Amerika Bahas Kerjasama Perdagangan dan Pemberantasan Terorisme Dengan Kuwait

EpochTimesId – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump menerima kunjungan kenegaraan emir Kuwait di Gedung Putih, Washington, pada 5 September 2018. Kunjungan ini hampir setahun tepat setelah kunjungan terakhir pemimpin salah satu negara Arab itu ke Washington.

Trump menyebut Sheikh Kuwait, Al-Ahmad Al-Jaber Al-Sabah adalah seorang pemimpin yang sangat ‘istimewa’ dan ‘sangat dihormati’ di kawasan Teluk. Dia juga mengatakan Amerika Serikat menghargai persahabatan kedua negara.

Emir Al-Sabah, yang memimpin sebuah negara mayoritas Muslim seukuran New Jersey dikelilingi daratan antara Arab Saudi dan Irak. Mereka juga memiliki penghargaan serupa untuk Amerika Serikat.

“Saya memuji komitmen Amerika Serikat yang teguh terhadap keamanan dan stabilitas kawasan kami seperti yang telah ditunjukkan dalam kepemimpinannya terhadap koalisi internasional yang membebaskan negara saya,” katanya, merujuk keterlibatan AS dalam Perang Teluk, di mana Irak pernah mencaplok dan menduduki Kuwait.

“Kami juga akan membahas cara kerja sama untuk menyelesaikan krisis di kawasan Teluk dan berharap, harapan bahwa upaya mengakhiri krisis ini akan tercapai,” kata Al Sabah.

Al-Sabah menunjuk kekerasan di Yaman dan konflik Palestina-Israel sebagai wilayah tertentu, di mana Amerika Serikat memiliki efek positif.

“Sejujurnya, kami bekerja sangat keras untuk membawa stabilitas keamanan ke Timur Tengah. Yaman adalah situasi yang tragis,” timpal Trump.

Kedua pemimpin berbicara tentang peran penting investasi untuk hubungan negara-negara tersebut. Trump juga berterima kasih kepada Emir Al-Sabah atas investasi yang dilakukan Kuwait di AS.

Amerika Serikat mengekspor terutama kendaraan, pesawat terbang, dan mesin ke Kuwait. Perdagangan antara kedua negara telah meningkat 20 persen sejak tahun 2016. Pada tahun 2016, investasi langsung asing dari Kuwait ke Amerika Serikat mencapai 1,1 miliar dolar AS.

Pada bulan Juni, Boeing mendapat kontrak 1,5 miliar dolar AS untuk membuat 28 F/A-18E/F Super Hornets untuk Angkatan Udara Kuwait.

“Itu pekerjaan untuk Amerika Serikat,” sambung Trump. “Tidak ada yang membuat jet, pesawat tempur, dan semua komponen yang berbeda lebih baik daripada Amerika Serikat. Kami memberi mereka insentif yang besar. Tetapi kami menghargai pembelian besar yang telah Anda lakukan.”

Sebagian besar percakapan pribadi para pemimpin tidak dipublikasikan. Tetapi Trump mengatakan bahwa mereka berbicara tentang permasalahan di Timur Tengah.

Setelah pertemuan itu, Trump mengadakan kelompok kerja dengan emir dan delegasi pejabat dari Kuwait. Dia mengatakan bahwa pembahasan kelompok kerja terkait dengan perdagangan dan terorisme. (The Epoch Times/waa)

Video Pilihan :

https://youtu.be/fTKcu82AtsA