Korban Luka Berat Bermalam Saat Pertempuran di Hotel Afghanistan

Epochtimes.id- Pria bersenjata dengan seragam tentara yang menyerbu Hotel Intercontinental di Kabul pada Sabtu malam melawan Pasukan Khusus Afghanistan sepanjang malam.

Aksi mereka menewaskan lebih dari 30 orang dan melukai lebih banyak lagi, meskipun korban terakhir yang tewas dan terluka mungkin masih bisa bertambah tinggi.

Juru Bicara Kementerian Kesehatan Masyarakat, Afghanistan, Wahid Majroh, mengatakan sebanyak 19 jenazah telah dilarikan ke rumah sakit. Sekitar enam orang diidentifikasi sebagai warga negara asing.

Namun seorang pejabat senior keamanan Afghanistan, yang berbicara dengan identitas anonim mengatakan korban tewas berusia di atas 30 tahun dan mungkin jumlah korban bisa bertambah. Korban tewas termasuk staf hotel dan tamu serta anggota pasukan keamanan yang melawan pria bersenjata.

“Ke lima penyerang juga tewas,” kata Juru Bicara Kementerian Dalam Negeri Afghansitan, Najib Danesh.

Serangan tersebut merupakan yang terbaru dalam serangkaian serangan menggarisbawahi kerentanan kota dan kemampuan militan meningkatkan operasi profil tinggi bertujuan untuk meruntuhkan kepercayaan pada pemerintah yang didukung Barat.

Pasukan terlihat tak jauh dari lokasi Hotel yang diserbu gerilyawan bersenjata 20 Januari 2018 (SHAH MARAI/AFP/Getty Images)

Lebih dari 150 tamu dapat melarikan diri saat bagian-bagian bangunan terbakar. Mereka menyelamatkan diri dengan menuruni kain yang diikat dari luar jendela hotel dan jatuh ke tanah. Sedangkan korban lainnya berhasil diselamatkan oleh pasukan Afghanistan.

Maskapai lokal Kam Air mengatakan sekitar 40 pilot dan awak pesawat, yang banyak di antaranya adalah orang asing, menginap di hotel tersebut. Sebanyak 10 orang tewas terbunuh. Laporan media lokal mengatakan korban tewas termasuk warga Venezuela dan Ukraina.

Wakil Direktur Maskapai Kam Air, Zamari Kamgar, mengatakan bahwa pihaknya masih berusaha untuk mencari staf mereka.

Taliban si penyerang hotel yang sama di tahun 2011, mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut. Hal demikian disampaikan juru bicaranya Zabihullah Mujahid dalam sebuah pernyataan.

Pernyataan dari Kementerian Dalam Negeri Afghanistan menyalahkan jaringan Haqqani, sebuah kelompok yang berafiliasi dengan Taliban. Kelompok ini terkenal karena serangannya ke perkotaan.

Abdul Rahman Naseri, Seorang tamu yang berada di hotel untuk menghadiri sebuah pertemuan mengatakan berada di lorong hotel saat dia melihat empat pria bersenjata berpakaian seragam tentara.

“Mereka berteriak dalam bahasa Pashto, ‘Jangan biarkan salah satu dari mereka hidup, baik atau buruk’. Tembak dan bunuh mereka semua,” teriak salah satu dari mereka,” kata Naseri.

“Saya berlari ke kamarku di lantai dua. Saya membuka jendela dan mencoba keluar dengan menggunakan sebatang pohon tapi rantingnya patah dan terjatuh ke tanah. Saya menyakiti punggungku dan mematahkan kaki. ”

Bahkan setelah para pejabat mengatakan serangan tersebut tersebut berakhir, tembakan senjata dan ledakan sporadis dapat didengar dari lokasi.

Asap Tebal

Hingga Minggu siang, asap hitam tebal membumbung dari bangunan itu, bangunan tahun 1960 yang mengesankan terletak di puncak bukit dan sangat terlindungi seperti kebanyakan bangunan umum di Kabul.

Intercontinental adalah satu dari dua hotel mewah utama di kota ini dan telah menjadi tuan rumah konferensi teknologi informasi minggu itu. “Lebih dari 100 manajer dan insinyur IT berada di lokasi saat serangan tersebut terjadi,” kata Ahmad Waheed, pejabat di kementerian telekomunikasi.

Pasukan terlihat tak jauh dari lokasi Hotel yang diserbu gerilyawan bersenjata 20 Januari 2018 (SHAH MARAI/AFP/Getty Images)

Danesh mengatakan sebuah perusahaan swasta telah mengambil alih tanggung jawab untuk keamanan di hotel tersebut tiga minggu lalu. Pihaknya akan menggelar penyelidikan tentang kemungkinan kegagalan, beberapa hari setelah sebuah kedutaan AS memperingatkan kemungkinan serangan terhadap hotel di Kabul.

Beberapa kendaraan militer lapis baja AS dengan mesin berat bisa terlihat dekat dengan hotel bersama dengan unit polisi Afghanistan saat Pasukan Khusus bermanuver di sekitar lokasi.

Manajer hotel Ahmad Haris Nayab, yang lolos tanpa cedera, mengatakan bahwa penyerang telah memasuki bagian utama hotel melalui dapur sebelum pergi melalui hotel, dengan banyak tamu terperangkap di kamar mereka.

Pejabat keamanan senior mengatakan penyerang telah pindah langsung dari lantai satu ke lantai empat dan lima, menunjukkan bahwa serangan tersebut telah dipersiapkan dengan saksama, mungkin dengan bantuan dari pihak internal.

“Ketika lantai enam terbakar pagi ini, teman sekamarku memberitahuku, entah terbakar atau lupa,” kata Mohammad Musa, yang bersembunyi di kamarnya di lantai paling atas.

“Saya meraih sprei dan mengikatnya ke balkon. Saya mencoba turun tapi saya berat dan lengan saya tidak cukup kuat. Saya terjatuh dan melukai bahu dan kaki saya,” katanya.

Peringatan Amerika Serikat

Meskipun perwira Amerika Serikat dan Afghanistan mengatakan Taliban telah dipaksa mundur setelah Amerika Serikat meningkatkan bantuannya kepada pasukan keamanan Afghanistan dengan serangan udara tahun lalu, keamanan tetap genting di seluruh negeri.

Saat insiden terpisah pada Minggu, delapan orang tewas oleh sebuah bom pinggir jalan di provinsi Herat. Akibatnya 18 anggota pasukan milisi setempat tewas di sebuah pos pemeriksaan di provinsi utara Balkh.

Saat tekanan di medan perang meningkat, para pejabat memperingatkan bahaya serangan terhadap target berprofil tinggi di Kabul dan kota-kota lain akan meningkat.

Gerilyawan telah menggelar belasan serangan semacam itu dalam beberapa tahun terakhir.

Setelah terjadi berulang kali serangan di Kabul, terutama Mei lalu ketika seorang pembom truk menewaskan setidaknya 150 orang di luar kedutaan besar Jerman, keamanan terus ditingkatkan. (asr)

Sumber : Reuters via The Epochtimes