabrik Opium Taliban

“Pemerintah harus mengendalikan perdagangan narkotika. Badan intelijen harus mengidentifikasi semua kelompok yang terlibat dalam bisnis ini, “kata Mia Gul Waseeq, seorang analis militer.

Baru-baru ini, militer Amerika Serikat dan Afghanistan melakukan serangkaian serangan terhadap laboratorium obat Taliban di provinsi Helmand.

Baca juga : AS : Mustahil Mengalahkan Taliban Tanpa Menghancurkan Bisnis Narkotika di Afghanistan

Operasi gabungan tersebut menyerang tujuh laboratorium obat Taliban dan satu simpul kendali dan komando di distrik Kajaki, Musa Qala dan Sangin di provinsi tersebut.

Menurut commander of the Resolute Support mission and U.S. Forces in Afghanistan, Jenderal Johan W. Nicholson mengatakan penyerangan dilakukan di bawah otoritas baru dalam strategi Afghanistan-AS. (asr)