Kofi Annan Mantan Sekjen PBB Kontroversial Kini Telah Tiada

EpochTimesId – Kofi Annan, mantan sekretaris jenderal ketujuh PBB yang kontroversial, kini telah tiada. Kofi Annan meninggal pada usia 80 tahun, seperti diumumkan oleh Yayasan Kofi Annan.

Annan, warga negara Ghana, meninggal di sebuah rumah sakit di Bern, Swiss. Dia dikabarkan menghembuskan nafas terakhir pada Sabtu (18/8/2018) dinihari, ketika didampingi dua rekan dekatnya.

Yayasan Annan mengumumkan kematiannya via tweet pada hari Sabtu. Mereka mengatakan bahwa dia meninggal setelah menderita penyakit yang tidak disebutkan, dalam waktu singkat.

“Keluarga Annan meminta privasi pada saat ini, mereka tengah berkabung,” tulis pengumuman itu.

Selama masa jabatannya sebagai Sekjen PBB, Annan memimpin dalam beberapa kegagalan dan skandal terburuk di tubuh badan dunia itu. Salah satu periode paling bergejolak, pada Januari 1997 sampai Desember 2006, sejak PBB didirikan pada 1945. Tantangan sejak awal memaksanya menghabiskan sebagian besar waktunya berjuang untuk memulihkan reputasi yang ternoda.

Annan memimpin dorongan yang berani untuk merevitalisasi lembaga-lembaga Perserikatan Bangsa-Bangsa, seperti yang dilaporkan Economist. Akan tetapi, dia juga dikritik karena ketidakefektifan diplomatik dalam menghadapi perang Irak, dan diliputi oleh pertanyaan-pertanyaan integritas pribadi pada sektor minyak dan skandal pangan yang terkenal.

Annan keberatan dengan invasi atas Irak dan melakukan upaya diplomatik keras untuk mencegahnya. Dia mengunjungi Irak untuk berunding secara pribadi dengan Saddam Hussein.

Namun usahanya untuk menjembatani perpecahan yang dalam di Dewan Keamanan PBB dan menghasilkan resolusi diplomatik terbukti sia-sia. ‘Koalisi yang bersedia’, yang dipimpin Amerika Serikat menyatakan bahwa ‘diplomasi telah gagal’.

Koalisi kemudian menyerang Baghdad tanpa persetujuan PBB. Sebab, mereka yakin bahwa Irak pimpinan Saddam menyembunyikan senjata pemusnahan massal. Tudingan yang pada akhirnya tidak pernah ditemukan.

Skandal yang lebih pribadi lagi, pada tahun 2004 muncul laporan bahwa PBB telah memberikan kontrak yang menggiurkan kepada sebuah perusahaan yang bermarkas di Jenewa. Perusahaan itu mempekerjakan putranya, Kojo Annan, dalam program kemanusiaan di Irak, yang dikenal sebagai program ‘minyak untuk makanan’.

Kojo belum mengungkapkan jumlah pembayaran yang diterimanya dari ‘majikannya’. Perusahaan itu sendiri mendapat kontrak senilai 10 juta dolar AS per tahun untuk memantau bantuan kemanusiaan di bawah program ‘minyak untuk pangan’.

Perusahaan dikabarkan membayar setidaknya 300.000 dolar AS kepada Kojo. Sehingga ‘Annan junior’ tidak akan bekerja untuk pesaing setelah dia mengundurkan diri.

Sebuah komite penyelidikan independen yang dipimpin oleh Paul A. Volcker mengkritik mantan sekretaris jenderal dalam laporannya karena terlalu berpuas diri. Komite mengatakan, Kofi seharusnya melakukan lebih banyak upaya untuk menyelidiki masalah itu, bahkan jika dia tidak terlibat dengan pemberian kontrak. (EpochTimes, Reuters dan AP/The Epoch Times/waa)

Video Pilihan :

https://youtu.be/fTKcu82AtsA