Saham Boeing Anjlok Akibat Dikandangkannya 737MAX8 Setelah Dua Insiden Mematikan

EpochTimesId – Produsen pesawat Jet Boeing mendapati sahamnya anjlok hingga hampir 12 persen tidak lama setelah pasar keuangan dibuka pada 11 Maret 2019. Ini menyusul berita tentang kecelakaan kedua yang mematikan dari pesawat 737 MAX 8 dalam waktu kurang dari lima bulan.

Namun, karena trader melihat peluang untuk membeli saham dengan harga diskon, saham pulih sekitar setengah dari penurunan pada penutupan perdagangan reguler.

737 MAX 8 memulai debutnya kurang dari dua tahun lalu, dan maskapai seantero jagat memesan lebih dari 5.000. Namun, pada 10 Maret, Ethiopian Airlines 737 MAX 8 kembali jatuh sekitar enam menit setelah lepas landas dari Addis Ababa, Afrika, dan menewaskan semua dari 157 orang di dalamnya.

Ini adalah contoh kedua yang melibatkan pesawat jenis itu, setelah 737 MAX 8 Lion Air jatuh di lepas pantai Indonesia pada 29 Oktober 2018. Insiden ini menewaskan 189 orang di atas pesawat. Di sana, tampak bahwa para pilot berjuang untuk mengatasi sistem otomatis yang secara keliru memaksa dan mengarahkan hidung pesawat ke bawah, selama 26 kali dalam penerbangan selama 13 menit, hingga pilot akhirnya kehilangan kendali, berdasarkan penyelidikan awal.

Belum jelas apa yang menyebabkan kecelakaan kedua, meskipun keduanya terjadi tak lama setelah lepas landas. Lepas landas dan pendaratan adalah bagian paling berisiko dari penerbangan dan saat itulah sebagian besar kecelakaan terjadi.

Jetliner Dikandangkan
Ethiopian Airlines, yang memiliki empat jet 737 MAX 8 lainnya, mengatakan akan meng-grounded mereka sebagai tindakan pencegahan.

Tiongkok pada 11 Maret 2019 juga memerintahkan perusahaan penerbangannya untuk menunda operasi jet 737 MAX 8 mereka pada pukul 6 sore waktu lokal. Badan Penerbangan Sipil Tiongkok (CAAC) mengatakan akan memberi tahu maskapai ketika mereka diperbolehkan melanjutkan operasional atau menerbangkan jet, setelah menghubungi Boeing dan Federal Aviation Administration (FAA) AS.

Indonesia juga untuk sementara mengandangkan pesawat Boeing terbaru itu untuk diperiksa.

Cayman Airways melakukan tindakan yang sama. Kedua jet barunya untuk sementara dikandangkan. Ada pula India yang mengumumkan upaya tinjauan keselamatan dengan instruksi baru pada 11 atau 12 Maret 2019, untuk maskapai lokal.

Seorang pejabat senior AS mengatakan terlalu dini untuk mengatakan apakah ada hubungan langsung antara kedua kecelakaan itu. Akan tetapi, mereka menilai bahwa potensi hubungan itu adalah prioritas bagi penyelidik.

Logo saham Boeing ditampilkan di layar di lantai Bursa Efek New York, AS pada 11 Maret 2019. (Foto : Spencer Platt/Getty Images/The Epoch Times)

Pilot yang berpengalaman
Ethiopian Airlines mengatakan pilotnya, Yared Getachew, yang merupakan warga negara ganda Ethiopia-Kenya, memiliki ‘catatan terpuji’ dan memiliki lebih dari 8.000 jam pengalaman terbang.

“Pesawat itu, yang dikirim pada November 2018, telah terbang lebih dari 1.200 jam, dan telah kembali dari Johannesburg pada 10 Maret sebelumnya. Meskipun demikian, Getachew telah menyebutkan kesulitan dan ingin kembali,” kata CEO Tewolde GebreMariam.

Pesawat itu jatuh di dekat kota Bishoftu, 38 mil tenggara Addis Ababa, dengan 149 penumpang dan delapan awak di dalamnya.

“Pesawat itu sangat dekat dengan tanah dan berbelok. Kami melihat dan melihat kertas-kertas jatuh dari pesawat,” Malka Galato, petani yang lahannya dihantam pesawat, menuturkan kepada Reuters.

“Sapi-sapi yang sedang merumput di ladang berlari panik. Ada asap dan percikan api muncul dari bagian belakang pesawat.”

Petani lain, Tamirat Abera mengatakan kepada Reuters bahwa pesawat terlihat mencoba untuk naik kembali, tetapi gagal, lalu berbelok tajam. Kemudian diikuti kemunculan asap putih dan benda-benda lain berhamburan, termasuk pakaian, sebelum pesawat jatuh.

Para korban berasal dari 30 negara lebih, termasuk 21 anggota staf Perserikatan Bangsa-Bangsa. AS sebelumnya mengatakan 22 stafnya ada di dalam pesawat.

Penerbangan memiliki kecepatan vertikal yang tidak stabil setelah lepas landas, tulis situs pelacakan penerbangan Flightradar24 di Twitter. Data yang dirilis oleh layanan yang berbasis di Swedia menunjukkan bahwa pesawat telah naik hampir 1.000 kaki setelah lepas landas dari bandara yang panas, dengan udara yang lebih tipis yang membutuhkan upaya ekstra dari mesin pesawat.

Ketinggian pesawat kemudian merosot sekitar 450 kaki sebelum dengan cepat naik 900 kaki ke titik di mana data pelacakan satelit hilang.

Saham Boeing telah meningkat dengan sangat baik dan stabil selama 30 bulan terakhir, nilainya hampir tiga kali lipat, meskipun mengalami kemunduran terbaru. Namun, setelah kecelakaan 29 Oktober 2018, sahamnya anjlok sekitar 6,5 persen, namun kemudian pulih hanya dalam tiga hari.

Boeing mengirimkan 806 pesawat tahun lalu, kehilangan target dengan kurang hanya empat jet, tetapi masih mempertahankan gelar pembuat pesawat terbesar di dunia untuk tahun ketujuh berturut-turut. Pesaing dari Eropa, Airbus mengirim 800 pesawat pada 2018.

Maskapai penerbangan barat daya Amerika itu mengatakan mereka tetap sepenuhnya ‘percaya diri’ terhadap kualitas dan penjualan pesawat 737 MAX 8 dan memonitor investigasi. (PETR SVAB dan Reuters/The Epoch Times/waa)

Video Pilihan :

https://youtu.be/fTKcu82AtsA

Simak Juga :

https://youtu.be/rvIS2eUnc7M