Warga Laos Membutuhkan Makanan, Obat-obatan, Peti Jenazah Pasca Bendungan Jebol

Epochtimes.id- Tentara Laos mencari warga negaranya yang selamat di daerah selatan terpencil Laos pada Kamis (26/07/2018).

Pencarian ini tiga hari setelah bendungan pembangkit listrik tenaga air ambrol hingga meluapkan air melintasi sawah dan melalui desa-desa, sementara tim penyelamat memberikan bantuan bagi ribuan tunawisma.

Skala bencana masih belum jelas, sebagian karena tidak dapat diaksesnya area tersebut. Apalagi laporan dari media negara komunis itu masih minim dan kurang lengkap.

Kantor Berita resmi Laos mengatakan hanya sekitar 26 orang dikonfirmasi tewas dan lebih dari 130 orang hilang setelah bendungan jebol pada Senin lalu. Proyek ini berasal dari struktur anak perusahaan dalam pembangunan sebagai bagian dari proyek hidroelektrik.

The Vientiane Times melaporkan pada Rabu lalu menyebutkan lebih dari 3.000 sedang menunggu penyelamatan dari banjir.

Tetapi pada Kamis, surat kabar itu mengutip Perdana Menteri Thongloun Sisoulith mengatakan bahwa hanya satu orang yang ditemukan tewas.

Laporan ini menyebutkan semua orang yang mencari perlindungan di pepohonan dan atap rumah-rumah yang terendam berhasil diselamatkan.

“Komentarnya mengoreksi informasi yang salah yang dibawa oleh banyak media yang melaporkan lebih banyak kematian,” katanya. Dia menambahkan sekitar 3.060 orang menjadi tunawisma oleh bencana.

Laporan situasi dari Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan mengatakan jalan dan jembatan rusak dan delapan desa terkena banjir bandang setelah bendungan jebol di provinsi Attapeu.

Laporan ini menyebutkan perahu dan helikopter adalah satu-satunya alat transportasi di daerah yang terkena dampak.

Sekolah-sekolah di daerah aman digunakan sebagai pusat evakuasi, dan sekitar 1.300 keluarga membutuhkan tenda untuk berlindung.

Di jalan menuju kota kecil Sanamxai di daerah paling terparah, Reuters melihat truk Bantuan Norwegia membawa bantuan, termasuk air bersih dan selimut.

Phra Ajan Thanakorn, seorang biksu Buddha yang kembali dari Sanamxai, mengatakan dia telah mengirim makanan dan obat-obatan di empat truk pick-up yang datang dari Vientiane, ibukota sekitar 800 km (500 mil) ke utara, dan dia menuju ke sana untuk memuat lebih banyak.

“Situasinya benar-benar buruk,” katanya kepada Reuters.

“Semua upaya bantuan ada di Sanamxai. Ada relawan yang mendistribusikan makanan dan obat-obatan untuk orang yang selamat setiap hari di sana. Mereka masih kekurangan makanan, obat-obatan, dan peti mati. ”

Di sekolah dasar Sanamxai, Reuters melihat sekitar 100 orang yang selamat dari tujuh desa yang dirawat oleh dokter, tentara, dan polisi Laos.

Sebuah helikopter menggelegar di atas dan mendarat di kompleks sekolah berumput dan menurunkan sekitar belasan tentara.

Kadar air surut telah membantu pencarian orang-orang yang selamat telah dilakukan pasukan di darat dengan kapal.

Media pemerintah mengatakan pada Rabu lalu sebuah tim penyelamat Laos dan Tiongkok menuju Attapeu, sebuah provinsi pertanian yang sebagian besar berbatasan dengan Vietnam di timur dan Kamboja di selatan.

“Battery of Asia Ambitions”

Laos, salah satu negara termiskin di Asia, memiliki ambisi untuk menjadi “baterai Asia” melalui pembangunan beberapa bendungan.

Pemerintahnya hampir sepenuhnya bergantung pada pengembang luar untuk membangun bendungan di bawah konsesi komersial yang melibatkan ekspor listrik ke tetangga yang lebih maju, termasuk Thailand.

Laos telah selesai membangun 11 bendungan dengan 11 lainnya sedang dibangun dan lusinan direncanakan.

Kelompok-kelompok hak asasi manusia telah berulang kali memperingatkan terhadap biaya manusia dan lingkungan dari bendungan, termasuk kerusakan ekosistem sungai-sungai di kawasan tersebut.

Bendungan yang runtuh adalah bagian dari proyek listrik Xe-Pian Xe-Namnoy senilai $ 1,2 miliar, yang melibatkan perusahaan-perusahaan Laos, Thailand, dan Korea Selatan. Dikenal sebagai “Saddle Dam D”, itu adalah bagian dari jaringan dua bendungan utama dan lima bendungan tambahan.

Mitra utama proyek, SK Engineering & Construction Korea Selatan menyalahkan keruntuhan diawali dari hujan lebat. Laos dan tetangganya berada di tengah musim hujan yang membawa badai tropis dan hujan lebat. (asr)