Presiden Jokowi Kesal Ekspor Jeblok, Kemendag Revisi Target Pertumbuhan Ekspor Naik Menjadi 11%

Epochtimes.id- Presiden Joko Widodo menyindir jebloknya ekspor Indonesia  saat membuka rapat kerja Kementerian Perdagangan di Istana Negara, Jakarta, Rabu (31/01/2018).

Ketika itu, Presiden Joko widodo membandingkan dengan ekspor negara-negara tetangga seperti Thailand, Vietnam dan Malaysia yang terpaut jauh.  Oleh karena itu, Presiden Jokowi menilai banyak yang keliru dari rutinitas dilakukan bertahun-tahun tanpa perubahan.

Kementerian Perdagangan resmi merevisi target pertumbuhan ekspor dari 5%-7% menjadi 11% pada 2018.

Revisi target peningkatan ekspor ini disampaikan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita di acara penutupan Rapat Kerja Kemendag yang berlangsung Jumat  (02/02/2018) di Hotel Borobudur, Jakarta.

Revisi target pertumbuhan ekspor ditetapkan atas berbagai masukan dari Raker Kemendag yang berlangsung pada 31 Januari-2 Februari 2018.

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan ada beberapa faktor yang dapat mendorong pencapaian target pertumbuhan ekspor sebesar 11persen yaitu kondisi pemulihan ekonomi global. Faktor lainnya perbaikan harga komoditas di pasar internasional seperti batu bara.

“Kemenangan Indonesia atas tudingan antidumping produk biodiesel oleh Uni Eropa, pembukaan pasar nontradisional di Afrika dan Asia Selatan, serta hasil evaluasi dari Atase Perdagangan dan International Trade Promotion Centre (ITPC) di kantor perwakilan perdagangan di luar negeri,” tambah Mendag Enggar dalam siaran persnya.

Upaya yang akan dilakukan Kemendag adalah menyusun skema imbal dagang dengan melibatkan para eksportir dan importir. Tak hanya itu, Kemendag akan membentuk tim imbal dagang dan mengajak para pengusaha untuk melakukan ekspor dengan skema ini.

Mendag Enggar menekankan pentingnya pembenahan regulasi yang dapat menghambat ekspor melalui perjanjian perdagangan dengan negara lain.

Enggar juga kembali menyampaikan perintah Presiden Joko Widodo yaitu kementerian dan lembaga harus dapat menghilangkan ego sektoral dan menyamakan pemikiran serta persepsi yang sama untuk kepentingan nasional.

Selain itu, Kemendag juga akan mengusulkan ke Menko Perekonomian untuk mengintegrasikan jadwal promosi di sepanjang tahun 2018 antar kementerian dan lembaga. Hal ini dimaksudkan agar promosi yang dilakukan menjadi lebih maksimal. Menurut Enggar, evaluasi terhadap perwakilan perdagangan di luar negeri juga akan dilakukan secara terus menerus.

“Atase Perdagangan dan ITPC merupakan ujung tombak peningkatan ekspor Indonesia. Untuk menggarap pasar di negara potensial, Kemendag berencana membuka kantor Atase Perdagangan di Pakistan, Bangladesh, dan Myanmar,” kata Mendag. (asr)