Ratusan Insyinyur Diterjunkan Pendampingan Membangun Rumah Tahan Gempa di NTB

Epochtimes.id- Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan menerjunkan sebanyak 400 insinyur muda. Mereka ini adalah  Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) tahun 2017.

Mereka nantinya menjadi pendamping masyarakat dalam membangun rumah tahan gempa di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat.

Melansir dari situs Kementerian PUPR, para CPNS ini akan diberangkatkan secara bertahap mulai Kamis (30/08/2018) dengan menggunakan pesawat Hercules milik TNI.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan prinsipnya adalah build back better.

Mereka nantinya akan dilatih 1-2 hari mengenai rumah tahan gempa yakni Risha (Rumah Instan Sederhana Sehat) yang merupakan hasil inovasi Balitbang Kementerian PUPR sebelum disebar ke berbagai lokasi di NTB khususnya Pulau Lombok.

“Di Lombok saat ini sudah ada aplikator Risha yang akan mengajarkan cara membuat dan merakit Risha serta sudah ada rumah contoh yang dibangun serta cetakan beton modularnya. Mereka akan bertugas minimal satu bulan,” kata Menteri Basuki di Jakarta, Jumat (28/08/2018).

Sebagai langkah pendampingan, nantinya akan dibentuk tim fasilitator yang terdiri dari 9-10 orang yang bertanggung jawab untuk pendampingan rehab rekon 100-150 rumah. Namun banyaknya jumlah dan luasnya sebaran rumah yang rusak membutuhkan sejumlah tenaga fasilitator .

Diperkirakan kebutuhan tenaga pendamping untuk perbaikan sekitar 74 ribu unit rumah diperlukan sebanyak 2.000 tenaga fasilitator.

Oleh karena itu, Kementerian PUPR juga mengajak keterlibatan mahasiswa teknik PTN/PTS untuk menjadi bagian dari tim fasilitator sebagai bagian dari kuliah kerja nyata (KKN) mahasiswa dalam mempercepat proses rehab rekon.

Dirjen Cipta Karya Danis H. Sumadilaga mengatakan pemerintah memberikan bantuan sebesar Rp 50 juta untuk rumah rusak berat, Rp 25 juta rumah rusak sedang dan Rp 10 juta untuk memperbaiki rumah rusak ringan.

Kementerian PUPR mengatakan perkuatan struktur rumah tidak hanya diperlukan pada rumah yang mengalami rusak berat saja. Namun rumah-rumah dengan kategori rusak sedang dan rusak ringan.

Hal ini dikarenakan hampir seluruh rumah yang rusak disebabkan tidak memiliki struktur bangunan yang baik seperti tidak adanya kolom dan tulangan besi.

Untuk fasilitas publik seperti pasar, sekolah, rumah ibadah, puskesmas dan rumah sakit ditargetkan bisa kembali berfungsi memberikan pelayanan pada Desember 2018. (asr)