Bom Mobil Ganda Menewaskan Lebih dari 30 orang di Benghazi, Libya

Epochtimes.id- Pemboman mobil ganda di kota Benghazi, Libya Timur, pada Selasa (23/01/2018) menyebabkan setidaknya 33 orang tewas dan puluhan lainnya terluka, termasuk tokoh keamanan senior dan warga sipil.

Ledakan bom ganda tersebut membuyarkan ketenangan relatif kembali stabil ke kota kedua Libya. Ini setelah lebih dari tiga tahun peperangan dari tahun 2014 sampai akhir tahun lalu.

Ledakan pertama terjadi di luar sebuah masjid di distrik pusat Al Salmani di Benghazi saat para jamaah usai menunaikan sholat subuh.

Sekitar 10 sampai 15 menit kemudian, setelah petugas keamanan dan kesehatan tiba di tempat kejadian.

Ledakan kedua yang lebih kuat diledakkan dari sebuah Mercedes yang diparkir di seberang jalan, menabrak ambulans dan menyebabkan jumlah korban yang lebih tinggi.

Salah satu dari mereka yang terbunuh adalah Ahmed al-Feitouri dari unit investigasi dan penangkapan di komando umum pasukan keamanan Libya timur. Seorang pejabat intelijen senior, Mahdi al-Fellah, termasuk di antara sekitar 50 orang yang terluka.

Korban termasuk warga sipil, di antaranya seorang warga negara Mesir dipekerjakan di sebuah toko sayuran di depan masjid.

Pejabat kesehatan setempat mengatakan, jumlah korban bisa bertambah karena beberapa orang yang terluka dalam kondisi kritis.

Belum ada pihak yang bertanggungjawab atas insiden mematikan ini.

Pasukan yang setia kepada komandan daerah timur Khalifa Haftar menang dalam konflik Benghazi setelah pertempuran kota yang meluas melawan kelompok Islam State dan lawan lainnya yang meninggalkan reruntuhan bagian kota pelabuhan

Ada beberapa pemboman dalam tahap akhir konflik yang menargetkan angka yang terkait dengan Tentara Nasional Libya Haftar (LNA). Namun jumlah korban tewas pada Selasa lalu jauh lebih tinggi dari kejadian biasanya.

LNA mengklaim kemenangan di Benghazi pada bulan Juli. Namun bentrokan sporadis menyeret sampai bulan lalu, ketika mengambil alih kendali atas pertempuran terakhir.

Kejadian ini membuat pengawasan militer secara ketat di Benghazi dan wilayah lain di Libya Timur.

Pertempuran di Benghazi adalah bagian dari konflik yang berkembang secara meluas di Libya. Konflik terjadi setelah mantan penguasa Muammar Gaddafi dilengserkan dari kekuasaan dan terbunuh ketika pemberontakan yang didukung oleh NATO pada 2011.

Negara Afrika Utara ini bersaing ketat dengan faksi militer yang bersaing, satu pemerintah yang didukung PBB yang berbasis di Tripoli dan Haftar LNA yang bersekutu dengan pemerintahan berbasis di Tobruk di Libya Timur sejak 2014.

Pemerintah timur di Tobruk mengumumkan tiga hari berkabung setelah serangan mematikan ini. (asr)

Sumber : Ayman al-Warfalli/Reuters via NTD.TV