Rangkaian Perdagangan Bebas ASEAN 2025, Indonesia Minta Minuman Alkohol Tidak Dibuka Akses Pasar

Epochtimes.id- Para  Menteri  ASEAN  Free  Trade  Area  (AFTA)  Council  kembali melangsungkan pertemuan rutin tahunan yang ke-32 dalam rangkaian acara pertemuan Menteri Ekonomi  ASEAN  (ASEAN  Ministers’  Meeting/AEM)  ke-50  pada  Rabu  (29/8/2018)  di  Shangri-La Hotel, Singapura.

Pertemuan ini membahas isu-isu pendalaman integrasi ekonomi ASEAN di bidang perdagangan barang.

Dalam   masa   Keketuaan   Singapura   di   ASEAN   pada   tahun   ini,   ASEAN   berhasil   menyepakati mekanisme  penerbitan  Surat  Keterangan  Asal  (SKA)  secara  mandiri  oleh  eksportir  bersertifikasi, baik  produsen-eksportir  maupun  “trader-exporter”.

Pada  kesempatan  ini,  mekanisme  tersebut disahkan   oleh   para   Menteri   AFTA   Council   dengan   menandatangani   Perjanjian   Amandemen Pemberlakuan  Sertifikasi  Mandiri  di  ASEAN  (ASEAN  Wide  Self  Certification/AWSC).

Diharapkan sertifikasi   mandiri   ini  dapat   dinikmati   oleh   para   pelaku   usaha   dalam   melakukan   eksportasi produknya pada tahun 2019.

“Pemberlakuan  Sertifikasi  Mandiri  ini  akan  mendorong  lahirnya  eksportir-eksportir  baru  yang bersertifikasi di ASEAN termasuk di Indonesia karena produk ekspornya dapat menikmati tarif 0% di negara anggota ASEAN lainnya,” kata Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita dalam rilis Kemendag.

“Dengan lahirnya eksportir baru, permintaan akan produk akan meningkat dan dengan demikian produsen akan juga tumbuh. Hal ini berarti industri nasional akan tumbuh  merespon  permintaan  yang  terus  meningkat,  dan  pada  gilirannya  ekspor  Indonesia meningkat   dengan   demikian   diharapkan   volume   ekspor   Indonesia   dapat   meningkat   secara signifikan,” ujarnya.

Apabila  Sertifikasi  Mandiri  diterapkan  di  ASEAN,  maka  terdapat  tiga  alternatif  pembuktian  Surat Keterangan Asal  yang dapat digunakan untuk mendapatkan tarif preferensi  (0%) di  ASEAN, yaitu SKA Form D yang dicetak, disahkan dan dikirim melalui jasa pengiriman yang memakan waktu; SKA Form D dikirim secara elektronik melalui website ASEAN Single Window; atau invoice perusahaan untuk   Sertifikasi   Mandiri.

Eksportir   Indonesia   dapat   memilih   salah   satu   dari   tiga   fasilitasi perdagangan tersebut untuk memperlancar ekspornya ke ASEAN.

Selain  Sertifikasi  Mandiri,  fasilitasi  perdagangan  lain  yang  juga  dan  terus  dikembangkan  oleh ASEAN adalah ASEAN  Single Window (ASW), ASEAN  Trade Repository (ATR) dan ASEAN  Solutions for  Investments,  Services  and  Trade  (ASSIST)  untuk  memperlancar  arus  perdagangan  barang  di ASEAN  dalam  rangka  mendorong  perluasan  integrasi  ekonomi  ASEAN  2025.

Selain  itu,  para Menteri  AFTA  Council  juga  mengesahkan  Pedoman  Mengurangi  Hambatan  Nontarif  (Guidelines Non Tariff Measures) di negara anggota ASEAN.

Sementara  itu,  Direktur  Jenderal  Perundingan  Perdagangan  Internasional  (PPI)  menyampaikan bahwa ke depan fasilitasi perdagangan ASEAN akan terus berkembang, selain Sertifikasi Mandiri, ASEAN  juga  mulai  mengoperasikan  e-SKA  Form  D  (e-Form  D)  yang  dikirim  melalui  ASEAN  Single Window (ASW).

“Mandat Menteri AFTA Council untuk mengurangi biaya transaksi perdagangan di ASEAN  sebesar  10%  tahun  2020  dipastikan  dapat  dipenuhi  apabila  mekanisme  penerbitan  SKA dapat  dilakukan  secara mandiri oleh produsen maupun  trader  dan dapat  disampaikan ke  negara tujuan ekspor dengan menggunakan elektronik SKA (e-SKA) melalui ASW,” tegasnya.

Dalam    intervensinya,   Mendag   mendorong   negara   anggota   ASEAN   lainnya   untuk   segera membangun  National  Single  Window  (NSW)  agar  10  negara  anggota  ASEAN  terhubung  secara efektif  dengan  ASW  sehingga  penyampaian  dokumen  e-SKA  dan  dokumen  ekspor  lainnya  dapat disampaikan    secara    elektronik    melalui    ASW.

Dengan    implementasi    penuh,    ASW    akan menyelesaikan   permasalahan   bukti   fisik   dokumen   preferensi,   memperlancar   implementasi operasional  Sertifikasi  Mandiri  dan  lebih  lanjut  dapat  dikembangkan  ke  negara  mitra  ASEAN lainnya, misalnya dalam Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP).

Minuman Beralkohol Tetap dalam General Exception List

Pada  pertemuan  AFTA  Council  ke-32,  Mendag  juga  berhasil  meyakinkan  para  negara  anggota ASEAN mengenai posisi Indonesia yang tetap mempertahankan minuman alkohol sebagai produk yang tidak dibuka akses pasarnya dan tetap menempatkannya dalam  General Exception List (GEL List) di ASEAN.

Hal ini terus dibicarakan dan didesak oleh negara anggota ASEAN kepada Indonesia dan Malaysia dalam  perundingan  ATIGA  sejak  2007.

“Namun,  hingga  saat  ini  pengurangan  hambatan  nontarif untuk  minuman  beralkohol  tidak  dapat  diimplementasikan  karena  memiliki  dampak  sosial  serta berpengaruh   terhadap   kesehatan   masyarakat   Indonesia,” kata Mendag.

“Indonesia   meminta   ASEAN   untuk mempertimbangkan  penyelesaian  atas  isu  ini  tidak  secara  ekonomi  seperti  yang  diatur  dalam ATIGA, melainkan secara politis, mengingat hal ini sudah berlarut-larut,” pungkas Mendag.