Aset Rusia Dibekukan oleh Amerika Terkait Serangan Cyber

EpochTimesId – Amerika Serikat menjatuhkan sanksi kepada 19 orang dan lima entitas Rusia pada hari Kamis (15/3/2018). Sanksi dijatuhkan terkait campur tangan terhadap pemilihan presiden, serangan cyber, dan intrusi ke dalam infrastruktur penting.

Departemen Keuangan akan memblokir hak milik atau aset orang-orang dan entitas yang disetujui. Dan orang Amerika pada umumnya dilarang melakukan bisnis dengan mereka.

“Pemerintah sedang menghadapi dan melawan aktivitas cyber Rusia yang jahat, termasuk percobaan campur tangan mereka dalam pemilu AS, serangan cyber yang merusak, dan gangguan yang menargetkan infrastruktur penting,” kata Menteri Keuangan Steven Mnuchin dalam sebuah pernyataan.

Daftar sanksi tersebut mencakup 13 orang Rusia dan 3 entitas Rusia yang disebutkan dalam dakwaan Penasihat Khusus Robert Mueller bulan lalu. Mueller sedang menyelidiki campur tangan Rusia dalam pemilihan 2016.

Surat dakwaan tersebut tidak berisi tuduhan kolusi dan tidak ada tuduhan bahwa Rusia mengubah hasil pemilu tersebut, menurut bos Mueller, Wakil Jaksa Agung Rod Rosenstein.

Dua badan intelijen pemerintah utama Rusia, FSB dan GRU, serta enam anggota GRU, juga dikenai sanksi sehubungan dengan serangan cyber. Keenam operator GRU tersebut adalah Grigoriy Molchanov, Igor Kostyukov, Igor Korobov, Sergey Gizunov, Vladimir Alexseyev, dan Sergei Afanasyev.

Menteri Keuangan Steven Mnuchin hadir dalam sidang kongres membahas rancangan anggaran tahun fiskal 2019 di Washington pada 15 Februari 2018. (Samira Bouaou/The Epoch Times)

Departemen Keuangan menyebut serangan NotPetya sebagai salah satu serangan cyber yang merusak yang menyebabkan sanksi tersebut, menyebutnya sebagai ‘serangan cyber paling merusak dan paling mahal dalam sejarah.

Perampokan cyber tersebut menyebabkan kerugian miliaran dolar AS di seluruh dunia dan mengganggu pengiriman global, perdagangan, dan produksi obat-obatan. Di Amerika Serikat, beberapa rumah sakit tidak dapat membuat catatan elektronik, menurut pernyataan tersebut.

Aktor cyber pemerintah Rusia juga menargetkan berbagai instansi pemerintah AS dan industri infrastruktur penting. Itu termasuk energi, nuklir, fasilitas komersial, air, penerbangan, dan sektor manufaktur kritis.

Anggota dinas darurat mengenakan pakaian pelindung bekerja di dekat bangku di mana mantan agen intelijen Rusia, Sergei Skripal dan putrinya Yulia ditemukan keracunan zat kimia yang menyerang saraf di Salisbury, Inggris, 13 Maret 2018. (Henry Nicholls/Reuters/The Epoch Times)

Departemen Keuangan juga mengutip sejumlah kegiatan berbahaya lainnya yang berasal dari Rusia, termasuk serangan racun saraf baru-baru ini di Inggris dan pendudukan Crimea yang sedang berlangsung.

Presiden Donald Trump, Presiden Prancis Emmanuel Macron, Kanselir Jerman Angela Merkel dan Perdana Menteri Inggris Theresa May mengutuk Rusia dalam sebuah pernyataan bersama pada hari Kamis karena serangan agen saraf tersebut. Rusia membantah bertanggung jawab atas serangan itu.

“Situasi yang sangat menyedihkan,” kata Trump pada hari Kamis. “Sepertinya orang Rusia ada di belakangnya. Sesuatu yang seharusnya tidak pernah terjadi dan kami menganggapnya sangat serius. Dan kami menganggapnya sangat serius, seperti yang saya duga, masih banyak lagi.” (Ivan Pentchoukov/The Epoch Times/waa)

Erabaru Chanel :

https://youtu.be/fTKcu82AtsA