Polri Ungkap Motif MCA Bermuatan Politik, Ingin Timbulkan Ketakutan Hingga Memecah Belah Bangsa

Epochtimes.id- Kepolisian berhasil menciduk komplotan produsen hoax dan ujaran kebencian yang bernama Muslim Cyber Army (MCA). Bagi kepolisian berdasarkan pendalaman, komplotan ini bertujuan untuk memecah belah bangsa hingga ketakutan di tengah masyarakat.

Kasatgas Nusantara Mabes Polri Irjen (Pol) Gatot Eddy Pramono mengatakan  dari sejumlah isu hoax yang disebarkan kelompok ini yakni 42 berita hoax lebih dominan soal isu penyerangan ulama atau tokoh agama.

Kelompok ini menyebarkan 45 isu penyerangan ulama dan hanya 3 yang benar. Kasus ini terjadi dua di Jawa Barat dan  satu kasus di Jawa Timur.

Untuk diketahui isu yang benar terjadi yaitu penyerangan terhadap tokoh NU Jawa Barat, KH Umar Basyir yakni pengasuh Pondok Pesantren Al-Hidayah Cicalengka, Jawa Barat dan  Ustad Prawoto di Bandung, Jawa Barat.

Namun demikian, pendalaman yang dilakukan kepolisian belum melihat kejadian ini didesain oleh kelompok tertentu di darat atau lapangan sehingga peristiwa tersebut seolah-olah perbuatan oknum-oknunm tertentu.

Akan tetapi,  akhirnya ditemukan koneksi ketika dilakukan pendalaman di udara atau media sosial terkait di antara  peristiwa yang didesain sedemikian rupa sehingga seolah-olah terjadi penyerangan terhadap ulama sedemikian massif.

Berdasarkan hasil penyelidikan kepolisian dari tim siber akhirnya menemukan pelaku berasal dari kelompok yang menamakan mantan Saracen dan MCA.

Komplotan ini ternyata bemaksud memiliki motif-motif politik serta bertujuan untuk memecah belah bangsa Indonesia hingga membuat seluruh masyarakat tak percaya dengan pemerintahan yang sah.

“Apa yang ingin disampaikan oleh kelompok ini adalah motifnya politik,  dengan menyebarkan isu hoax ini, mereka berharap dapat mendegradasikan pemerintahan yang sah,” kata Irjen (Pol) Gatot Eddy Pramono di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Senin (05/03/2018).

Menurut Gatot, kelompok ini bermaksud berdasarkan pemberitaan yang menjadi viral di media sosial memunculkan keresahan di tengah masyarakat, para ulama, tokoh agama bahkan menimbulkan rasa ketakutan hingga akhirnya memecahbelah bangsa.

Lebih parah lagi, motif kelompok ini pada akhirnya memunculkan suatu konflik sosial yang besar di tengah masyarakat. Hingga pada akhirnya bertujuan menyatakan pemerintah tak bisa mengelola negara dengan baik.

“Yang paling parah, ini dapat mengganggu persatuan dan kesatuan bangsa serta disintegarasi terhadap bangsa ini, kita dapatkan mengatakan bahwa hoax ini betul-betul berbahaya,” ungkapnya. (asr)