Tempat Pemotongan Anjing Terbesar di Korea Selatan Ditutup

JACK PHILLIPS- The Epochtimes

Epochtimes.id- Sejumlah laporan mengindikasikan bahwa pejabat Korea Selatan telah menutup rumah pemotongan daging anjing terbesar di negara itu.

Laporan menyebutkan sekitar satu juta daging anjing disantap di Korea Selatan setiap tahun.

Humane Society International melaporkan, di rumah jagal Taepyeong, anjing-anjing disetrum hingga tewas sebelum dijual untuk dikonsumsi.

“Kami telah melakukan upaya terus-menerus menutup rumah pemotongan anjing Taepyeong-dong melalui penyelidikan dan menekan provinsi Gyeonggi dan Seongnam-si,” kata Hyunji Kim dari Korea Animal Rights Advocates kepada CNN.

“Sebagai pembantaian anjing ilegal terbesar di Korea, Taepyeong-dong terkenal karena memasok sejumlah besar daging anjing ke pasar tradisional Seongnam Moran di dekatnya,” tambahnya.

“Penutupannya adalah peristiwa bersejarah, dan semoga dapat memicu penutupan rumah jagal anjing ilegal lainnya di seluruh negeri,” imbuhnya.

Dari enam rumah jagal yang terdiri dari Taepyeong, lima akan dibuldoser.

“Saya ngeri membayangkan berapa juta anjing cantik yang akan bertemu dengan nasib mengerikan mereka di tempat ini selama bertahun-tahun,” kata Nara Kim, seorang aktivis HSI, kepada CNN.

“Itu adalah noda di kota Seongnam dan kami sangat senang melihatnya diratakan,” jelasnya.

Jumlah restoran daging anjing di Korea Selatan terus menurun. Seoul pernah memiliki 1.500 restoran yang menyajikan daging anjing, BBC melaporkan, tetapi angka itu telah turun menjadi 700 pada tahun 2015.

Melansir dari National Geographic, tidak ada konsekuensi hukum karena menjual daging anjing di Korsel.

Sementara itu, “Korea Selatan semakin mulai melihat anjing sebagai hewan peliharaan, sehingga tradisi menurun, dalam banyak kasus menjadi tabu, terutama di kalangan generasi muda,” demikian laporan itu.

Laporan ini menambahkan: “Korea Selatan membunuh sekitar dua juta anjing setiap tahun untuk makanan, mengonsumsi 100.000 metrik ton daging anjing.”

Robinson mengatakan meski ada tekanan untuk mengakhiri praktik mengonsumsi daging anjing, baru-baru ini saja apa pun telah dilakukan.

“Saya akan mengatakan itu sudah 10 hingga 15 tahun terakhir atau lebih sehingga kelompok-kelompok lokal benar-benar gencar di negara mereka sendiri,” katanya dalam artikel National Geographic.

Taiwan melarang pembunuhan anjing dan kucing untuk daging pada tahun 1998, menjadi negara Asia pertama yang melakukannya.

“Meskipun tidak selalu legal, negara-negara yang membiarkannya terus berlanjut adalah Indonesia, Vietnam, Tiongkok, Korea Selatan, Kamboja, Laos, dan Filipina – yang terakhir hanya untuk festival keagamaan,” kata Jill Robinson, pendiri dan CEO, Animals Asia Foundation, kepada National Geographic.

Di Amerika Serikat, membunuh dan memakan anjing adalah legal di sebagian besar negara bagian. Tetapi praktik yang jarang terjadi karena anjing secara luas dilihat sebagai hewan peliharaan. Apalagi merupakan hal yang ada tabu soal makan daging anjing.

Sedangkan di Tiongkok, sekitar 10 juta anjing dibunuh dan dikonsumsi setiap tahun, yaitu di musim dingin. Daging anjing diyakini menghangatkan tubuh.

“Hampir 100 persen anjing saat ini dicuri dari jalanan dan dari rumah-rumah orang, daripada perdagangan yang mengandalkan peternakan anjing di masa lalu,” kata Robinson.

Sementara itu, di Tiongkok, Lychee dan Dog Meat Festival yang kontroversial di Yulin, Tiongkok, masih berlangsung. Festival ini dikenal karena membunuh ribuan anjing setiap tahun, dan tampaknya tidak akan berhenti dalam waktu dekat. (asr)