Tiongkok-AS Mendekati Kesepakatan Penangguhan Hukuman ZTE

BEIJING – Washington mendekati kesepakatan untuk mencabut larangannya pada perusahaan-perusahaan AS yang memasok perusahaan telekomunikasi Tiongkok, ZTE, sumber mengatakan pada 22 Mei.

Sementara itu, Beijing mengumumkan pemotongan tarif atas impor mobil, lebih jauh mengurangi ketegangan perdagangan antara dua ekonomi terbesar dunia tersebut.

Penangguhan untuk ZTE, yang terkena larangan tujuh tahun AS pada bulan April yang telah melumpuhkan operasi-operasinya, dapat menjalin penghapusan tarif-tarif atas produk-produk pertanian AS yang diimpor, serta membeli lebih banyak barang pertanian Amerika, menurut dua orang yang diberitahu tentang masalah tersebut kepada Reuters.

Sumber-sumber tersebut menolak untuk diidentifikasi karena negosiasi itu bersifat rahasia.

Perwakilan departemen Keuangan dan Perdagangan AS tidak segera membalas permintaan untuk komentar. Perwakilan Gedung Putih juga tidak segera membalas.

ZTE, yang berbasis di kota Shenzhen, Tiongkok selatan, tidak segera membalas permintaan untuk komentar.

Washington dan Beijing mundur dari jurang perang dagang yang menganga sepenuhnya setelah pembicaraan pekan lalu, dengan kedua negara tersebut merilis pernyataan bersama yang menjanjikan bahwa Tiongkok akan mengimpor lebih banyak lagi komoditas energi dan pertanian AS. Sementara itu, para perunding sedang membahas membuka pasar Tiongkok untuk akses AS lebih banyak dan membuat rezim memberikan komitmen-komitmen terhadap perlindungan kekayaan intelektual, menurut seorang pejabat senior AS yang terlibat dalam pembicaraan-pembicaraan tersebut.

Di tengah perundingan-perundingan AS-Tiongkok, minggu lalu Presiden Donald Trump membuat konsesi dengan berjanji untuk membantu ZTE “kembali ke bisnis, segera.”

Sementara itu, pemotongan tajam tarif-tarif impor untuk mobil dan suku cadang mobil mengikuti janji Tiongkok bulan lalu untuk membuka pasar mobilnya, yang terbesar di dunia, yang juga termasuk jadwal untuk menghapus tutup-tutup pelindung jangka panjang pada kepemilikan asing dari usaha otomotif.

Tarif impor akan dipotong hingga 15 persen untuk sebagian besar kendaraan, dari 25 persen, mulai 1 Juli, Departemen Keuangan Tiongkok mengatakan, sebuah langkah yang mungkin untuk meningkatkan produsen mobil yang mengirim mobil kelas atas ke Tiongkok, seperti Tesla dan raksasa Jerman BMW dan Daimler AG Mercedes-Benz. Tarif-tarif untuk onderdil mobil akan dipotong hingga 6 persen dari sekitar 10 persen.

‘Handshake Deal’

Para penasihat Gedung Putih sebelumnya mengatakan bahwa larangan terhadap ZTE sedang dikaji ulang, dan perusahaan tersebut akan tetap menghadapi hukuman “keras”, termasuk melaksanakan perubahan manajemen dan pada tingkat dewan.

Satu sumber mengatakan kepada Reuters ada “handshake deal” (kesepakatan yang belum difinalisasi tetapi menunjukkan bahwa kesepakatan tersebut kemungkinan akan terjadi) atas ZTE antara Menteri Keuangan AS, Steven Mnuchin, dan Wakil Perdana Menteri Tiongkok, Liu He, selama pembicaraan di Washington pekan lalu, yang akan membatalkan larangan tersebut dengan imbalan Tiongkok membeli lebih banyak produk-produk pertanian AS.

Sumber kedua mengatakan Tiongkok mungkin juga menghapuskan tarif atas produk-produk pertanian AS yang dinilai sebagai tanggapan terhadap pajak-pajak baja AS, dan bahwa ZTE masih dapat dipaksa untuk mengganti kepemimpinannya, di antara hukuman-hukuman lainnya.

Kesepakatan ZTE tersebut, meskipun belum dipererat, kemungkinan akan diselesaikan sebelum atau selama perjalanan yang direncanakan oleh Sekretaris Perdagangan AS Wilbur Ross ke Beijing pekan depan untuk membantu mencapai perjanjian yang lebih luas untuk mencegah perang dagang, kata kedua sumber.

ZTE, yang diperdagangkan secara publik tetapi pemegang saham terbesarnya adalah perusahaan milik negara Tiongkok, telah dihukum dengan denda karena melanggar perjanjian 2017 setelah tertangkap secara ilegal mengirim barang-barang AS ke Iran dan Korea Utara, dalam sebuah penyelidikan yang dilakukan pada pemerintahan AS sebelumnya.

Laporan tahun 2016 yang dikeluarkan oleh lembaga riset yang berafiliasi dengan rezim Tiongkok menemukan bahwa ZTE membeli 53 persen chip yang mereka gunakan untuk membuat produk-produk mereka dari perusahaan-perusahaan Amerika, senilai $3,1 miliar.

kasus zte
Logo ZTE terlihat di gedungnya di Beijing, Tiongkok pada 19 April 2018. (Stringer / Reuters)

Para pejabat Tiongkok telah menjadikan ZTE sebagai fokus utama dari tuntutan mereka selama pembicaraan di Beijing bulan ini, mengancam untuk menghentikan pembicaraan tentang perselisihan perdagangan dua arah yang lebih luas kecuali Washington setuju untuk meringankan sanksi-sanksi terebut, kata sumber pada saat itu.

Para pejabat Tiongkok memandang hukuman AS sebagai serangan yang mengekspos ketergantungan negara mereka pada impor teknologi-teknologi kunci.

Washington dan Beijing sama-sama mengklaim kemenangan dalam pembicaraan perdagangan pada 21 Mei karena dua ekonomi terbesar dunia tersebut sepakat untuk mengadakan pembicaraan lebih lanjut untuk meningkatkan ekspor AS ke Tiongkok.

Tiongkok berjanji untuk mempersempit $335 miliar surplus perdagangan tahunan yang dimilikinya dengan Amerika Serikat, tetapi tidak menentukan jumlah berapa, sementara rincian dan jadwal pasti sangat tipis.

Diplomat tertinggi rezim Tiongkok, Penasihat Negara Wang Yi, akan berhenti di Washington pada 23 Mei dalam perjalanan kembali dari Argentina untuk “bertukar pandangan tentang hubungan-hubungan bilateral Tiongkok-AS,” kata Kementerian Luar Negeri Tiongkok pada 22 Mei. (ran)

ErabaruNews