Sistem Speaker Besar ala Revolusi Kebudayaan Kembali Dipopulerkan Komunis Tiongkok

Epochtimes.com

Komunis Tiongkok terus memperketat kontrol terhadap ideologi para petani Tiongkok, dan sekali lagi mempromosikan cusi otak tanpa terputus melalui sistem penyiaran speaker besar ala Revolusi Kebudayaan di masa lalu. Kini berulang kali menanamkan ideologi ateis, menyanyikan lagu-lagu merah komunis kepada sejumlah besar penduduk desa.

Baru-baru ini, majalah ‘Bitter Winter’ mendapatkan surat edaran dari Pemkot Shangqiu, Henan yang berjudul ‘Pemberitahuan Pelaksanaan Kampanye Selamat Hari Minggu’ di Distrik Xiangyang.

Surat edaran ini dengan tema membatasi kepercayaan agama sebagai topik untuk menggalakkan penggunaan sistem penyiaran speaker besar ala Revolusi Kebudayaan kepada rakyat pedesaan dengan tujuan mempromosikan kebijakan agama Partai Komunis Tiongkok yang ateis dan ideologi Karl Marx.

Sistem speaker besar merupakan salah satu alat ikon Revolusi Kebudayaan dan alat “pencerahan” penting bagi PKT pada tahun 1960-an dan 1970-an.

Alat-alat itu dapat dilihat di mana-mana baik di pinggir jalan tau digantungkan di atas tiang listrik untuk menyiarkan lagu-lagu komunisme, lagu pujaan terhadap Mao Zedong, dan mempromosikan kebijakan Partai Komunis Tiongkok (PKT).

Akhir-akhir ini speaker besar itu kembali banyak digunakan di daerah pedesaan. Setiap hari pukul 7:00 pagi, dengan diiring lagu merah yang berjudul ‘Tiongkok Baru Tidak Akan Lahir Tanpa Partai Komunis’, stasiun radio ‘Suara PKT Cabang Jiangkouzhen’ di Propinsi Henan memulai siarannya.

Tugas resmi stasiun radio ini adalah mempromosikan tradisi revolusioner PKT, membentuk kembali cita-cita revolusioner, kepercayaan, dan moral PKT, dengan tujuan agar masyarakat mencintai partai, merasakan rahmat yang didapat dari partai, dan sejalan dengan partai.

Menurut laporan media corong PKT ‘Global Times’ bahwa pada akhir bulan Desember tahun lalu, lebih dari 200 kota dan kabupaten di daratan Tiongkok telah bergabung dengan apa yang disebut ‘proyek speaker besar pedesaan baru’.

Gerakan yang dipimpin oleh PKT  ini menghendaki setiap hari pagi, siang dan malam bersiaran sebanyak 3 kali. Dari 2019 hingga 2020, proyek ini diharapkan mencakup 300.000 desa di 14 provinsi.

Cuci otak secara paksa

Sistem speaker besar yang diam-diam dimunculkan kembali di wilayah pedesaan Tiongkok telah menarik perhatian banyak pihak. Zhang Lifan, seorang sejarawan Akademi Ilmu Sosial Tiongkok mengatakan bahwa kembalinya speaker ala Revolusi Kebudayaan itu berarti bahwa PKT mencoba untuk memaksakan kehendaknya sendiri kepada rakyat, tidak peduli apakah mereka ingin mendengarnya, pokoknya harus !

Beberapa komentator dunia maya menyamakan proyek speaker besar tersebut sebagai  propaganda yang dilakukan oleh menteri propaganda Nazi Jerman Joseph Goebbels yang membagikan radio kepada setiap keluarga Jerman, memaksa mereka untuk mendengarkan propaganda Nazi setiap hari. Tapi speaker besar yang dipasang PKT sekarang ini “tidak bisa dimatikan”.

Seorang warganet daratan Tiongkok berkomentar bahwa karena suara yang keluar dari speaker besar itu keras dan berisik, beberapa anak muda yang kembali ke rumah untuk bertahun baru Imlek sampai ingin membongkar speaker, tetapi diperingatkan bahwa mereka berisiko masuk penjara.

Beberapa orang berpikir bahwa dampak dari speaker besar itu terhadap perilaku orang adalah sama dengan pencucian otak secara paksa.

Seorang warga Tiongkok berkomentar : “Ini (speaker besar di pedesaan) adalah bagian dari kenangan masa kecil saya. Di depan rumah nenek saya ada digantung satu speaker. Karena tidak bisa dimatikan saya terpaksa mendengarkan setiap hari. Tidak ada lagi cara yang lebih efektif daripada ini.”

Dalam buku ‘Tujuan Akhir Komunisme’ yang diterbitkan oleh The Epoch Times telah jelas disebutkan bahwa, Partai Komunis menyebut cuci otak sebagai transformasi pemikiran. Transformasi ideologis semacam ini harus disertai dengan cara-cara paksaan, sehingga orang tidak dapat secara aktif melarikan diri dari sana. Selain itu juga dibarengi dengan penyiksaan spiritual yang kejam, memaksa orang untuk tunduk.

Li Yan, mantan guru asal Tiongkok yang tinggal di Amerika Serikat pernah mengatakan : “PKT menggunakan cara ini untuk memaksa seluruh masyarakat menanggalkan kepercayaan agama mereka, dengan cara seperti itu supaya tujuan roh-roh jahat komunisme mengendalikan manusia dapat terwujud. Yang akhirnya menghancurkan kehidupan.” (Sin/asr)

Video Rekomendasi : 

https://www.youtube.com/watch?v=YFI5lluIbzs

Atau Anda Menyukai Video Ini : 

https://www.youtube.com/watch?v=CJmtVKz1BS0