Kim Jong-un Ingin Merealisasikan Denuklirisasi di Masa Kepresidenan Trump Pertama

oleh Xu Jian

Epochtimes.id- Diungkapkan oleh pejabat Korea Selatan bahwa Kim Jong-un pernah mengatakan, kepercayaannya kepada Presiden AS Trump tidak pernah goyah. Bahkan ia ingin mewujudkan denuklirisasi Korea dalam masa jabatan kepresidenan Trump yang pertama. Untuk itu Trump menyampaikan rasa terima kasih dan mengatakan,” mari kita realisasikan bersama.”

Utusan khusus Presiden Korea Selatan Moon Jae-in, Kepala Kantor Keamanan Nasional Korea Selatan Chung Eui-yong menemui Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un. Ia kemudian pada 6 September mengatakan bahwa Kim Jong-un telah menegaskan kembali tekadnya untuk mewujudkan denuklirisasi secara menyeluruh, dan mengatakan kesediaannya untuk bekerja sama dengan Korea Selatan dan Amerika Serikat untuk mencapai tujuan itu.

Kepada Chung Eui-yong Kim Jong-un mengatakan, kepercayaan dirinya kepada Presiden Trump tidak pernah goyah, bahkan ingin mewujudkan denuklirisasi Korea dalam masa jabatan kepresidenan Trump yang pertama. Sekaligus menghentikan hubungan permusuhan antar kedua Korea. Ini adalah pertama kalinya Kim Jong-un menyebutkan jadwal untuk mewujudkan keinginannya yang cukup jelas.

“Bahkan Ia (Kim Jong-un) secara khusus menegaskan bahwa dirinya belum pernah mendengar tentang berita negatif dari seorang Presiden Trump” Kata Chung Eui-yong.

Trump kemudian menyambut sikap baik Kim Jong-un dengan menulis berita di Twitter : Kim Jong-un dari Korea Utara menyatakan keyakinan yang tak tergoyahkan kepada Presiden Trump, terima kasih Ketua Kim. Mari kita bersama-sama mewujudkan (denuklirisasi dan mengakhiri hubungan permusuhan) !

Chung Eui-yong juga mengimbau AS untuk memberikan ‘tanggapan’ terhadap tindakan awal Korea Utara menuju denuklirisasi, seperti kesediaannya membongkar lokasi uji nuklir dan fasilitas peluncuran rudal.

Selain itu, Kim Jong-un juga bertekad untuk mengadakan pertemuan puncak ketiga dengan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in pada 18-20 September di Pyongyang untuk membahas langkah-langkah praktis denuklirisasi.

Mike Pompeo yang sedang berkunjung di New Delhi menolak untuk membahas langkah-langkah negosiasi selanjutnya antara AS dengan DPRK kecuali mengatakan bahwa masih ada jalan panjang dalam proses denuklirisasi. “Masih ada banyak pekerjaan yang harus dilakukan” sebut Pompeo dalam konferensi pers pada hari Kamis.”

Ketika ditanya mengenai apakah Korea Utara masih memajukan program senjatanya ? Pompeo menjawab : Pyongyang telah menghentikan pengujian nuklir dan tes rudal. “Kami pikir itu adalah hal yang baik” Kemudian Pompeo berkata, “Tetapi usaha persuasif kami agar Kim Jong-un melakukan perubahan strategis dan menciptakan masa depan yang cerah bagi rakyat Korea Utara masih terus kami lakukan”.

Hubungan AS-DPRK mengalami beberapa kali perubahan setelah Trump dan Kim Jong-un bertemu di KTT Singapura. Bulan lalu hubungan AS-DPRK sempat terdampar, lantaran Menteri Luar Negeri AS Pompeo membatalkan kunjungan ke Pyongyang. Dan informasi ini dapat dikatakan sebagai pendorong untuk melanjutkan pembicaraan denuklirisasi antara kedua negara.

Saat berkunjung ke Pyongyang pada bulan Juli lalu, Pompeo dituduh Korea Utara : Mengajukan persyaratan denuklirisasi sepihak ala premanisme.

Dalam pembicaraan sebelumnya, Korea Utara mengatakan bahwa Amerika Serikat harus menarik pasukannya dari Korea Selatan dan membongkar ‘payung penangkal nuklir’ yang dipasang di Korea Selatan dan Jepang. Setelah itu Korea Utara baru dapat mempertimbangkan untuk meninggalkan program nuklirnya.

Seorang pejabat AS yang terlibat dalam negosiasi dengan Korea Utara mengatakan bahwa, Korea Utara bahkan menolak untuk mulai membahas definisi denuklirisasi atau istilah kunci lainnya yang berhubungan dengan hal itu, seperti istilah diverifikasi, tidak dapat diubah dan lainnya. Tetapi tetap bersikeras meminta Amerika Serikat menyepakati terlebih dahulu pengurangan sanksi ekonomi. (Sin/asr)