Trump Tandatangani Perintah Memberikan Pelatihan Kerja bagi Mahasiswa dan Pekerja AS

oleh Yu Ping

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump menandatangani sebuah perintah eksekutif di Gedung Putih pada 19 Juli sore untuk membentuk komite penasihat nasional yang berfungsi untuk menyediakan lebih banyak pelatihan kerja bagi para mahasiswa dan pekerja, guna mencukupi kebutuhan tenaga kerja AS yang besar.

Menteri Perdagangan AS, Wilbur Ross, Menteri Pendidikan Betsy DeVos dan banyak anggota kabinet lainnya, Presiden IBM, Federal Express dan Lockheed Martin dan belasan pemimpin perusahaan besar di Amerika Serikat dan asosiasi industri, beserta sejumlah pekerja dan mahasiswa dari seluruh negeri menghadiri Acara “Komitmen kepada Pekerja Amerika” yang diselenggarankan oleh Presiden Trump di Gedung Timur dalam Gedung Putih.

Trump mengatakan : “Setiap orang di sini hari ini memiliki tujuan yang sama, yakni untuk membuka kesempatan pelatihan, perekrutan, dan mempekerjakan tenaga Amerika yang terampil.”

Ia mengatakan bahwa sejak pemilihan umum, Amerika Serikat telah menciptakan 3,7 juta kesempatan kerja. Tingkat pengangguran dari etnis Afrika-Amerika, Hispanik, dan Asia-Amerika telah menurun sampai tingkat terendah yang belum pernah terjadi sebelumnya.

“Indeks kepercayaan konsumen dan bisnis mencapai rekor tinggi dalam sejarah, 95% produsen lebih optimis menghadapi masa depan. Namun, untuk mempertahankan momentum tersebut dan terus mempertahankan keajaiban ekonomi ini, kita perlu untuk terus meningkatkan investasi dalam pendidikan dan pelatihan guna meningkatkan keterampilan para tenaga kerja kita,” kata Trump.

Suasana pada acara “Komitmen kepada Pekerja Amerika” yang diselenggarankan oleh Presiden Trump di Gedung Timur dalam Gedung Putih. (Samira Bouaou/Epoch Times)

Trump mengatakan bahwa perusahaan yang sudah 10 atau 20 tahun lalu meninggalkan AS kini telah kembali, perusahaan-perusahaan ini membutuhkan tenaga kerja yang berbakat, orang-orang yang terampil, terlatih.

Menurut data statistik dari Departemen Tenaga Kerja AS, Amerika Serikat saat ini membutuhkan lebih banyak tenaga kerja, dan para pekerja yang sempat menganggur tidak mencukupi untuk mengisi kebutuhan dari lowongan kerja baru.

Dalam 25 tahun terakhir, lini perakitan di pabrik, pabrik energi dan toko ritel telah mengalami perubahan yang cukup besar, dan pasar kerja pun mengalai perubahan. Hampir seperlima orang Amerika bekerja dalam pekerjaan yang tidak ada pada tahun 1980, banyak di antaranya berada di bidang teknis, dan sektor ini yang tumbuh paling cepat di semua industri.

Perubahan cepat di pasar kerja AS adalah salah satu penyebab dari 6.6 juta lowongan pekerjaan yang kekurangan pekerjanya. Banyak dari pekerjaan ini membutuhkan tenaga kerja yang terampil meskipun tidak membutuhkan pendidikan tinggi. Namun, untuk waktu yang lama, baik sektor publik maupun swasta gagal mengembangkan program pelatihan yang inovatif dan efektif.

Program Pemagangan diluncurkan oleh Gedung Putih pada hari Kamis untuk membawa perubahan yang berarti bagi pasar kerja AS.

23 perusahaan, industri dan asosiasi AS menandatangani surat komitmen untuk memperluas program pemagangan, dan Trump berterima kasih kepada para eksekutif perusahaan-perusahaan ini. (Samira Bouaou / Epoch Times)

Komite penasehat nasional baru yang dibentuk dengan komposisi pejabat pemerintah Amerika Serikat, pejabat negara bagian serta presiden perusahaan dari berbagai sektor, nantinya akan membuat rekomendasi kepada Presiden Trump untuk mengatasi krisis tenaga kerja saat ini, menyediakan pelatihan yang terjangkau dan memperluas Program Pemagangan Amerika.

Ivanka, putri dan presiden dan penasihat senior Gedung Putih mengatakan bahwa pemerintah di semua tingkatan perlu bekerja sama untuk mengembangkan suatu strategi tenaga kerja nasional, perusahaan serta kelompok bisnis perlu berkomitmen untuk menyediakan pendidikan dan pelatihan yang spesifik dan substansial bagi pekerja dan siswa.

23 perusahaan, industri dan asosiasi AS menandatangani surat komitmen untuk memperluas program magang yang akan memberikan pelatihan bagi lebih dari 3,8 juta siswa dan pekerja selama lima tahun ke depan. Sementara itu, Wal-Mart berkomitmen untuk memberikan pelatihan kepada 1 juta orang, IBM 100 ribu orang siswa atau pekerja.

Gedung Putih berharap dengan adanya inisiatif baru ini dapat membawa setidaknya 500.000 kesempatan kerja baru bagi para mahasiswa dan pekerja di AS. (Sin/asr)