Menangkal Partai Komunis Tiongkok, India Promosikan Rudal Anti-Kapal ke ASEAN

Untuk memperkuat kerjasama dengan negara ASEAN dalam melawan ekspansi PKT di wilayah tersebut, India tengah gencar-gencarnya mempromosikan rudal jelajah supersonik anti-kapal hasil kerjasama pengembangan dengan pihak Rusia yakni “BrahMos”, selain dipromosikan ke Vietnam dan Filipina, rudal tersebut juga dijajaki untuk dijual ke Indonesia.

Surat kabar India “Hindustan Times” mengutip pernyataan nara sumber yang mengatakan, India tengah menjajaki kemungkinan untuk menjual rudal BrahMos tersebut pada Indonesia.

Sebuah tim dari perusahaan patungan India-Rusia yang mengembangkan rudal BrahMos itu tahun lalu berkunjung ke sebuah galangan kapal milik negara di Surabaya, Indonesia, untuk mengevaluasi instalasi rudal BrahMos di atas kapal perang RI.

Nara sumber ini mengatakan, selain mempromosikan sistem rudal BrahMos kepada Indonesia, pihak India juga menyediakan radar pertahanan pantai dan baja kelas lautan, serta memberikan layanan terkait dengan jet tempur jenis Su-30 buatan Rusia bagi TNI AU, sebagai upaya mempererat kerjasama militer kedua belah pihak.

Central News Agency memberitakan, untuk melawan ekspansi ekonomi dan militer RRT di zona India-Pasifik yang bertujuan memperkuat pengaruhnya, India sedang mendorong kebijakan “Act East” untuk memperkuat kerjasama dengan negara-negara ASEAN, termasuk kerjasama militer.

Sebelumnya India telah berunding dengan pemerintah Vietnam dalam rangka menjual rudal BrahMos.

Menurut media massa Filipina, jelang tutup tahun 2018, AL Filipina dan pejabat Kemenhan telah melakukan pertemuan kedua dengan BrahMos Aerospace Corporation India membahas soal rudal BrahMo. Sebelumnya pertemuan pertama telah dilangsungkan di Manila.

Rudal jelajah supersonik BrahMos adalah hasil pengembangan perusahaan join-venture kerjasama India dan Rusia sejak tahun 1998, AL India di tahun 2005 telah menempatkan rudal BrahMos pada kapal perangnya. Indonesia adalah salah satu negara di Asia Tenggara yang diutamakan India.

“Hindustan Times” memberitakan, walaupun saat ini antara Indonesia dengan India belum tercapai kesepakatan akhir terkait transaksi rudal BrahMos ini.  Namun pada India Defense World Expo 2018 akhir tahun lalu, sebuah tim dari perusahaan join-venture India-Rusia ini telah mengunjungi galangan kapal nasional Indonesia yakni PT. PAL Indonesia di Surabaya. Ini adalah satu langkah penting bagi upaya India dalam rangka mengekspor sistem persenjataannya ke luar negeri.

Menurut nara sumber, tahun lalu sejumlah anggota parlemen dari Komisi Urusan Pertahanan, Diplomatik dan Informasi Indonesia telah berkunjung ke kantor pusat BrahMos.

Narasumber juga menambahkan, teknologi India tidak serumit teknologi Barat, yang cukup bernilai bagi negara di wilayah ini. “Memperdalam kerjasama di bidang pertahanan dengan India adalah prakarsa yang sangat baik, karena India memiliki teknologi yang canggih, juga aplikatif dan ekonomis.”

Seorang purnawirawan brigjen AL India yang juga ketua ‘Society for Policy Studies’ bernama C. Uday Bhaskar berpendapat, sangatlah penting bagi India untuk memasok rudal BrahMos ke Indonesia. Karena ini akan memperkuat citra militer India sebagai negara pengekspor teknologi rudal jelajah yang bisa diandalkan.

Karena rudal BrahMos dapat dipersenjatai dengan hulu ledak nuklir, India tengah berupaya mengembangkan dan uji coba rudal BrahMos versi peluncuran di udara berukuran kecil yang dapat dipasang pada jet tempur Su-30, dengan harapan dapat membentuk kemampuan dengan nuklir three-in-one.

Dimaksud dengan nuklir three-in-one adalah memiliki kemampuan serang dengan tiga jenis nuklir yakni rudal balistik antar benua yang diluncurkan dari darat, rudal balistik yang diluncurkan dari kapal selam dan dengan pesawat pembom strategis sekaligus.

Menurut pemberitaan Central News Agency, dikarenakan Vietnam dan Filipina adalah negara sonar utama (Claimant Country, negara yang mengklaim kedaulatannya atas wilayah tertentu, Red.) dalam konflik wilayah kedaulatan Laut Tiongkok Selatan yang langsung menghadapi ancaman militer Beijing, menjual senjata ini kepada Vietnam dan Filipina untuk memperkuat AL mereka untuk melawan ekspansi RRT di zona India-Pasifik juga sangat sejalan dengan kepentingan strategis India. (Sud/whs/asr)