Dua Orang Pekerja Asal Tiongkok Diberondong Tembakan di Pakistan, Seorang Tewas

oleh Liang Yi

Dua orang tenaga kerja asal Tiongkok mengalami penembakan oleh orang-orang bersenjata di Pakistan, Senin (05/02/2018).

Salah seorang tenaga kerja tersebut adalah eksekutif perusahaan meninggal di tempat dengan luka tembak di kepalanya, dan satunya tertembak di bagian kaki. Polisi setempat percaya bahwa pelakunya bertindak secara terencana.

Menurut laporan media lokal, insiden penembakan tersebut terjadi di kota Karachi. Ketika itu, seorang eksekutif perusahaan ekspedisi Tiongkok bernama Chen Zhu bersama seorang juga asal Tiongkok sedang bepergian untuk berbelanja.

Saat kejadian, Chen Zhu sedang berada dalam kendaraan dan pelaku memberondongkan peluru dari kendaraan lain yang mereka tumpangi.

Teman yang keluar mobil tersebut saat itu sedang membeli sayuran dan langsung berlari masuk ke dalam sebuah supermarket begitu mendengar suara tembakan.

Menurut polisi setempat bahwa pria bersenjata tersebut menembakkan sembilan tembakan dan korban Chen Zhu terkena tembakan di bagian kepala, sedangkan yang satu tertembak di bagian kaki.

Kedua orang tersebut kemudian dilarikan ke rumah sakit untuk pertolongan, tetapi Chen Zhu akhirnya meninggal dunia.

Polisi setempat sedang menyelidiki keberadaan penyerang dan sampai saat ini belum mengetahui motif serangan tersebut.

Insiden tersebut terjadi 2 bulan setelah Kedutaan Tiongkok untuk Pakistan mengumumkan peringatan keamanan penting.

Awal bulan Desember tahun lalu, Kedutaan Tiongkok untuk Pakistan melalui situsnya mengeluarkan peringatan keamanan penting yang langka terjadi sebelumnya.

9 tembakan dilakukan penjahat. (Asif Hassan/AFP/Getty Immages)

Menyebutkan bahwa dalam waktu dekat teroris Pakistan  berencana untuk meluncurkan serangkaian serangan teror terhadap beberapa lembaga milik Tiongkok dan personil kedutaan. Mengingatkan kepada personil asal Tiongkok tersebut untuk mengurangi acara di luar gedung dan menghindari bepergian ke tempat keramaian.

Meskipun pernyataan tidak mengungkapkan secara rinci ancaman teror, tapi para ekstremis dan kekuatan separatisme di Pakistan yang memang bertindak sewenang-wenang.

Makin tidak puas karena pemerintah Pakistan adalah mitra penting Tiongkok dalam mensukseskan sabuk ekonomi jalur sutra, ditambah lagi dengan dioperasikannya pelabuhan laut Gwadar yang dibangun secara patungan oleh kedua negara tersebut.

Laporan sebelumnya mengatakan bahwa sesuai dengan kesepakatan yang ditandatangani oleh Tiongkok dan Pakistan bahwa, 91 % dari keuntungan operasional pelabuhan Gwadar dalam 40 tahun ke depan adalah milik Tiongkok, Otoritas pelabuhan setempat hanya memperoleh 9 %.

Berita tersebut memicu ketidakpuasan di Pakistan dan dikutuk oleh oposisi sebagai ‘perjanjian yang tidak adil’. Pelabuhan sudah beberapa kali mengalami serangan, meskipun pemerintah Pakistan berjanji akan mengirim 15.000 orang tentara untuk berjaga-jaga di sepanjang  lokasi pembangun proyek terkait jalur sutra.

Bulan Juni tahun lalu, kelompok teroris IS mengaku bertanggung jawab atas penculikan dan pembunuhan terhadap sepasang suami istri yang bekerja sebagai guru bahasa Mandarin di sebuah sekolah bahasa di Pakistan. Mereka diculik oleh seorang bersenjata yang mengaku sebagai polisi pada 24 Mei 2017.

Bulan Oktober tahun lalu, seorang pria tak dikenal melemparkan sebuah granat tangan ke sebuah asrama tenaga kerja asal Tiongkok di sebuah proyek pembangunan pelabuhan Gwadar melukai 26 orang.

Insiden tersebut telah menimbulkan kekhawatiran publik  terhadap keamanan dari proyek-proyek inisiatip OBOR (One Belt One Road) Tiongkok.

Penembakan tersebut terjadi di Karachi yang merupakan pelabuhan terbesar juga berada dalam jalur penting pelaksanaan OBOR di Pakistan. (Sinatra/asr)