Kontingen Olimpiade Korea Utara Diawasi 24 Jam Agar Tidak Membelot

EpochTimesId – Korea Utara mengirim kontingen yang diperkuat sekitar 500 orang ke Korea Selatan untuk mengikuti Olimpiade Musim Dingin PyeongChang. Kontingen itu terdiri dari Atlet dan official, serta pemandu sorak (cheerleader), anggota kelompok kesenian, dan sejumlah pejabat diplomatik.

Namun untuk mencegah personil tersebut menggunakan kesempatan itu untuk membelot, pemerintah Korea Utara juga menggunakan utusan khusus untuk melakukan pengawasan selama 24 jam. Bahkan, ketika anggota kontingen ke toilet pun tak luput dari pengawasan utusan khusus.

Dikutip EpochTimes.com dari CNN, peristiwa atlet Korea Utara mengambil kesempatan untuk membelot sudah pernah terjadi di masa lalu. Seorang pemain hoki es wanita menghilang dari rombongan pada tahun 1997. Ada pula seorang atlit judo yang membelot saat diikutsertakan dalam pertandingan di Spanyol pada tahun 1999.

Meskipun kesempatan itu tidak besar, tetapi bagi kontingen Korea Utara untuk mengambil kesempatan menghilang dari PyeongChang bukannya tak mungkin. Sehingga rezim Korut terpaksa mencegahnya melalui pengawasan yang ekstra ketat.

Han Seo-hee, seorang anggota pemandu sorak Korea Utara yang membelot ke Selatan pada tahun 2006 mengatakan, seluruh anggota dipantau kemanapun mereka pergi. Mereka tahu betul apa hukuman yang akan dihadapi keluarga mereka di Korea Utara jika mereka melarikan diri.

“Rombongan Korea Utara yang dikirim ke luar negeri selalu diikuti oleh orang-orang kepercayaan dari partai, dinas keamanan dan staf administrasi negara. Kali ini juga demikian,” ujar Han Seo-hee.

Dia mengatakan bahwa warga Korea Utara dalam kehidupan sehari-hari mereka sudah diminta untuk selalu memantau dan melaporkan kegiatan yang tidak biasa. Seperti misalnya kegiatan mencurigakan yang dilakukan oleh saudara, teman atau tetangga.

Jadi, apabila sampai terjadi pembelotan, tidak hanya atasan yang akan dihukum. Anggota kontingen lainnya juga akan terkena sanksi karena mereka tidak melaporkan adanya tanda-tanda yang mencurigakan.

Seorang mantan perwira polisi Korea Utara kepada CNN mengatakan bahwa atlet Korea Utara akan terus dipantau setelah meninggalkan mata publik atau lapangan pertandingan. Mereka tidak bisa pergi ke kamar mandi sendirian, dan selalu ada ‘kuping’ yang dipasang untuk mendengar apa isi pembicaraan dan dengan siapa para atlit berbicara.

Pemantauan dilaksanakan secara tertutup. Orang-orang yang bertanggung jawab atas pemantauan akan berpura-pura sebagai staf pendukung, berbaur dalam rombongan.

Bahkan setelah para atlet telah kembali ke Korea Utara, pemantauan semacam itu masih terus berlanjut. Para atlet, anggota pemandu sorak dan kelompok seni ini mungkin juga harus menghadapi pemeriksaan, interogasi dan penyelidikan untuk dikaji bagaimana setiap orang ini menampilkan citra kebangsaan saat berada di luar negeri. (Chen Juncun/ET/Sinatra/waa)