Angkatan Laut Prancis Siap Bertindak Jika Nelayannya Kembali Bentrok dengan Inggris

EpochTimesId – Angkatan Laut Prancis mengatakan akan bertindak dan campur tangan jika ada bentrokan susulan antara kapal nelayan penangkap kerang dari Prancis dan Inggris. Kapal nelayan dari kedua negara bentrok di tengah lautan, pekan lalu.

Anggota Parlemen Perancis yang membidangi pertanian, Stephane Travert mengatakan pada 4 September, bahwa dia telah berbicara dengan mitranya dari Inggris. Travert mengatakan bahwa, akan ada pembicaraan antara kedua pihak pada 5 September 2018 waktu setempat.

Sebelumnya, nelayan Perancis mengepung kapal-kapal Inggris pada 28 Agustus 2018 di dekat Teluk Seine di lepas pantai Normandia. Puluhan kapal nelayan Prancis melemparkan batu, petasan dan bom asap ke arah dua kapal nelayan Inggris. Diantara 40 kapal Prancis, ada kapal yang kedapatan menabrak kapal Inggris. Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam insiden ini.

Orang Prancis marah karena nelayan Inggris diizinkan untuk memancing kerang sepanjang tahun. Sedangkan, menurut hukum Perancis, mereka hanya dapat menangkap kerang antara 1 Oktober dan 15 Mei.

“Kami tidak bisa terus seperti ini; Kita tidak bisa terus bertengkar seperti itu. Angkatan Laut Perancis siap untuk masuk jika lebih banyak bentrokan pecah, serta melakukan pemeriksaan,” kata Travert dalam sebuah wawancara di CNews.

Inggris sedang bernegosiasi untuk meninggalkan Uni Eropa (Brexit/British Exit). Sehingga, masalah hak penangkapan ikan yang sudah ada sejak lama ini cenderung menjadi semakin sensitif.

Kerang jenis Scallop diatur oleh peraturan nasional dan bukan oleh Uni Eropa. Kapal-kapal nelayan Inggris tidak memiliki akses ke perairan teritorial Prancis hanya hingga 12 mil laut di lepas pantai. Sehingga, menjadi sah bagi mereka untuk memancing di Teluk Seine, yang membentang dari Cherbourg ke Dunkirk.

Perselisihan antara nelayan kedua negara bukanlah masalah baru. Perselisihan serupa pernah ‘berkobar’ sejak lima tahun lalu. Dalam perjanjian yang dibuat saat itu, Inggris setuju untuk membatasi penangkapan kerang di Teluk Seine, dengan imbalan pengaturan penangkapan kerang oleh Prancis.

Tetapi beberapa nelayan Prancis mengatakan bahwa perjanjian itu telah gagal dalam beberapa tahun terakhir, mungkin karena Brexit. Pekan lalu, Dimitri Rogoff, ketua Komite Regional Prancis untuk Perikanan Laut, menyatakan frustrasi pada situasi tersebut.

“Bagi orang Inggris, ini kawasan terbuka. Mereka bisa memancing kapan saja, di mana pun mereka mau, dan sebanyak yang mereka inginkan. Kami tidak ingin menghentikan mereka dari upaya memancing, tetapi mereka setidaknya bisa menunggu hingga 1 Oktober, sehingga kami dapat bagian.”

“Scallop adalah produk unggulan untuk Normandia, sumber daya utama, dan masalah yang sangat sensitif,” kata Rogoff kepada BBC.

Sementara itu, Jim Portus, ketua kelompok konsultasi industri kerang Inggris, meminta Angkatan Laut Kerajaan (Inggris Raya) untuk melindungi kapal-kapal nelayan Inggris.

“Kami seharusnya memiliki perlindungan perikanan angkatan laut Kerajaan dalam posisi siaga, setidaknya di daerah itu. Mereka harus campur tangan jika itu (perselisihan) memburuk,” katanya kepada Reuters.

“Anda tahu, ada kemungkinan orang-orang terluka, bahkan mungkin terbunuh, karena tindakan para nelayan Prancis. Saya tidak melebih-lebihkan dengan kondisi itu,” kata Portus.

Travert menambahkan, dia berharap bahwa solusi akan ditemukan untuk menenangkan situasi dalam pertemuan 5 September 2018.

“Saya meminta rekan saya, karena saya melindungi nelayan saya dan menghormati sektor perikanan Prancis, untuk memastikan bahwa nelayan Inggris tidak melewati batas dari Barfleur ke Antifer, yaitu daerah di mana bentrokan ini terjadi. Ketika kami menunggu kontak yang diperlukan, dan harus dibuat dalam pertemuan yang akan dilakukan untuk menemukan solusi,” kata Travert kepada radio Eropa 1. (JOHN SMITHIES/Epoch Times/waa)

Simak juga, Pengakuan Dokter yang Dipaksa Panen Organ Hidup :

https://youtu.be/0x2fRjqhmTA