Pengadilan Penjarakan Pemimpin Oposisi Koordinator Demo Rusia

EpochTimesId – Pengadilan Rusia menjatuhkan vonis hukuman 30 hari penjara untuk pemimpin oposisi, Alexei Navalny pada 27 Agustus 2018 waktu setempat. Dia dihukum oleh hakim karena melanggar undang-undang protes publik.

Namun, menurut Navalny, dia dijebloskan ke penjara agar menghentikan upayanya untuk memimpin aksi unjuk rasa menentang reformasi pensiun bulan depan.

Navalny ditangkap oleh polisi di depan rumahnya pada 25 Agustus 2018, pekan lalu. Dia dinyatakan bersalah melanggar hukum karena menggerakkan aksi unjuk rasa tidak resmi di Moskow pada 28 Januari 2018. Aksi berbulan-bulan yang lalu itu menyerukan boikot terhadap pemilihan presiden yang dituding akan dicurangi oleh Presiden Vladimir Putin.

Undang-undang Rusia mengatur bahwa waktu, tempat, dan ukuran aksi protes semacam itu harus mendapat persetujuan dari pemerintah. Akan tetapi pihak berwenang mengeluarkan penolakan permohonan untuk menggelar aksi demonstrasi di Moskow tengah. Polisi menyarankan agar aksi unjuk rasa digelar di tempat yang tidak mencolok sebagai gantinya.

Politisi yang dilarang ikut serta dalam pemilihan presiden pada bulan Maret 2018 lalu mengatakan bahwa ini adalah hukuman penjara yang dibuat-buat. Dia sudah berulang kali dipenjara karena menggelar dan memimpin aksi protes yang tidak mendapat ijin dari aparat keamanan.

Politisi berusia 42 tahun itu mengatakan kepada pengadilan bahwa dia tidak akan pernah menyerah untuk mencoba mengorganisir protes jalanan. Dia mengatakan kepada hakim bahwa pihak berwenang justru menangkapnya lebih dari enam bulan setelah dakwaan pelanggaran. Penangkapan ini adalah strategi licik untuk mencegahnya untuk ambil ambil bagian dalam protes yang direncanakan pada 9 September 2018, dalam melawan langkah untuk menaikkan usia pensiun di Rusia.

Itu adalah hari yang sama ketika Moskow memilih seorang walikota baru. Masyarakat menyebutnya sebagai sebuah kontes yang diprediksi akan dengan mudah dimenangkan oleh petahana, Sergei Sobyanin. Petahana adalah sekutu Presiden Vladimir Putin. Pihak berwenang telah menolak permohonan ijin untuk menggelar aksi unjuk rasa di Moskow tengah oleh para pendukung Navalny.

“Pengadilan aneh ini terjadi dengan tujuan tunggal untuk tidak mengizinkan saya ikut serta dalam protes,” kata Navalny kepada hakim ketua. “Kamu dan aku sama-sama tahu itu.”

Ketika dia dibawa keluar dari ruang sidang, dia meneriakkan tanggal dan waktu dari aksi demo yang sudah direncanakan.

“Sembilan September 2018. Semua orang datang ke pertemuan itu,” teriaknya. (Reuters/The Epoch Times/waa)

Simak juga, Pengakuan Dokter yang Dipaksa Panen Organ Hidup :

https://youtu.be/0x2fRjqhmTA