Parlemen Italia Lindungi Wakil PM Italia Salvini dari Penyelidikan Kasus Imigran

EpochTimesId – Parlemen Italia menghalangi para jaksa penuntut untuk melakukan penyelidikan terhadap Wakil Perdana Menteri Matteo Salvini, pada 20 Maret 2019. Jaksa ingin menyelediki kasus Salvini dalam dugaan penyalahgunaan kekuasaan dan penculikan para imigran gelap.

Salvini, yang juga menjabat menteri dalam negeri dan pemimpin partai Liga sayap kanan, telah menyatakan pelabuhan Italia tertutup bagi migran ilegal dan pencari suaka. Kebijakan yang diterapkan sejak Dia bergabung untuk membentuk koalisi yang berkuasa pada tahun lalu, dengan Gerakan anti-kemapanan, 5-Star Movement.

Pada bulan Agustus 2018, Mendagri memblokir kapal penjaga pantai Italia yang membawa 150 migran, selama hampir satu minggu di lepas pantai Sisilia. Sebelum akhirnya kapal itu diijinkan berlabuh, setelah Albania, Irlandia, dan Gereja Katolik Italia sepakat untuk menampung mereka.

Hakim kemudian menempatkan nama Salvini dalam penyelidikan, dan meminta parlemen untuk mencabut kekebalan politiknya agar dapat diadili. Akan tetapi, pada 20 Maret 2019, majelis tinggi parlemen, Senat, menolak permintaan itu dan mengatakan dia bertindak demi kepentingan nasional.

“Saya harap tidak ada seorang pun di majelis ini, mengalami kesulitan dalam memahami konsep negara dan kedaulatan nasional,” kata Salvini kepada para anggota parlemen menjelang pemungutan suara.

“Inilah alasan rakyat Italia menggajiku: Untuk mempertahankan perbatasan kita, dan untuk menjaga keamanan negara kita.”

Dengan pemungutan suara masih berlangsung, Senator Maurizio Gasparri, yang mengepalai panel yang ditugasi mempertimbangkan kasus Salvini, mengatakan sudah jelas bahwa sebagian besar telah memilih untuk mendukungnya.

Masalah ini telah menebarkan perpecahan dalam pemerintahan dan khususnya dalam koalisi 5-Star, yang di masa lalu mengkritik manuver parlemen untuk menghentikan proses peradilan terhadap anggota parlemen.

Luigi Di Maio, pemimpin 5-Star, mengadakan pemungutan suara online bulan lalu di antara anggota, yang memilih 59-41 persen untuk melindungi Salvini.

Namun, dua senator 5-Star mengatakan mereka akan mengabaikan pemungutan suara itu dan memilih melawan sekutu koalisi mereka. Mereka diperkirakan akan keluar dari koalisi, yang akan mengurangi kursi mayoritas Senat pemerintah yang sudah ramping.

Sebuah usaha dipimpin Italia untuk menghentikan jaringan penyelundupan orang (imigran) dan meningkatkan pencegatan oleh penjaga pantai Libya. Kebijakan itu membantu mengurangi jumlah migran yang berhasil melintasi Laut Mediterania dari Afrika ke Italia sekitar 80 persen tahun lalu, menjadi sekitar 23.000, menurut Organisasi Internasional untuk Migrasi. Sekitar 1.300 tewas dalam upaya itu.

Dalam serangkaian terbaru dari kebuntuan yang melibatkan kapal penyelamat kemanusiaan, sebuah kapal Italia yang membawa 49 migran Afrika dikawal ke pelabuhan Lampedusa oleh polisi pada 19 Maret 2019. Salvini meminta semua awak kapal untuk ditangkap.

Jaksa penuntut pada 20 Maret 2019 memerintahkan kapal itu untuk disita dan membuka penyelidikan terhadap kapten kapal tersebut. Kapten kapal diduga membantu dan bersekongkol dengan sindikat perdagangan manusia. Sebuah sumber pengadilan mengatakan seorang hakim telah memerintahkan agar kapal itu, Mare Jonio, ditahan.

Kapal itu menjemput para migran, termasuk 12 anak di bawah umur, pada 18 Maret setelah perahu karet mereka mulai tenggelam di Mediterania tengah, sekitar 42 mil di lepas pantai Libya.

Kapal kemanusiaan segera berlayar ke pulau Lampedusa di Italia, menentang Salvini. Setelah awalnya dicegah dari dermaga, Mare Jonio tiba-tiba ditemani oleh polisi di malam hari saat badai mendekat.

Sumber peradilan mengatakan para migran akan diizinkan turun, sementara kapal akan disita dan para kru menghadapi kemungkinan investigasi. (REUTERS/The Epoch Times/waa)

Video Pilihan :

https://youtu.be/fTKcu82AtsA

Simak Juga :

https://youtu.be/rvIS2eUnc7M