Survei Ini Klaim Netanyahu Menang Mudah di Pemilu Israel

Epochtimes.id- Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu diprediksi akan menang dengan mudah pada Pemilu 9 April 2019 mendatang.

Laporan ini menurut sebuah jajak pendapat pada 25 Desember 2018 yang pertama kali diterbitkan sejak pemungutan suara diumumkan.

Netanyahu mengumumkan pemilihan awal pada 24 Desember, secara langsung meminta pemilih memberikan mandat politik baru yang dapat membantunya mengatasi kemungkinan tuduhan dalam penyelidikan korupsi.

Survei tersebut, yang diterbitkan di surat kabar Maariv Israel, menunjukkan partai Likud Netanyahu memenangkan 30 dari 120 kursi parlemen. Jumlah kursi ini sama pada pemilihan terakhir pada tahun 2015. Suara ini adalah mayoritas pemerintahan untuk blok koalisi sayap kanan yang dipimpin oleh Likud.

Penantang terdekat, menurut jajak pendapat, adalah partai hipotetis yang dipimpin oleh mantan kepala militer Israel Benny Gantz, yang telah banyak disebut-sebut sebagai kandidat potensial tengah-kiri.

Partai kiri tengah Yesh Atid yang dipimpin oleh Yair Lapid berada di urutan ketiga dalam survei, dengan 12 kursi dibandingkan dengan 11 di parlemen saat ini.

Netanyahu, sekarang dalam masa jabatan keempat sebagai perdana menteri. Dia telah memerintah dengan mayoritas tipis 61 kursi di 120 anggota parlemen.

Netanyahu terlibat dalam tiga kasus korupsi dan membantah melakukan kesalahan.

Dia sedang menunggu keputusan dari jaksa agung Israel tentang apakah akan menerima rekomendasi polisi yang mengajukan tuntutan pidana terhadapnya.

Keputusan dakwaan itu telah diharapkan dalam beberapa minggu, tetapi beberapa laporan media Israel mengatakan jaksa agung dapat memilih untuk menunda dikarenakan mungkin mempengaruhi hasil pemilihan.

Kementerian Kehakiman mengatakan pada 24 Desember — setelah pemilihan awal diumumkan — bahwa pengerjaan kasus-kasus tersebut akan berlanjut “terlepas dari peristiwa politik.”

Komentar yang menyertai jajak pendapat Maariv mengatakan bahwa jika Netanyahu memenangkan pemilihan, dia harus dapat memenuhi janji yang dia buat pada 24 Desember untuk membentuk pemerintahan sayap kanan yang sama dengan yang dia pimpin saat ini.

Jajak pendapat itu memprediksi bahwa Netanyahu dapat mengendalikan setidaknya 63 kursi parlemen, dua lebih dari koalisinya sekarang. Survei ini dilakukan terhadap 502 orang Yahudi dan Arab Israel dan memiliki margin error 4,3 persen.

Jajak pendapat baru-baru ini lainnya menunjukkan bahwa Netanyahu tetap populer di kalangan warga Israel meskipun dia kini terjerat investigasi.

Netanyahu baru-baru ini berbicara tentang pencapaian utama dalam menghadapi tantangan keamanan yang ditimbulkan oleh Iran dan militan Palestina. Dia berpidato akan membangun ekonomi yang kuat, dan mengejar jangkauan diplomatik dengan negara-negara Arab di Teluk yang berbagi kekhawatiran Israel tentang Teheran.

Netanyahu pertama kali memimpin Israel dari tahun 1996-1999. Dia kembali memimpin pada tahun 2009. Pemerintahannya saat ini telah berkuasa sejak Mei 2015.

Perbedaan atas Legislasi

Dia menyampaikan pengumuman tentang pemiu lebih awal setelah anggota koalisi pemerintahannya bertemu untuk membahas silang pendapat mengenai undang-undang.

Masalah yang mematahkan koalisi ini adalah perdebatan lama tentang apakah pria Yahudi ultra-Ortodoks harus terus dibebaskan dari wajib militer selama dua tahun yang menjadi kewajiban warga Israel lainnya.

Pengadilan tertinggi Israel tahun lalu memutuskan pembebasan wajib militer ini tidak konstitusional dan memerintahkan parlemen membuat Undang-Undang baru. (asr)

Oleh Jeffrey Heller