Facebook Konfirmasi Kebocoran Data Mencapai 87 Juta Pengguna

EpochTimesId – Facebook mengatakan informasi data pribadi yang bocor mencapai 87 juta pengguna. Sebagian besar kebocoran terjadi di Amerika Serikat, seperti dikutip dari Reuters, Jumat (6/4/2018).

Data tersebut mungkin telah dibagikan secara tidak layak atau tidak sesuai ketentuan kepada konsultasi politik Cambridge Analytica. Jumlah tersebut jauh diatas perkiraan media massa dalam pemberitaan sebelumnya, yaitu sekitar 50 juta data pengguna.

Chief Executive perusahaan, Mark Zuckerberg, Rabu, 4 April 2018 waktu Amerika mengatakan dalam sebuah konferensi video dengan wartawan bahwa Facebook tidak melihat dampak yang berarti atas kebocoran tersebut. Penggunaan atau penjualan iklan sejak skandal itu masih stabil, meskipun hal itu menurutnya tidak baik, karena menimbulkan ketidak-senangan masyarakat terhadap perusahaan.

Zuckerberg mengatakan kepada wartawan bahwa dia menerima tuduhan dan bertanggungjawab atas kebocoran data, yang telah membuat marah para pengguna, pengiklan dan anggota parlemen. Sementara dia juga mengatakan, dia masih menjadi orang yang tepat untuk mengepalai perusahaan yang ia dirikan.

“Ketika Anda membangun sesuatu seperti Facebook yang belum pernah terjadi sebelumnya di dunia, akan ada hal-hal yang Anda buat kacau,” kata Zuckerberg.

Dia menambahkan bahwa yang penting saat ini adalah belajar dari kesalahan.

Dia mengatakan tidak mengetahui adanya diskusi di kalangan direksi Facebook bahwa dia berencana mengundurkan diri. Meskipun direktur akan menghadapi tantangan jika mereka ingin menggulingkannya, karena Zuckerberg adalah pemegang saham pengendali.

Video Rekomendasi Facebook :

Dia mengatakan dia tidak memecat siapa pun atas skandal itu dan tidak merencanakannya.

“Saya tidak ingin membuang orang lain di bawah bus karena kesalahan yang kami buat di sini,” katanya.

Facebook pertama kali mengakui bulan lalu bahwa informasi pribadi tentang jutaan pengguna berakhir di tangan Cambridge Analytica.

Zuckerberg akan memberi kesaksian tentang masalah ini Selasa depan dan Rabu selama dua sidang kongres AS.

Cambridge Analytica yang berbasis di London, membantah estimasi Facebook terkait data pengguna yang terpengaruh. Pada hari Rabu, mereka mengatakan di Twitter hanya menerima tidak lebih dari 30 juta catatan dari seorang peneliti yang dipekerjakan untuk mengumpulkan data tentang orang-orang di Facebook.

Zuckerberg, dalam ‘video call’ dengan wartawan, mengatakan bahwa Facebook seharusnya melakukan lebih banyak untuk mengaudit dan mengawasi pengembang aplikasi dari pihak ketiga, seperti pengembang yang disewa Cambridge Analytica pada tahun 2014.

“Mengetahui apa yang saya ketahui hari ini, jelas kita harus berbuat lebih banyak,” katanya.

Facebook mengambil langkah untuk membatasi data pribadi apa yang tersedia untuk pengembang aplikasi pihak ketiga. Mungkin diperlukan waktu dua tahun lagi untuk memperbaiki masalah Facebook.

“Kami memperluas pandangan kami tentang tanggung jawab kami,” kata Zuckerberg.

Sebagian besar hingga 87 juta orang yang datanya diserahkan kepada Cambridge Analytica berada di Amerika Serikat. Seperti ditulis Chief Technology Officer Facebook, Mike Schroepfer dalam posting blog.

Saham Facebook ditutup turun 0,6 persen pada hari Rabu menjadi 155,10 dolar AS. Mereka jatuh lebih dari 16 persen sejak skandal Cambridge Analytica menyeruak.

Perkiraan sebelumnya lebih dari 50 juta pengguna Facebook yang terkena dampak kebocoran data berasal dari dua surat kabar, ‘New York Times’ dan ‘London’s Observer’, berdasarkan penyelidikan mereka terhadap ‘Cambridge Analytica’.

Zuckerberg mengatakan Facebook menyampaikan estimasi yang lebih tinggi dengan melihat jumlah orang yang mengunduh aplikasi kuis kepribadian yang dibuat oleh akademisi Universitas Cambridge, Aleksandr Kogan. Jumlahnya sekitar 270.000 orang, dan kemudian ditambahkan dengan jumlah teman yang mereka miliki.

‘Cambridge Analytica’ mengatakan bahwa mereka melibatkan Kogan ‘dengan itikad baik’. Kogan diminta mengumpulkan data Facebook dengan cara yang mirip dengan, bagaimana pengembang aplikasi pihak ketiga lainnya telah memanen informasi pribadi.

Skandal ini telah memancing dimulainya penyelidikan oleh Kantor Komisi Informasi Inggris, dan Komisaris Privasi Australia. Ada pula penyelidikan yang dilakukan oleh Komisi Perdagangan Federal AS dan sekitar 37 jaksa umum pada negara bagian AS.

Pemerintah Nigeria juga akan menyelidiki dugaan keterlibatan yang tidak patut oleh Cambridge Analytica dalam pemilihan umum negara itu pada tahun 2007 dan 2015. (Reuters/The Epoch Times/waa)

Video Pilihan :

https://youtu.be/fTKcu82AtsA