Pidato Internal, Kim Jong-un Menghendaki Senjata Nuklir Dipertahankan

oleh Qin Yufei

Setelah Presiden Trump mengumumkan pembatalan bertemu Kim Jong-un di KTT, Kim Jong-un mengeluarkan perintah kepada Departemen Luar Negeri Korea Utara dan Partai Buruh yang isinya : Pendekatan diplomatik usang perlu diganti, yang kita butuhkan adalah diplomasi yang kreatif. Ia juga mengatakan bahwa kekuatan nuklir perlu dipertahankan.

Media ‘Daily NK’ melaporkan bahwa Kim Jong-un dalam dokumen internal menyebutkan : Pertahankan kekuatan nuklir kita yang merupakan benteng bagi negara sosialis. Itu adalah strategi diplomatik independen yang senantiasa perlu terus kita kawal. Biarkan Amerika Serikat mengibarkan bendera putih.

Kim Jong-un mengkritik Kementerian Luar Negeri yang taktik usangnya menyebabkan memburuknya hubungan AS – Korea Utara. Juga mengecam para pejabat Korea Utara yang mengeluarkan komentar yang bernada sangat ofensif kepada Amerika Serikat.

Sumber memberitakan kepada Daily NK bahwa Kim Jong-un telah mengkritik para pejabat seniornya dan meminta mereka untuk mengadopsi pendekatan pragmatis untuk memenuhi persyaratan perubahan cepat saat ini untuk menghadapi KTT AS – Korea Utara.

Kim Jong-un mengirim pesan ini pada 25 Mei. Hari sebelumnya, Presiden Trump mengeluarkan surat terbuka untuk membatalkan pertemuan dengan Kim.

Kim Jong-un dalam dokumen internalnya mengemukakan : Menggunakan strategi diplomatik tradisional untuk mendapatkan kepemimpinan puncak dalam KTT AS – Korea Utara hanya dapat menciptakan situasi diplomatik yang berbahaya. Akan menghadapi kegagalan  dalam membangun kepercayaan dengan musuh jangka panjang kita, Amerika Serikat.

Wakil Menteri Luar Negeri Korea Utara Choi Sun-hee baru-baru ini menghina Wakil Presiden AS Pence dengan mengatakan bahwa Korut tidak mengemis untuk bernegosiasi dengan Amerika Serikat, tetapi  siap untuk berkonfrontasi antar nuklir dengan Amerika Serikat.

Tapi sebuah sumber asal Pyongyang mengatakan bahwa mengingat pernyataan kepada masyarakat internasional harus terlebih dahulu mendapatkan persetujuan dari Kim Jong-un, pernyataan Kim Jong-un tersebut adalah cara untuk menghindari tanggung jawab atas perubahan hubungan AS – Korut yang tiba-tiba memburuk.

Kim Jong-un dalam pidato internalnya mengatakan bahwa Amerika Serikat adalah negara adikuasa yang sombong jadi kiranya perlu untuk mempelajari dengan seksama semua tren dan niat sesungguhnya dari Amerika Serikat.

Kim Jong-un meminta para pejabatnya untuk mengikuti strategi dan taktik diplomatik yang ditetapkan oleh partai, secara hati-hati dalam memastikan bahwa negosiasi dengan Amerika Serikat dapat terlaksana.

Ketika utusan khusus Kim Jong-un, Kim Yong-chol berangkat ke New York untuk mencoba meratakan jalan menuju KTT Trump – Kim Jong-un, Kim Jong-un menyampaikan keluhannya terhadap Amerika kepada Menteri Luar Negeri Rusia yang berkunjung ke Pyongyang pada Kamis lalu. Kepada Sergey Lavrov Kim mengatakan bahwa ia berharap untuk memperluas kerjasama dengan Rusia.

“Dalam menghadapi hegemonisme Amerika, saya bersedia untuk bertukar pandangan secara rinci dan mendalam dengan pemimpin Anda saat kami mulai beradaptasi dengan situasi politik saat ini.”

NBC mengutip tiga orang pejabat AS yang mengatakan bahwa laporan internal dari CIA menyimpulkan bahwa Korea Utara tidak berniat meninggalkan senjata nuklir dalam waktu dekat.

“Semua orang tahu bahwa mereka tidak akan meninggalkan senjata nuklir,” kata seorang pejabat intelijen yang melihat laporan itu. Beberapa hari setelah Trump membatalkan KTT, laporan itu beredar secara internal.

Wall Street Journal melaporkan bahwa Departemen Keuangan AS telah menyiapkan lebih dari 30 sasaran baru sebagai sanksi kepada Korea Utara, juga termasuk entitas dari Rusia dan Tiongkok. Namun, Amerika Serikat akan menangguhkan  pelaksanaannya sepanjang KTT AS – Korut terselenggara. (Sinatra/asr)