Amerika dan Inggris Tuding Rusia Gelar Serangan Cyber Global

EpochTimesId – Amerika Serikat dan Inggris menuduh Rusia melancarkan serangan dunia maya berskala global. Rusia dituding melakukan serangan cyber pada router komputer, firewall dan peralatan jaringan lain yang digunakan oleh lembaga pemerintah, bisnis dan operator infrastruktur penting di seluruh dunia.

Washington dan London mengeluarkan peringatan bersama yang mengatakan keberadaan operasi militer oleh peretas yang didukung pemerintah Rusia, seperti dikutip The Epoch Times dari Reuters, Rabu (18/4/2018).

Serangan siber itu memiliki tujuan untuk memata-matai, melakukan pencurian kekayaan intelektual dan kegiatan ‘jahat’ lainnya. Serangan cyber itu adalah serangan pembuka yang sewaktu-waktu dapat ditingkatkan untuk meluncurkan serangan ofensif.

Peringatan ini mengikuti serangkaian peringatan oleh pemerintah Barat bahwa Moskow berada di belakang serangkaian serangan cyber. Amerika Serikat, Inggris dan negara-negara lain pada Februari 2018 menuduh Rusia melepaskan virus ‘NotPetya’.

Virus itu pada tahun 2017 melumpuhkan sebagian infrastruktur Ukraina dan merusak komputer di seluruh dunia. Virus juga merugikan dunia perusahaan hingga miliaran dolar AS.

Kremlin tidak segera menanggapi permintaan konfirmasi. Namun kedutaan Rusia di London mengeluarkan pernyataan yang mengutip tuduhan Inggris atas ancaman dunia maya dari Moskow.

“(Sebagai) contoh mencolok dari kebijakan yang sembrono, provokatif dan tidak berdasar terhadap Rusia,” Tulis Kedubes Rusia di London.

Video Rekomendasi :

https://www.youtube.com/watch?v=ncESfPb3yGY

Moskow membantah tuduhan sebelumnya bahwa mereka melakukan serangan dunia maya di Amerika Serikat dan negara-negara lain.

Bulan lalu, Pemerintahan Donald Trump juga menyalahkan Rusia untuk operasi serangan cyber yang menargetkan jaringan listrik AS.

Pejabat Amerika dan Inggris mengatakan bahwa serangan-serangan yang diungkapkan ini mempengaruhi berbagai organisasi. Mereka yang terpengaruh, termasuk penyedia layanan internet, bisnis swasta dan penyedia infrastruktur penting. Namun, mereka tidak mengidentifikasi korban atau memberikan rincian tentang dampak serangan.

“Ketika kita melihat aktivitas (dunia) maya yang berbahaya, apakah itu dari Kremlin atau aktor negara-bangsa jahat lainnya, kita akan mendorong kembali,” kata Rob Joyce, koordinator keamanan dunia maya Gedung Putih.

Hubungan antara Rusia dan Inggris sudah di ujung tanduk setelah Perdana Menteri Theresa May menyalahkan Moskow atas serangan racun saraf 4 Maret 2018. Serangan itu meracuni bekas mata-mata Rusia, Sergei Skripal dan putrinya Yulia Skripal di kota Salisbury, Inggris.

“Ini adalah contoh lain dari pengabaian Rusia terhadap norma-norma internasional dan tatanan global-kali ini melalui operasi spionase dan agresi dunia maya, yang mencoba untuk mengganggu pemerintah dan mengacaukan bisnis,” kata jurubicara pemerintah Inggris di London.

Inggris dan Amerika Serikat mengatakan mereka mengeluarkan peringatan baru untuk membantu target serangan cyber, melindungi diri mereka sendiri. Kedua pemerintahan juga membujuk korban untuk berbagi informasi dengan penyelidik pemerintah, sehingga mereka dapat lebih memahami ancaman tersebut.

Papan nama Situation Room di Gedung Putih tergantung pada dinding di dalam kompleks Gedung Putih di Washington, DC. (SAUL LOEB/AFP/Getty Images)

“Kami tidak memiliki wawasan penuh ke dalam lingkup kompromi,” kata pejabat keamanan cyber, Departemen Keamanan Dalam Negeri AS, Jeanette Manfra.

Peringatan itu tidak terkait dengan dugaan serangan senjata kimia di sebuah kota di Suriah yang mendorong serangan militer pimpinan AS selama akhir pekan. Serangan itu menargetkan fasilitas pemerintah Suriah yang didukung Rusia.

Tidak lama setelah pengumuman, Gedung Putih mengatakan Joyce akan meninggalkan jabatannya dan kembali ke Badan Keamanan Nasional AS.

Pejabat AS dan Inggris memperingatkan bahwa router yang terinfeksi dapat digunakan untuk meluncurkan operasi cyber ofensif pada masa depan.

“Mereka bisa menjadi pre-positioning untuk digunakan di saat-saat ketegangan,” kata Ciaran Martin, kepala eksekutif dari badan pertahanan cyber Security Center Nasional Cyber ​​Inggris.

Dia menambahkan bahwa ‘jutaan mesin’ menjadi sasaran serangan cyber. (Reuters/The Epoch Times/waa)

Video Rekomendasi :

https://youtu.be/fTKcu82AtsA