Gugatan di Spanyol Menuduh Rezim Tiongkok Terkait dengan Demonstran Pengujar Kebencian

Partai Komunis Tiongkok sering menggunakan kelompok-kelompok garis depan di seluruh dunia untuk mementaskan protes-protes terhadap orang Tiongkok perantauan yang gagal mematuhi garis politik rezim tersebut. Sekarang, salah satu dari kelompok-kelompok garis depan tersebut di Spanyol dituntut karena memberikan ujaran kebencian yang bersifat memfitnah.

Pada April 2017, Shen Yun Performing Arts, sebuah perusahaan seni pertunjukan berbasis di New York yang menampilkan pertunjukan keliling dunia setiap tahun dengan karya-karya yang berusaha untuk menghidupkan kembali budaya tradisional Tiongkok yang asli, telah dijadwalkan untuk melakukan tiga pertunjukan di Teater Liceu pada tanggal 15 dan 16 April.

Pada malam hari tanggal 15 April, sekitar 25 hingga 30 warga Tionghoa berkumpul di depan teater tersebut, membawa spanduk dan meneriakkan slogan-slogan yang memfitnah Shen Yun dan Falun Gong, sebuah disiplin spiritual Tiongkok yang dipraktekkan oleh para penari Shen Yun.

Tindakan ini merupakan ujaran kebencian, menurut pengacara Carlos Iglesias, yang mewakili para penggugat. Mereka adalah sekelompok praktisi Falun Gong Spanyol yang menyaksikan demonstrasi tersebut dan merasa mereka adalah korban kebencian yang ditampilkan oleh para pengunjuk rasa tersebut.

gugatan hukum atas ujaran kebencian oleh partai komunis tiongkok
Dari kiri ke kanan: Pengacara Carlos Iglesias dan penggugat Chris Zhao bersama tiga praktisi Falun Gong Spanyol, di depan pengadilan Barcelona. (Courtesy of Carlos Iglesias)

Xihua, sebuah surat kabar Spanyol berbahasa Mandarin dengan kecenderungan pro-Beijing, menerbitkan sebuah artikel dengan nada kemenangan tentang insiden tersebut. Artikel tersebut disertai dengan foto-foto warga negara Tionghoa yang berdemonstrasi di depan teater, memegang tanda dan spanduk dalam bahasa Mandarin dan Spanyol dengan pesan-pesan yang menyerang Shen Yun dan Falun Gong.

Artikel tersebut juga mengutip beberapa dari para demonstran dan mengidentifikasi mereka dengan nama dan afiliasi. Salah satu dari mereka telah menyebut Falun Gong “agama sesat” yang “memenuhi tujuannya untuk memecah tanah air.” Menggunakan bahasa yang oleh rezim Tiongkok secara konsisten telah digunakan untuk mendiskreditkan dan memfitnah latihan spiritual tersebut sejak penganiayaan dimulai pada tahun 1999.

Media pemerintah Tiongkok telah menyebarluaskan propaganda kebencian seperti itu di dalam negeri dan luar negeri melalui surat kabar-surat kabar pro-Beijing atau Partai-partai yang berafiliasi di luar negeri.

Gugatan yang diajukan oleh para praktisi Falun Gong Spanyol tersebut menuduh bahwa spanduk, slogan, dan informasi yang disampaikan para pengunjuk rasa kepada orang yang lewat tersebut adalah perkataan yang mendorong kebencian, yang melanggar Pasal 510 KUHP Spanyol, menurut Iglesias.

pertunjukan Shen Yun yang sering diganggu oleh partai komunis tiongkok
Pemandangan umum Teater Liceu di Barcelona, Spanyol pada 6 Februari 2017. (Xavi Torrent / Getty Images)

Pasal tersebut menetapkan bahwa mereka yang “secara terbuka mendorong, mempromosikan, atau menghasut kebencian, secara langsung atau tidak langsung, permusuhan, diskriminasi, atau kekerasan terhadap suatu kelompok, bagian dari itu, atau terhadap orang tertentu karena keanggotaan mereka di dalamnya” telah melakukan kejahatan dihukum satu hingga empat tahun penjara, selain denda.

Menurut Pasal 515, organisasi yang “mempromosikan diskriminasi, kebencian, atau kekerasan” juga dianggap telah melanggar hukum, dan dapat dihukum satu hingga tiga tahun penjara.

Para penggugat menuntut semua individu dan organisasi yang disebutkan dalam artikel surat kabar Xihua tersebut, sebagian besar dari mereka adalah organisasi komunitas Tionghoa lokal dan asosiasi bisnis.

“Kebebasan berbicara memiliki batas-batasnya sendiri, dengan kata lain, satu orang tidak dapat mengatakan apa yang dia inginkan, apa yang dia pikirkan, jika dia pada akhirnya mengurangi, mengesampingkan, dan menciptakan kebencian terhadap kelompok-kelompok tertentu atau kolektif tertentu untuk ideologi, agama, politik atau alasan lainnya,” kata Iglesias dalam sebuah wawancara.

Pidato mereka melampaui sekadar mengungkapkan pendapat tentang pertunjukan Shen Yun tetapi mempromosikan kebencian terhadap Falun Gong, tambahnya.

Shen Yun Performing Arts didirikan oleh para praktisi latihan spiritual Falun Gong, juga dikenal sebagai Falun Dafa, sebuah latihan meditasi yang dianiaya secara kejam di daratan Tiongkok sejak tahun 1999.

Pada saat itu, pemimpin Partai Komunis Tiongkok Jiang Zemin percaya popularitas Falun Gong yang luar biasa akan mengancam otoritas Partai karena ada sebanyak 100 juta penduduk telah ikut berlatih, menurut perkiraan yang dikutip di media Barat. Dia kemudian memulai kampanye nasional untuk melecehkan, menangkap, menahan, dan mencemarkan nama baik praktisi Falun Gong agar penduduk tidak mempercayai dan tidak ikut berlatih.

Gambaran Shen Yun tentang penganiayaan rezim Tiongkok terhadap Falun Dafa, dan peradaban Tiongkok yang terilhami secara ilahi, telah membuat jengkel rejim komunis yang ateis, yang telah berulang kali mencoba menghalangi pertunjukan Shen Yun sejak berdirinya perusahaan tersebut, menurut situs webnya.

Di Denmark, misalnya, media lokal menemukan bahwa sebuah teater lokal menolak proposal Shen Yun untuk tampil di sana setelah para pejabat dari kedutaan Tiongkok menekan mereka. Sejak dimulainya Shen Yun, teater di kota-kota Eropa lainnya juga mengalami tekanan dari kedutaan Tiongkok setempat.

Iglesias mencatat bahwa untuk pertunjukan Shen Yun mendatang, perusahaan tersebut akan kembali tampil pada 24 dan 25 April tahun ini, seorang notaris, bersama dengan penerjemah, akan hadir di teater tersebut dan mencatat serta melaporkan setiap kemungkinan adanya interaksi pelanggaran hukum yang terjadi.

Iglesias juga meminta pengadilan Barcelona menyelidiki apakah para demonstran tersebut diorganisir oleh kedutaan Tiongkok. Ini adalah taktik umum bagi kedutaan Tiongkok untuk menyewa asosiasi mahasiswa Tionghoa lokal atau kelompok pro-Beijing lainnya untuk tampil di demonstrasi-demonstrasi atau protes-protes untuk menyebarkan propaganda rezim Tiongkok.

Tetapi apakah mereka diinstruksikan oleh kedutaan atau tidak, kesalahan mereka tetap sama menurut hukum, kata Iglesias. “Setiap orang bertanggung jawab. Terlepas dari pihak ketiga yang mungkin menghasut, mempromosikan, atau mendanai aksi tersebut.” (ran)

Rekomendasi video :

https://www.youtube.com/watch?v=0x2fRjqhmTA&t=27s

ErabaruNews