Kandungan Helium Bumi Hampir Habis

oleh Zhang Ni

Para ahli memperingatkan bahwa jika kita masih terus memboroskan penggunaan helium cadangan helium di dunia akan habis dalam waktu 10 tahun ke depan.

Pencitraan Resonansi Magnetik Nuklir (Nuclear Magnetic Resonance Imaging. MRI) akan terpengaruh, Selain itu, Indium, bahan yang digunakan untuk layar ponsel dan monitor juga akan habis dalam 20 tahun.

David Cole-Hamilton, seorang pensiunan profesor kimia dari University of St Andrews di Inggris, mengimbau masyarakat luas untuk tidak lagi membeli balon helium ketika berpesta, agar kandungan helium yang sudah terbatas dapat digunakan untuk resonansi magnetik nuklir (MRI) dan penyelaman di laut dalam.

Helium yang digunakan dalam resonansi magnetik nuklir dan penyelaman di laut dalam dapat didaur ulang untuk digunakan kembali. Sedangkan balon dekoratif setelah digunakan, helium akan hilang di udara.

Helium adalah salah satu gas inert yang paling banyak manfaatnya, tetapi tidak dapat diproduksi.

Helium di bumi terutama berasal dari sumber daya yang dihasilkan mineral setelah periode peluruhan alfa yang lama dan yang tersimpan di bawah tanah.

Dalam 15 tahun terakhir, harga helium telah melonjak lima kali lipat.

Cole-Hamilton mengatakan bahwa cadangan helium di Tanzania tinggal enam tahun pemakaian, dan sisanya berada di Amerika Serikat.

Cadangan Indium, logam lain yang merupakan bahan untuk pembuatan layar ponsel dan monitor juga akan habis dalam 20 tahun. “Kita masih bisa memproduksi ponsel, tetapi harganya jauh lebih mahal,” kata Cole-Hamilton.

Cole-Hamilton memperingatkan bahwa jika para ilmuwan menyadari masalah ini, mereka dapat menghindarinya. Dia menyarankan agar orang tidak terlalu sering mengganti ponsel mereka. Di Inggris, ada 1 juta ponsel yang diganti setiap bulannya.

Kedua, ia menyarankan agar orang dapat mengganti baterai ponsel dan membangun mekanisme daur ulang baterai.

Ketika ditanya siapa yang harus bertanggung jawab atas pertanyaan ini, Cole-Hamilton mengatakan : “Tentu saja adalah konsumen, karena produsen ingin menjual lebih banyak ponsel, mereka tentu berharap konsumen sering mengganti ponselnya.” (Sin/asr)

Video Rekomendasi : 

https://www.youtube.com/watch?v=fzwgPQM-9Co