First Lady Kunjungi Penampungan Anak Pengungsi di Perbatasan Amerika

EpochTimesId – First Lady (Ibu Negara) Amerika Serikat, Melania Trump melakukan kunjungan mendadak ke tempat penampungan anak-anak pengungsi dan imigran gelap di perbatasan AS di Negara Bagian Texas, Kamis (21/6/2018) waktu setempat.

“Dia ingin melihat sendiri semua hal di pusat penampungan. Dia ingin melihat kenyataan di sini,” kata Stephanie Grisham, direktur komunikasi First Lady, kepada wartawan.

“Dia mendukung reunifikasi (penyatuan kembali) keluarga (pengungsi dan imigran gelap). Dia berpikir bahwa, penting bagi anak-anak tinggal bersama keluarga mereka.”

Grisham mengatakan, ‘Ibu Negara AS’ itu telah meminta stafnya untuk merencanakan perjalanan sebelum presiden menandatangani sebuah perintah eksekutif pada 20 Juni 2018, untuk membantu menghentikan perpisahan keluarga di perbatasan.

Sekitar 2.000 anak dipisahkan dalam enam minggu terakhir, dari 19 April hingga 31 Mei 2018. Sebanyak 10.000 anak lainnya masuk ke Amerika Serikat secara ilegal sebagai anak di bawah umur yang tidak ditemani. Seringkali orang tua mereka membayar penyelundup untuk membawa mereka masuk melewati perbatasan AS.

Belasan ribu anak-anak itu kini berada dalam perawatan Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS (HHS). Grisham mengatakan bahwa ketika perintah eksekutif ditindaklanjuti, beberapa anak akan tetap terpisah.

Para pencari suaka dari Amerika Tengah menunggu ketika agen Patroli Perbatasan AS membawa mereka ke rumah tahanan di dekat McAllen, Texas, pada 12 Juni 2018. Keluarga-keluarga itu kemudian dikirim ke pusat pemrosesan Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan untuk kemungkinan perpisahan. (John Moore / Getty Images)

“Sementara kami menjalani proses itu, dia akan memberikan dukungan dan mempromosikan reunifikasi keluarga, dan saya yakin dia akan terus memberikan pendapat untuk suaminya tentang apa yang dia temukan dan pikirkan di sepanjang kunjungan,” kata Grisham.

Dalam perintah eksekutif, Presiden Donald Trump memerintahkan Jaksa Agung Jeff Sessions untuk segera mengajukan permohonan hukum kepada pengadilan guna merubah ‘Flores settlement agreement’. Keputusan itu dikeluarkan oleh pengadilan pada era Presiden Bill Clinton. Keputusan itu mencegah Badan Penegakan Imigrasi dan Bea Cukai (ICE) menahan keluarga imigran gelap dan pengungsi secara bersama-sama selama lebih dari 20 hari.

“Berdasarkan ‘Flores settlement agreement’, saat ini, pemerintah tidak dapat menahan keluarga asing yang ilegal bersama selama 20 hari, yang berarti seorang anak harus dipisahkan dari orang tuanya, jika orang tua tetap dalam tahanan,” kata Gedung Putih.

Setengah juta keluarga imigran ilegal dan anak-anak di bawah umur dari Amerika Tengah telah dilepas ke Amerika Serikat sejak tahun 2014. Yang menurut Gedung Putih sebagai akibat dari celah-celah kebocoran peraturan yang dimanfaatkan oleh para imigran dan mafia serta kartel.

Keluarga yang melintasi perbatasan secara ilegal juga akan terpisah ketika orang dewasa dipindahkan ke rumah tahanan Dinas Marshal AS, ketika menunggu sidang penuntutan karena masuk AS secara ilegal. Setiap anak kemudian ditransfer ke HHS.

Grisham mengatakan First Lady sebelumnya telah melihat gambar anak-anak di belakang pagar teralis di fasilitas asupan, di mana mereka ditahan untuk beberapa waktu selama proses hukum berjalan, dan gambar itu menyentuhnya.

Melania Trump menghabiskan waktu lebih dari satu jam di pusat penampungan ‘Upbring New Hope Children’s Shelter’ di McAllen, Texas. Ada 55 anak berusia 12 hingga 17 tahun tinggal di pusat penampungan itu. Sebagian besar berasal dari Guatemala dan enam dari 55 anak dipisahkan dari keluarga mereka. Sebanyak 49 anak lainnya, masuk ke AS tidak ditemani orang dewasa.

Ibu negara bertanya kepada direktur program di penampungan tentang keadaan fisik dan mental anak-anak ketika mereka tiba.

“Biasanya, ketika mereka tiba di sini, mereka sangat bingung dalam arti bahwa mereka tidak tahu di mana mereka berada,” kata Rogelio De La Cerda Jr, direktur program.

“Ketika mereka melihat lingkungan dan mereka melihat anak-anak lain dan mereka melihat halaman, mereka mulai bersantai. 24 jam pertama sangat penting … memastikan bahwa kami membuat mereka mendapatkan kebutuhan dasar, kamar mandi, pakaian, makanan, dan bahkan sebelum kami memulai evaluasi.”

Ruang permainan di Casa Padre Shelter, digunakan untuk imigran gelap anak di bawah umur yang tidak didampingi, di Brownsville, Texas. (Photo : Health and Human Services)

Cerda mengatakan anak-anak diperbolehkan menerima kunjungan anggota keluarga dua kali seminggu, masing-masing selama 10 menit.

“Tetapi pertama-tama kita harus memastikan bahwa orang-orang yang mereka hubungi, keluarga mereka, memang keluarga mereka. Jadi ada proses (evaluasi),” sambungnya.

Seorang pejabat senior pemerintah mengatakan tidak ada anak-anak yang lebih muda dari remaja yang ditempatkan di tenda atau fasilitas tidak permanen lainnya. Semua memiliki akses ke pendidikan, bantuan medis, dan kegiatan rekreasi.

“Mereka berada di lingkungan yang aman, bebas dari penyalahgunaan,” kata Cerda. “Kami menyediakan banyak struktur. Kami mencoba untuk mendidik mereka, kami mencoba untuk mengasimilasi mereka seperti apa lingkungan sekolah umum.”

“Ini adalah rumah. Mereka menyebut ini sebagai tempat berlindung, tetapi ini adalah rumah mereka,” katanya. “Anda akan melihat senyum di wajah mereka. Anda akan mendengar tawa girang.”

Anak-anak berada di tahanan HHS selama rata-rata 58 hari. Tujuannya adalah untuk menempatkan mereka dengan anggota keluarga atau kerabat, secepat mungkin.

Sekitar setengah dari anak-anak ditempatkan dengan orang tua mereka, yang sering sudah berada di Amerika Serikat secara ilegal. Sekitar 40 persen ditempatkan dengan kerabat lain, dan sisanya pergi untuk membina perawatan, teman keluarga, atau sponsor sukarela, menurut seorang pejabat senior pemerintah. (Charlotte Cuthbertson/The Epoch Times/waa)

Simak juga, Pengakuan Dokter yang Dipaksa Panen Organ Hidup :
https://youtu.be/0x2fRjqhmTA