Dunia Bereaksi Setelah Amerika Menarik Diri dari Perjanjian Nuklir Iran

EpochTimesId – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump baru-baru ini menandatangani keputusan presiden yang berisikan keputusan untuk menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran. Trump memberikan syarat mutlak kepada Iran untuk meninggalkan senjata nuklir bagi menegosiasikan kesepakatan baru untuk.

Jika tidak ada kesepakatan baru yang dapat dicapai, Amerika Serikat dapat menjatuhkan sanksi terhadap Iran setelah 180 hari. Sanksi itu adalah sanksi yang paling berat.

Setelah berita tersebut tersiar, para pemimpin dunia saat ini dan mantan pemimpin dunia langsung mengambil sikap. Ada yang memihak Trump, tetapi ada juga yang memihak Iran.

Trump sebelumnya mengambil keputusan mengejutkan, sehingga sekutunya selain sedikit, juga hanya memberikan ekspresi verbal, tetapi kali ini berbeda. Pada 9 Mei lalu sebuah iklan satu halaman muncul di media cetak ‘New York Times’.

Iklan itu bertuliskan, “Tuan Presiden, Pendekatan yang Anda lakukan terhadap Iran adalah benar.” Di bagian bawah iklan terdapat tanda tangan dari mantan Perdana Menteri Kanada Stephen Joseph Harper, mantan Perdana Menteri Australia John Howard, pemenang hadiah Nobel Perdamaian dan mantan Perdana Menteri Irlandia Utara David William Trimble, serta beberapa mantan politisi, penulis dan selebriti.

Mantan Perdana Menteri Kanada, Stephen Joseph Harper termasuk salah satu pemimpin yang dengan tegas menentang terorisme. Selama berkuasa, Ia terus mendukung komunitas internasional memberikan sanksi terhadap Iran. Harper juga menentang Iran memperkaya uranium dan mengembangkan senjata nuklir.

Pada tahun 2012, pemerintahan Harper menutup Kedutaan Besar Kanada untuk Iran dan mengusir duta besar Iran untuk Kanda di Ottawa. Harper mengatakan bahwa Iran membohongi dunia dengan meneruskan pengembangan senjata nuklir.

Dia mengatakan bahwa Badan Energi Atom Internasional (IAEA) telah mengajukan bukti yang tidak dapat dipungkiri. Iran mengklaim bahwa program nuklir mereka adalah demi tujuan damai, yang menurut Harper itu semua adalah bohong.

Namun, Perdana Menteri Kanada, Trudeau bersama Perancis, Inggris dan Jerman menyatakan penyesalan atas keputusan yang diambil Amerika Serikat. Mereka mengatakan bahwa meskipun kesepakatan yang dicapai pada tahun 2015 itu tidak sempurna, tetapi masih dapat dimanfaatkan hubungannya sehingga perlu dipertahankan.

Mantan Presiden AS, Barack Obama terlihat sangat marah. Obama marah karena hampir setiap kebijakan dan arahan Obama dipatahkan oleh Trump, dan telah berulang kali mencela Obama dengan menggunakan istilah bodoh, lemah, serta menunda-nunda hal penting.

Sebelumnya, meskipun banyak hal menusuk perasaan Obama, tetapi Dia tetap menahan diri.
Akan tetapi, keputusan yang diambil Trump kali ini sulit untuk membuat Obama tetap diam. Obama kini menyebut secara terbuka bahwa tindakan Trump adalah “bencana”.

Obama mengkritik praktek-praktek kebijakan Trump tidak saja merugikan kredibilitas Amerika, tetapi juga mengkhianati sekutu mereka. “Ini adalah sebuah kesalahan serius,” kata Obama.

Terlepas dari apa pun komentar Obama atau sekutu-sekutu Amerika, Trump tidak ingin menarik kembali keputusannya tersebut. Departemen Keuangan AS telah mengatakan bahwa sebelum batas waktu yang jatuh pada 6 Agustus tahun ini, semua praktek bisnis ekonomi, keuangan, dan kegiatan yang berkaitan dengan kebutuhan Iran harus dihentikan. Itu termasuk pesawat dan ekspor komponen, penyelesaian valuta Dolar AS dan transaksi lainnya, perdagangan emas, logam dan lainnya, serta Sovereign Debt dan otomotif.

Sebelum November 4 2018, sanksi akan diperluas ke bidang produk minyak bumi dan sektor kaitannya. Seluruh terminal pelabuhan yang memuat dan membongkar minyak Iran, bisnis kapal tanker untuk pengiriman minyak, asuransi dan transaksi bank sentral harus sepenuhnya ditarik pada waktu itu.

Bagi sekutu AS yang menentang keputusan tersebut, Trump menegaskan, “Setiap negara yang membantu Iran mengembangkan senjata nuklir juga akan dikenakan sanksi berat dari Amerika Serikat.”

Jadi, apakah perjanjian 2015 cukup efektif untuk membuat Iran meninggalkan program nuklir mereka? Mari kita tinjau dari kedua kenyataan berikut:

Pertama, Israel menyelundupkan sejumlah dokumen Iran berkaitan dengan pembuatan senjata nuklir yang beratnya sampai setengah ton.

Kedua, sebuah pernyataan yang mengejutkan menyebutkan bahwa meskipun Amerika Serikat menarik diri dari kesepakatan nuklir, pihak Iran juga harus menerapkannya secara sepihak.

Ini memang agak aneh bahwa pemerintah Iran sering karena hal kecil lalu mengorganisir puluhan ribu masyarakat berunjuk rasa untuk memprotes pemerintah AS. Sekarang AS menarik diri dari kesepakatan Iran, seharusnya membuat mereka lebih leluasan dalam bertindak, tetapi mereka sekarang justru muncul keraguan.

Pakah Iran menyesalkan kepergian musuh? Jadi, apakah kesepakatan mengenai pembekuan senjata nuklir efektif? (Xia Lin/ET/Sinatra/waa)

Simak juga, Pengakuan Dokter yang Dipaksa Panen Organ Hidup :
https://youtu.be/0x2fRjqhmTA