Tiga Perusahaan Korea Selatan Disebut Mengimpor Batubara Korea Utara Secara Ilegal

Epochtimes.id- Tiga perusahaan Korea Selatan mengimpor batu bara dari Korea Utara yang disamarkan sebagai produk Rusia. Bea Cukai Korut pada 10 Agustus 2018 menyebut cara ini melanggar resolusi PBB yang memberikan sanksi ke Korut.

Seoul telah memeriksa sembilan kasus potensi impor batu bara Korea Utara. Dikarenakan dicurigai melanggar resolusi yang disahkan Agustus lalu oleh Dewan Keamanan PBB untuk menghentikan pendanaan terhadap program rudal nuklir dan balistik Pyongyang.

Dinas bea cukai Korsel tidak mengidentifikasi perusahaan yang terlibat, tetapi mengatakan sekitar 35.000 ton batubara dibawa ke Korea Selatan antara April dan Oktober tahun 2017, senilai 6,6 miliar won ($ 5,8 juta).

“Perusahaan-perusahaan tampaknya telah secara ilegal membawanya dalam mengharapkan margin perdagangan besar setelah harga batu bara Korea Utara turun karena larangan impor,” kata Roh Suk-hwan, wakil komisioner dari Korea Customs Service dalam konferensi pers.

Badan itu mengatakan akan menekan tuduhan terhadap perusahaan dan individu yang terlibat karena melanggar hukum pabean dan pemalsuan dokumen pribadi.

Pemerintah juga berencana untuk mengeksplorasi larangan masuk atau penyitaan 14 kapal yang ditemukan telah mengangkut batubara.

Otoritas setemapt mengatakan tidak ada transaksi keuangan yang dibuat, yang merupakan pelanggaran lain terhadap sanksi PBB. Ini dikarenakan perusahaan-perusahaan mengambil batu bara sebagai imbalan untuk menengahi perdagangan antara Korea Utara dan Rusia.

Dewan Keamanan PBB melarang penjualan batu bara, besi, bijih besi, timbal, bijih timah dan makanan laut Korea Utara dalam upaya untuk memangkas sepertiga pendapatan ekspor tahunan negara sebesar $ 3 miliar, sementara membatasi impor minyak mentah dan produk minyak olahan.

Amerika Serikat telah menggencarkan kampanye sanksi untuk menekan Korea Utara agar menghentikan program nuklir dan rudalnya.

Tetapi di wilayah semenanjung, menunjukkan adanya tanda-tanda bahwa kampanye Presiden AS Donald Trump memberikan “tekanan maksimum” mulai mengendur setelah Pyongyang berusaha meningkatkan hubungan dengan Washington, Seoul dan Beijing.

Para pejabat Korea Utara telah melakukan berkunjung ke Tiongkok untuk membahas perkembangan ekonomi dan spekulan membangun properti di sepanjang perbatasan bersama mereka. Bahkan Korea Selatan sedang mempelajari cara untuk meningkatkan hubungan dengan Korea Utara.

Bulan lalu, Washington memperingatkan terhadap pengenduran sanksi terhadap Pyongyang setelah Rusia dan RRT menyarankan membahas mengatasi sanksi dari PBB.

Oleh Hyonhee Shin/Reuters via The Epochtimes