Seribu Lebih Warga Negara Honduras Bergerombol Menuju Meksiko

EpochTimesId – Lebih dari 1.000 warga negara Honduras bergerombol menuju ke Amerika utara. Mereka bergerak menuju Meksiko dan Amerika Serikat, dengan tujuan bermigrasi secara ilegal.

Kelompok itu, kini sedang mendekati perbatasan dengan Guatemala. Mereka memutuskan untuk meninggalkan Honduras beberapa bulan lalu, setelah Wakil Presiden Mike Pence bertemu dengan presiden Honduras.

Sebagian besar dari mereka mengaku sudah muak dengan kekerasan dan kemiskinan yang melanda negara mereka. Mereka marah pada pemerintah yang tidak berdaya memberantas kejahatan, seperti dilaporkan oleh ABC News.

“Ada kesengsaraan dan kekerasan yang melanda orang-orang. Orang-orang tidak lagi memiliki kepercayaan di negara ini, dan mereka melarikan diri,” kata Dunia Montoya, seorang sukarelawan yang membantu kelompok itu, melalui ABC.

Kelompok ini berencana untuk berhenti di Meksiko, baik untuk meminta status pengungsi atau visa untuk melewati perbatasan AS.

“Ada ribuan pria dan wanita Honduras yang telah meninggal di Meksiko. Kami tidak ingin lagi terjadi kematian. Kami tidak ingin orang lain dimutilasi,” kata organisator grup, Bartolo Fuentes. “Jadi [kami datang] bersama-sama, untuk tidak membawa orang yang tidak berdokumen ke Meksiko, tetapi untuk menuntut pemerintah Meksiko untuk memberikan perlindungan kepada semua orang yang tidak bisa lagi tinggal di Honduras dan yang tidak bisa menunggu dan berharap untuk mendapatkan sesuatu lebih baik. Dan kami ingin, tolong, agar mereka memberi kami kesempatan untuk berlindung dan bertahan hidup.”

Pada 2017, ABC melaporkan bahwa Honduras memiliki tingkat pembunuhan wanita tertinggi di dunia. Sebagian besar kejahatan terhadap perempuan tidak dilaporkan karena takut akan pembalasan atau tetap tanpa penyelidikan. Kejahatan seringkali melibatkan gengster.

“Tidak ada pekerjaan. Tidak ada apa-apa di sini. Dan anak-anak kami, bahkan anak-anak kecil, takut ada maras [anggota gang] dan terkadang mereka datang dan menghancurkan segalanya, dan mereka melihat itu semua,” kata Lesby Karina Ramos, yang bergabung dengan rombongan bersama suami dan dua anak-anaknya.

Pada 2017, model berusia 19 tahun yang dinobatkan sebagai Miss Honduras, María José Alvarado dibunuh sebelum terbang ke London untuk mengikuti kompetisi Miss World. Adik perempuannya yang berusia 23 tahun, Sofia Trinidad, juga dibunuh, menurut ABC.

Keduanya berada di sebuah pesta ulang tahun pacar Trinidad. Pria itu menembak trinidad dan kemudian juga menembak mati Alvarado, ketika dia mencoba kabur. Jenasah kedua korban baru ditemukan setelah pencarian selama seminggu. Penduduk setempat meyakini bahwa satu-satunya alasan yang membuat kasus itu diperhatikan oleh pemerintah adalah karena Alvarado terkenal.

“Dia menembaknya 12 kali di punggung,” kata Teresa Muñoz, menggambarkan pembunuhan putrinya Maria Jose Alvarado, melalui ABC. “Di sini di Honduras, wanita tidak berarti apa-apa (tidak berharga).”

Pada bulan Juni, Wakil Presiden Amerika Serikat, Mike Pence pergi ke Guatemala dan memberikan pernyataan pers bersama dengan presiden Guatemala, Honduras, dan El Salvador. Pertemuan mereka bertujuan untuk menghentikan gelombang migrasi ilegal. Pence berbicara kepada orang-orang di tiga negara tentang topik migrasi ke Amerika Serikat, menurut sebuah transkrip Gedung Putih.

“Kalian adalah tetangga kami. Kami ingin Anda dan negara Anda menjadi makmur. Jika Anda ingin datang ke Amerika Serikat, datanglah secara legal atau tidak datang sama sekali,” kata Pence.

“Jika seseorang memberi tahu Anda bahwa mereka dapat membawa Anda atau anak-anak Anda ke Amerika di luar aturan hukum, jangan memercayai mereka. Jangan mempertaruhkan nyawa Anda atau nyawa anak-anak Anda dengan datang ke Amerika Serikat melalui penyelundup obat bius dan pedagang manusia,” sambung Pence. (COLIN FREDERICSON/NTD.TV/The Epoch Times/waa)

Video Pilihan :

https://youtu.be/fTKcu82AtsA

Simak Juga :

https://www.youtube.com/watch?v=JGc59EiEYwQ