Mengaku Salah Pasang Iklan Imlek 2018 dengan Gambar Ayam, Pemerintah Malaysia Minta Maaf

Epochtimes.id- Setelah menjadi heboh di Malaysia, Kementerian Perdagangan Domestik, Koperasi dan Konsumerisme (KPDNKK) Malaysia, meminta maaf atas publikasi iklan ucapan Tahun Baru Imlek yang dipublikasikan di surat kabar pada Kamis (15/02/2018).

Melalui sebuah keterangan singkat yang dikeluarkan oleh Kementerian tersebut mengklaim bahwa perbincangan yang menjadi viral sehubungan dengan iklan Imlek di surat kabar hanya gara-gara kesalahan teknis.

“KPDNKK ingin mengajukan jutaan permhonan maaf atas iklan Tahun Baru Imlek,” pernyataan lembaga itu.

“Kesalahan ini karena kesalahan teknis periklanan,” klaim lembaga itu dalam akun Facebook resmi kementerian.

Berita sebelumnya laman berita negara itu, Melaysiakini menaikkan sebuah laporan tentang iklan di koran utama negara itu.

Dianggap unik, iklan yang menampilkan Tahun Baru Imlek Tahun Baru dari KPDNKK menampilkan gambar seekor ayam jantan.

Laman asal Malaysia ini juga menyebut ada dua kesalahan yang terdeteksi dalam iklan.

Pertama, untuk Tahun Baru Imlek yang akan dirayakan adalah awal tahun anjing.

Kedua, ayam jantan berkokok dalam iklan tersebut.

(KPDNKK-Laman Rasmi)

Menghormati satu sama lain

Berdasarkan karakter yang disertakan di samping ayam jantan, itu diterjemahkan sebagai “Uang! Uang! ”

Kata “uang” dalam bahasa Mandarin disebut dan suaranya hampir sama dengan kata “kemakmuran” meski ada perbedaan.

Bagian yang menyertai pesan ucapan selamat dari iklan KPDNKK berarti: “Selamat datang Tahun Anjing penuh kemakmuran. Kami dengan sepenuh hati mengucapkan Tahun Baru Imlek untuk semua “.

Sementara itu, KPDNKK juga memproduksi video yang juga menampilkan ayam yang sedang berkokok.

https://www.facebook.com/mykpdnkk/videos/591070607902472/

Namun, video di YouTube berkaitan dengan pengendalian harga ayam selama Tahun Baru Imlek ini.

Berbeda dengan tahun lalu, beberapa pihak enggan menggunakan gambar anjing untuk musim perayaan ini dan diyakini terkait dengan persepsi beberapa lapisan masyarakat.

Jabatan Kemajuan Islam Malaysia (Jakim) atau Departemen Pembangunan Islam Malaysia dalam pernyataannya tidak memberikan keterangan yang jelas mengenai status penggunaan gambar anjing.

Tapi lembaga ini mendesak masyarakat untuk mempromosikan persatuan dan saling menghormati dalam hubungannya dengan perayaan tersebut.

Direktur Utama Jaktim, Tan Sri Othman Mustapha dikutip Malaysiakini mengatakan semua pihak mencatat penggunaan hewan sebagai simbolisme dan harus menghormati mereka untuk menjaga keharmonisan antar etnis. (asr)