Saat 200 Lebih Produsen Sepeda Sewaan di Tiongkok Gulung Tikar

Epochtimes.id- Ekonomi bersama gaya Tiongkok telah mengalami luluh lantak. Baru-baru ini, media daratan mengungkapkan bahwa pabrikan sepeda yang berakar di kota Tianjin kini banyak yang bangkrut.

Beberapa media Tiongkok memberitakan bahwa sebuah kabupaten yang termasuk wilayah kekuasaan pemerintah daerah Tianjin bernama Wang Qìng Tuo dikenal juga sebagai Kota  Produsen Sepeda Sewaan Pertama Tiongkok. Namun setelah mencicipi kejayaan yang singkat, perusahaan yang terlibat dalam produksi sepeda satu per satu gulung tikar.

Kabupaten Wang Qing Tuo pernah memiliki 500 buah toko dan kios, sekarang tinggal kurang dari 300 yang masih buka. Kebanyakan dari mereka yang tutup usaha itu adalah yang terlibat dalam usaha penyewaan sepeda.

Pengusaha di Wang Qing Tuo sekarang tidak berani secara gampang menerima order pemesanan sepeda sewaan, karena khawatir dengan perputaran modal usaha, apalagi ketika pemesan mengalami paceklik untuk melunasi pembayaran, “Sulit untuk menarik kembali sepeda melalui jalur hukum” sebut seorang pengusaha.

Tianjin Gieyda Bicycle Co.,Ltd. Yang Qingliang mengatakan bahwa banyak perusahaan produsen gulung tikar akibat pemesan tidak melunasi seluruh pembayarannya.

Sejak bulan Juni 2017, pasar untuk sepeda sewaan sudah mulai berangsur-angsur sepi.

Bulan Pebruari tahun ini, Liu Xiaoming, Wakil Menteri Perhubungan dalam acara tanya jawab dengan wartawan mengatakan, saat ini terdapat 77 perusahaan sepeda sewaan, termasuk lebih dari 20 yang telah menutup usahanya, masalahnya adalah sulit untuk menarik kembali dana jaminannya.

‘Laporan Perkembangan Usaha Sepeda Sewaan Tiongkok Tahun 2018’ yang dirilis Mobike menunjukkan bahwa, pada tahun 2016, sekitar 2 juta sepeda telah masuk dalam industri yang meliputi 33 perkotaan. Dan pada tahun 2017 terjadi peningkatan yang substansial mencapai 23 juta untuk 200 kota, membuat pasar menjadi jenuh.

Akibat pasar sepeda sewaan mengalami kejenuhan dan bangkrutnya pengusaha, saat ini ada sejumlah besar sepeda sewaan yang terbengkalai di jalanan. Menurut Li Shuheng, sepeda sewaan memiliki onderdil yang berbeda dengan sepeda konvensional, sehingga sulit untuk mendapatkan onderdil penggantinya.

Saking banyaknya sepeda sewaan, diletakkan di sembarang tempat dan tanpa perawatan.  Banyak jalan-jalan kota dan halaman hijau dipenuhi dengan sepeda yang terbengkalai dan berwarna-warni.

Menurut perkiraan, sedikitnya 300 ribu sepeda sewaan terbengkalai di jalanan kota Guangzhou. Di dalam lokasi yang sudah dibatasi Pemda dengan police line untuk menempatkan sepeda sewaan, terdapat sekitar 85 ribu buah sepeda. Dinas Perhubungan Guangzhou tahun lalu telah mengeluarkan aturan melarang penambahan tumpukan pada lokasi tersebut.

Sepeda sewaan di Shanghai kira-kira 1.7 juta buah, paling-paling hanya 60 % nya yang masih layak dipakai.

Netizen Tiongkok mengatakan : “Sepeda sewaan di Tiongkok merupakan usaha penghaburan modal, alat untuk menghalalkan penghasilan. Sebuah industri yang cacat.”

Sebuah komentar di The New York Times mengatakan bahwa belum ada perusahaan sepeda sewaan mencapai profitabilitas. PKT hanya meminjam istilah ‘ekonomi bersama’ hanya untuk menggerakkan usaha tanpa memikirkan hasil yang berupa pendapatan. (Sin/asr)