Turki Salah Langkah Lipatgandakan Tarif pada Barang AS

EpochTimesId – Langkah Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan untuk menggandakan tarif pada berbagai barang impor dari Amerika disesalkan oleh Amerika Serikat. Juru bicara Dewan Keamanan Nasional kepada The Epoch Times mengatakan, tarif balasan Turki adalah langkah ke arah yang salah.

Erdogan menandatangani sebuah keputusan pada 15 Agustus 2018, yang menaikkan tarif pada mobil-mobil Amerika hingga 120 persen, pada minuman beralkohol hingga 140 persen, dan pada tembakau daun hingga 60 persen. Keputusan itu juga menggandakan tarif pada kosmetik, beras, dan batu bara Amerika, di antara barang impor lainnya.

“Pengenaan tarif oleh Presiden Trump pada baja dan aluminium adalah tentang melindungi keamanan nasional Amerika,” kata juru bicara itu. “Tetapi orang hampir tidak bisa mengatakan hal yang sama tentang tarif yang diumumkan Turki pada mobil, alkohol, dan tembakau Amerika. Ini disesalkan dan melangkah ke arah yang salah.”

Kedua negara yang sesungguhnya bersekutu di NATO itu menemui jalan buntu terkait penahanan seorang pendeta Amerika, pandangan yang berbeda tentang Suriah, dan pembelian peralatan militer buatan Rusia oleh Turki.

Ketegangan yang meningkat antara Washington dan Ankara telah mengirim mata uang Turki jatuh ke posisi terendah yang bersejarah. Lira kehilangan nilai hampir 40 persen terhadap dolar tahun ini dan mengalami kejatuhan yang mengejutkan setelah pengumuman Trump tentang kenaikan tarif pada logam.

Bank sentral Ankara mengambil tindakan untuk memperkuat mata uang pada 15 Agustus dan menekan likuiditas lira Turki dari pasar. Mata uang itu naik 6 persen dan menguat sebentar di bawah 6 lira per dolar.

Wakil Presiden Turki, Fuat Oktay menulis di Twitter bahwa, “Penggandaan tarif dilakukan di bawah prinsip timbal-balik. Sebagai tanggapan terhadap serangan sadar terhadap ekonomi kita oleh Amerika.”

Perekonomian AS 25 kali lebih besar dari Turki, berdasarkan PDB nominal. Amerika Serikat adalah sumber impor terbesar keempat Turki tahun lalu, menyumbang 12 miliar dolar impor, menurut statistik IMF. Ekspor Turki ke Amerika Serikat tahun lalu berjumlah 8,7 miliar dolar AS, menjadikannya pasar ekspor kelima terbesar Turki.

Trump telah berulang kali meminta pembebasan Brunson, sementara Ankara mengatakan keputusan itu domain pengadilan. Pada 15 Agustus, sebuah pengadilan Turki di provinsi Aegean di Izmir, tempat Brunson diadili, menolak permohonan pendeta itu untuk dibebaskan dari tahanan rumah. Pengadilan tinggi belum memutuskan banding, pengacaranya mengatakan pada Reuters.

Washington memperingatkan lebih banyak tekanan ekonomi mungkin akan dikeluarkan untuk Turki jika menolak untuk membebaskan Brunson, seorang pejabat Gedung Putih mengatakan pada 15 Agustus.

Sekretaris pers Gedung Putih Sarah Sanders mengatakan bahwa Washington akan mencabut sanksi terhadap Turki jika Brunson dibebaskan. Namun Gedung Putih tidak berencana untuk menaikkan tarif logam, yang menurut Sanders adalah masalah keamanan nasional.

Erdogan mengatakan Turki adalah target perang ekonomi, dan dia telah membuat seruan berulang untuk rakyat Turki agar menjual dolar dan euro mereka. Penjualan itu diharapkan dapat menopang nilai mata uang Lira. Pada 14 Agustus, ia mengatakan Turki akan memboikot produk elektronik AS.

“Dalam kasus besar lainnya, pengadilan Turki memutuskan pada 15 Agustus untuk membebaskan dari penjara Taner Kilic ketua lokal Amnesty International,” kata seorang peneliti dari kelompok hak asasi manusia.

Lira Rebounds
Optimisme tentang hubungan yang lebih baik dengan Uni Eropa setelah pengadilan Turki membebaskan dua serdadu Yunani yang menunggu persidangan telah membantu lira. Demikian juga dengan langkah pengawas perbankan untuk membatasi transaksi pertukaran mata uang asing.

“Mereka memeras likuiditas lira dari sistem sekarang dan mendorong suku bunga lebih tinggi,” Cristian Maggio, kepala strategi pasar negara berkembang di TD Securities, mengatakan.

“Tarif sudah naik 10 persen. Bank sentral belum melakukan ini melalui perubahan suku bunga acuan, tetapi mereka memeras likuiditas, sehingga hasilnya sama.”

Lira menguat sejauh 5,75 terhadap dolar pada 15 Agustus dan berdiri di 6,1320 pada 8:43 ET dalam langkah awalnya dipicu oleh keputusan pengadilan Turki pada tentara Yunani yang menghadapi tuduhan spionase. (Ivan Pentchoukov dan Reuters/The Epoch Times/waa)

Simak juga, Pengakuan Dokter yang Dipaksa Panen Organ Hidup :

https://youtu.be/0x2fRjqhmTA