Pakistan Menolak Proyek Pembangkit Listrik Koridor Ekonomi Tiongkok – Pakistan

oleh Wu Ying

Mengingat kapasitas listrik yang tersedia dalam beberapa tahun ke depan masih melebihi kebutuhan, pemerintah Pakistan yang baru menolak proyek pembangunan pembangkit listrik tenaga batu bara senilai USD. 60 miliar yang ditawarkan oleh Tiongkok.

Media lokal Pakistan ‘Dawn’ melaporkan bahwa Perdana Menteri Pakistan yang baru Imran Khan telah secara resmi menyampaikan kepada Beijing bahwa negaranya tidak tertarik untuk membangun pembangkit listrik di Rahim Yar Khan. Pasalnya, pembangkit listrik yang ada masih cukup untuk digunakan dalam beberapa tahun mendatang, dan meminta Tiongkok agar proyek termaktub dapat dihapus dari daftar CPEC (China-Pakistan Economic Corridor).

CPEC menghubungkan Provinsi Xinjiang Tiongkok dan Pelabuhan Gwadar, Balochistan di Pakistan. Proyek tersebut merupakan salah satu proyek utama OBOR.

Pemerintahan lama Pakistan PML-N mempromosikan pembangunan proyek pembangkit listrik berkapasitas 1.320 MW di Rahim Yar Khan.

Seorang pejabat Pakistan mengatakan bahwa pada Komite Koordinasi Bersama ke-8 (JCC) yang diadakan pada 20 Desember tahun lalu. Delegasi yang dipimpin oleh Menteri Perencanaan dan Pengembangan negara, Makhdoom Khusro Bakhtyar telah mengusulkan penarikan diri proyek PLTB Rahim Yar Khan dari daftar CPEC. Demi kepentingan Pakistan agar memiliki akses untuk pengoptimalan struktural pasar listrik.

Pada waktu itu, Tiongkok mengusulkan untuk secepatnya melakukan penelitian bersama mengenai pengoptimalan struktur energi.

The New York Times pada bulan Desember tahun lalu melaporkan bahwa menurut rencana rahasia proyek OBOR yang dirancang oleh PKT bersama Pakistan yang mereka dapatkan, PKT akan membangun zona ekonomi khusus untuk menghasilkan pesawat tempur generasi baru, membangun sistem navigasi, sistem radar dan senjata kapal serta proyek lainnya di Koridor Ekonomi Tiongkok-Pakistan.

Artikel itu mengatakan bahwa dokumen itu yang pertama kali mengungkapkan bahwa proyek OBOR berisikan ambisi militer Tiongkok.

Michael Fuchs, seorang peneliti senior di Center for American Progress mengatakan kepada CNBC bahwa konten yang diungkapkan oleh New York Times itu “tidak mengejutkan”, tetapi itu hanya membukakan mata dunia bahwa ada udang di balik batu . Dia menilai ada tujuan militer di balik proyek OBOR.

Michael Fuchs menambahkan, rencana pembangunan infrastruktur Tiongkok (PKT) di Pakistan, Sri Lanka dan Djibouti semua itu bertujuan agar militer Tiongkok bisa masuk ke negara-negara itu. (Sin/asr)

Video Rekomendasi :