Pemerintah Amerika Luncurkan Rencana Imigrasi

EpochTimesId – Gedung Putih merilis rencana untuk memberikan amnesti atau pengampunan kepada 1,8 juta imigran ilegal. Amnesti itu akan diberikan juga pada sekitar 700.000 penerima program Deferred Action for Childhood Arrivals (DACA) atau imigran gelap yang masuk Amerika pada saat masih anak-anak dan remaja.

Kepala Staf Gedung Putih, Jenderal John Kelly tinggal di Gedung Putih untuk merampungkan rencana Imigrasi. Dia tidak menemani Trump yang pergi ke Davos.

Penasihat senior Stephen Miller mempresentasikan rencananya kepada Partai Republik pada hari Kamis (25/1/2018) malam melalui sebuah konferensi via telpon.

Berikut kerangka kerja lengkap yang dikeluarkan oleh Gedung Putih ;

Keamanan perbatasan

Rencana pengamanan perbatasan Selatan dan Utara Amerika Serikat akan mengkombinasikan antara infrastruktur fisik, teknologi, personil, sumber daya, otoritas, dan kemampuan untuk menutup celah hukum yang dieksploitasi oleh penyelundup, pedagang, kartel, penjahat dan teroris.

Departemen Keamanan Dalam Negeri (DHS) harus memiliki alat untuk mencegah imigrasi ilegal; kemampuan untuk menghapus individu yang secara tidak sah masuk ke Amerika Serikat; dan otoritas atau kekuasaan vital guna melindungi keamanan nasional.

Langkah-langkah di bawah ini adalah alat minimum yang diperlukan untuk mengurangi lonjakan imigrasi ilegal yang berkembang pesat ;

– Dana perwalian sebesar $ 25 miliar untuk sistem dinding perbatasan, pintu masuk/keluar, serta perbaikan dan penyempurnaan perbatasan utara.
– Penambahan kekurangan personil yang vital, dengan menggunakan dana tambahan untuk mempekerjakan personil DHS baru, pengacara negara pada Dinas Imigrasi dan Bea Cukai (ICE), hakim imigrasi, jaksa penuntut dan profesional penegak hukum lainnya.
– Mempekerjakan dan membiayai konsultan reformasi untuk memastikan rekrutmen dan retensi personil yang sangat dibutuhkan.
– Mencegah masuknya imigran secara ilegal dengan mengakhiri penangkapan yang disertai pelepasan di dalam negri, yang dihitung dengan undang-undang yang statutorily, digantikan dengan menutup celah hukum yang telah mengikis kemampuan negara untuk mengamankan sistem imigrasi dan melindungi keselamatan publik.
– Memastikan penahanan dan pemindahan imigran gelap pelaku kriminal, anggota geng, pelanggar hukum pelaku kekerasan, dan penjahat yang menggunakan kekerasan.
– Memastikan pemindahan pembatas batas ilegal tanpa menghiraukan negara asal.
– Menahan imigran yang overstay dengan deportasi yang efisien.
– Memastikan obat sintetis (fentanil) dicegah untuk masuk ke dalam negeri.
– Melaksanakan reformasi di bidang imigrasi

Para pendukung Pro-DACA ber-unjuk-rasa di luar Capitol Hill pada 21 Januari 2018 di Washington. (Tasos Katopodis/Getty Images/The Epoch Times)

Legalisasi DACA
Negara memberikan status hukum bagi penerima DACA dan imigran ilegal DACA lainnya. Menyesuaikan kerangka waktu untuk mencakup populasi total sekitar 1,8 juta individu.

Jalur 10-12 tahun menuju kewarganegaraan, dengan persyaratan kerja, pendidikan, dan karakter moral yang baik.
Persyaratan kelayakan yang jelas untuk mengurangi kecurangan.
Status tunduk pada pencabutan tindakan kriminal atau keamanan publik dan masalah keamanan nasional, tuduhan publik, penipuan, dan kasus lainnya.
Melindungi Keluarga Nuklir
Melindungi keluarga inti dengan menekankan hubungan keluarga yang dekat.

Mempromosikan migrasi keluarga inti dengan membatasi sponsor keluarga hanya untuk pasangan suami-istri dan anak kecil (untuk Warga Negara dan LPR), mengakhiri migrasi keluarga dengan perpanjangan keluarga.
Menerapkan perubahan secara prospektif, tidak retroaktif, dengan membereskan semua persoalan.

Menghapus Visa Undian

Menghapuskan visa Lotre yang memilih individu secara acak untuk datang ke Amerika Serikat tanpa mempertimbangkan keterampilan, prestasi atau keamanan publik.

Karena program ini dinilai penuh dengan kecurangan dan penyalahgunaan serta tidak medukung kepentingan nasional.
Menghilangkan undian dan realokasi visa untuk mengurangi ‘backlog’ berbasis keluarga dan pekerjaan terampil ‘backlog’. (waa)