Gelombang Panas yang Menerpa Pakistan Menewaskan 65 Orang

Epochtimes.id- Gelombang panas telah menewaskan 65 orang di kota Karachi, Pakistan, selama tiga hari terakhir.

Laporan ini dibenarkan oleh organisasi kesejahteraan sosial pada Selasa dilansir Reuters di tengah kekhawatiran jumlah korban tewas bisa meningkat karena suhu tinggi terus berlanjut.

Gelombang panas bertepatan dengan pemadaman listrik. Suhu mencapai 44 derajat Celcius (111 Fahrenheit) pada Senin (21/05/2018) seperti dilaporkan media setempat.

Faisal Edhi, yang mengelola Yayasan Edhi yang mengopersikan kamar mayat dan layanan ambulans di kota terbesar Pakistan, mengatakan, kematian terjadi sebagian besar di daerah miskin Karachi.

“Enam puluh lima orang telah tewas selama tiga hari terakhir,” kata Edhi kepada Reuters.

“Kami memiliki mayat di fasilitas penyimpanan dingin kami dan dokter lingkungan mereka mengatakan mereka meninggal karena heat-stroke.”

Seorang juru bicara pemerintah tidak dapat dihubungi Reuters untuk dimintai komentar atas insiden ini.

Namun, Pejabat Kesehatan Provinsi Sindh, Fazlullah Pechuho mengatakan kepada surat kabar Dawn berbahasa Inggris bahwa tidak ada yang meninggal akibat sengatan suhu panas.

“Hanya dokter dan rumah sakit yang dapat memutuskan apakah penyebab kematian adalah heat-stroke atau tidak. Saya dengan tegas menolak bahwa orang telah meninggal karena heat-stroke di Karachi, ”kata Pechuho.

Meskipun demikian, laporan kematian akibat heat-stroke di Karachi akan menimbulkan kegelisahan di tengah kekhawatiran pengulangan gelombang panas di tahun 2015, ketika kamar mayat dan rumah sakit kewalahan dan setidaknya 1.300 orang yang kebanyakan orang tua dan sakit meninggal karena panas yang membakar.

Pada 2015, kamar mayat Edhi kehabisan ruang freezer setelah sekitar 650 mayat dibawa dalam ruang beberapa hari. Ambulans meninggalkan mayat membusuk di luar dalam panas terik.

Pemerintah provinsi telah meyakinkan penduduk bahwa tidak akan ada pengulangan tahun 2015. Otoritas setempat juga meyakinkan sedang bekerja untuk memastikan mereka yang membutuhkan perawatan menerima pemulihan lebih cepat.

Edhi mengatakan bahwa sebagian besar orang yang tewas dibawa ke kamar mayat adalah pekerja pabrik kelas pekerja yang berasal dari daerah Landhi dan Qur’Aangi, yang berpenghasilan rendah di Karachi.

“Mereka bekerja di sekitar pemanas dan boiler di pabrik-pabrik tekstil dan ada delapan hingga sembilan jam (pemadaman listrik terjadwal) di daerah-daerah ini,” katanya.

Suhu diperkirakan akan tetap di atas 40C hingga Kamis mendatang seperti dilaporkan media lokal. (asr)