Hasil Penelitian : Permukaan Tanah Menurun dengan Cepat, Kota Jakarta Diprediksi Tenggelam 30 Tahun Lagi

oleh Hong Mei

Upacara Pembukaan Pesta Olahraga Asian Games 2018 telah digelar pada Sabtu (18/8/2018) malam di Jakarta. Ribuan atlet dari 45 negara Asia dan daerah akan bersaing dengan ketat.

Agenda ini adalah pertama kalinya Jakarta mengadakan pesta olahraga tingkat internasional setelah Pesta Olahraga Negara-Negara Berkembang atau Games of the New Emerging Forces (GANEFO) yang diadakan di Istora Senayan pada tahun 1963 yang hingga kini sudah berselang 55 tahun.

Meskipun tidak diharapkan, namun jika permukaan tanah terus menurun sehingga kota Jakarta berada di bawah permukaan air laut, pesta olah raga semacam ini jangan-jangan tak pernah lagi akan terjadi di Jakarta.

Hasil penelitian tim dari Institut Teknologi Bandung pada 13 Agustus menunjukkan bahwa lebih dari separo wilayah kota Jakarta akan ‘tenggelam’ pada tahun 2050, bahkan Jakarta Utara bisa benar-benar hilang.

Ini adalah hasil dari studi tentang efek kenaikan permukaan laut yang disebabkan oleh penurunan permukaan dan perubahan iklim di wilayah Jakarta selama 20 tahun terakhir.

Heri Andreas, salah satu doktor di bidang geodesi ITB yang terlibat dalam penelitian kepada BBC mengatakan : “Pantai di wilayah Jakarta Utara menurun rata-rata sekitar 25 cm per tahun, dengan demikian diperkirakan 95 % wilayah tersebut akan benar-benar berada di bawah laut pada tahun 2050.”

Dilaporkan bahwa ibukota Jakarta yang merupakan kota pelabuhan terbesar di Asia Tenggara berpotensi tenggelam dengan kecepatan tertinggi di dunia seiring dengan kenaikan permukaan air laut.

Menurut data yang dilaporkan oleh National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) Amerika Serikat bahwa, permukaan air laut di seluruh dunia tahun 2017 telah naik rata-rata setinggi 0,31 cm di banding tahun sebelumnya. Tapi Jakarta tenggelam dengan kecepatan puluh kali lebih tinggi dari ini, dan kecepatannya ‘menduduki posisi terdepan’ dunia.

Media Korea Selatan ‘Dong-A Ilbo’ pada 18 Agustus menyebutkan bahwa salah satu alasan terjadinya perubahan di Jakarta ini adalah faktor perubahan iklim. Akibat ketinggian rata-rata  kota Jakarta yang cuma 7,92 meter dari permukaan air laut, ditambah lagi karena terhubung langsung dengan laut, sungai-sungai termasuk kanal buatan yang 13 jumlahnya itu mengalir melalui dalam kota. Mereka akan sangat rapuh dalam menghadapi datanganya bencana alam seperti angin topan, tsunami, badai hujan dan lainnya. Hal ini menyebabkan banjir melanda banyak wilayah Jakarta saat musim hujan tiba.

Terutama dalam beberapa tahun terakhir, akibat pemanasan global menyebabkan gletser di benua kutub mencair, kenaikan permukaan laut sulit untuk dihindari, ini akan mempercepat Jakarta tergenang dalam air banjir.

Selain itu, dilaporkan bahwa masih ada faktor manusia yang mempercepat tenggelamnya ibukota Indonesia ini.

Jakarta mengeksplorasi air tanah secara membabibuta, memompa keluar air dalam lapisan akuifer (40-140 meter) bawah tanah menyebabkan runtuhnya lapisan tanah di atasnya yang akhirnya juga akan mempercepat penurunan permukaan tanah kota Jakarta. (Sin/asr)