Rusia Menolak Tarik Personil Militer dari Venezuela

EpochTimesId – Rusia menolak seruan dari Presiden Amerika Serikat, Donald Trump untuk menarik semua personil militer dari Venezuela, pada 28 Maret 2019. Rusia mengatakan hanya mengirim ‘Tenaga Ahli’ sebagai bagian dari kesepakatan kerja sama militer.

Sehari sebelumnya, Trump mengatakan bahwa ‘semua opsi’ sedang dipertimbangkan untuk membuat Rusia menarik pasukan militer mereka keluar dari Venezuela. Pernyataan presiden tersebut mengikuti pemberitaan pekan lalu, bahwa dua pesawat angkatan udara Rusia mendarat di pinggir Caracas membawa. Kedua pesawat militer membawa seorang jenderal, sekitar 100 tentara Rusia, dan logistik peralatan militer.

Atase militer Venezuela di Moskow, Jose Rafael Torrealba Perez, mengatakan bahwa Rusia memang mengirim ‘tentara’ ke Venezuela. Akan tetapi, mereka tidak akan ambil bagian dalam operasi militer.

“Kehadiran prajurit Rusia di Venezuela terkait dengan diskusi kerja sama di bidang teknis-militer,” kata Perez.

Rusia dan Tiongkok sudah selama bertahun-tahun menggelontorkan miliaran dolar AS ke Venezuela, dan diktator tidak sah negara itu, Nicolás Maduro, melalui pinjaman dan kesepakatan energi. Rusia juga berulang kali memperingatkan Amerika Serikat untuk tidak melakukan intervensi militer di Venezuela. Pendukung Maduro terkenal lainnya termasuk Turki, Bolivia, Iran, dan Kuba.

Amerika Serikat mendukung Juan Guaido, presiden sementara yang diakui secara internasional yang mendapat dukungan lebih dari 50 negara demokratis. Ketika Venezuela berubah menjadi kekacauan politik, pemerintahan Trump telah meningkatkan tekanan pada rezim sosialis dengan penambahan sanksi baru pada 22 Maret 2019. Kali ini, Amerika menargetkan Bank Pembangunan Nasional Venezuela, Bandes.

Pasukan Rusia digambarkan oleh juru bicara kementerian luar negeri Rusia, Maria Zakharova sebagai ‘spesialis-Rusia’ pada 28 Maret 2019. Dia tidak memberikan rincian lebih lanjut.

“Rusia tidak mengubah keseimbangan kekuasaan di kawasan itu, Rusia tidak mengancam siapa pun, tidak seperti (pejabat) di Washington. Tenaga ahli Rusia telah tiba di Venezuela sesuai dengan ketentuan perjanjian bilateral antar pemerintah tentang kerja sama militer-teknis. Tidak ada yang membatalkan dokumen ini,” ujar Maria Zakharova kepada wartawan.

Departemen Luar Negeri AS belum menanggapi permintaan komentar dari The Epoch Times. Maduro, yang tetap memegang kendali atas aparatur negara dan militer negara itu, menggambarkan Guaido sebagai boneka Amerika Serikat.

Carlos Trujillo, Duta Besar AS untuk Organisasi Negara-negara Amerika (OAS), mengecam pengiriman pasukan militer Rusia.

OAS beranggotakan 35 negara-negara merdeka di Amerika Serikat, dan membentuk forum politik, yuridis, dan sosial pemerintah, menurut situs web mereka.

“Saya mengecam keras penempatan pesawat Rusia dan personil militer di Venezuela pada 23 Maret 2019. Penempatan ini adalah peningkatan gegabah dari situasi berbahaya,” kata Trujillo.

Trujillo mencatat bahwa Rusia tidak sendirian.

“Pejabat militer dan intelijen Kuba telah menopang Nicolás Maduro selama bertahun-tahun, dan mereka telah mengambil peran yang lebih besar sekarang untuk melindungi bekas rezim yang hancur,” kata Dubes.

Duta Besar juga mengemukakan bahwa di bawah pasal 187 konstitusi Venezuela, Majelis Nasional harus ‘mengesahkan operasi misi militer Venezuela di luar negeri atau misi militer asing di dalam negara’.

Dia mengatakan pengerahan Rusia merupakan ‘pelanggaran terang-terangan’ terhadap konstitusi Venezuela sejak Majelis Nasional, yang dikepalai Guaido, tidak mengesahkan kehadiran pasukan militer Kuba dan Rusia.

“Saya meminta semua Negara Anggota OAS untuk dengan penuh semangat memprotes kedatangan personil militer Rusia, dan kelanjutan kehadiran agen-agen Kuba di Venezuela,” kata Trujillo. (BOWEN XIAO dan Reuters/The Epoch Times/waa)

Video Pilihan :

https://youtu.be/fTKcu82AtsA

Simak Juga :

https://youtu.be/rvIS2eUnc7M